SokoBisnis

Pameran TEI 2025 Berakhir, KDEI Taipei Catat Potensi Transaksi Rp4,4 Miliar antara UMKM Indonesia dan Taiwan

Taiwan Food and Drugs Administration (TFDA) menetapkan persyaratan ketat terhadap pemasukan produk pangan olahan, termasuk batas kandungan bahan kimia.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
19 Oktober 2025
<p>Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei memfasilitasi pelaku UMKM menjajaki business matching dengan buyer Taiwan di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, pada 16-17 Oktober 2025. Dalam pertemuan tatap muka tersebut, UMKM mencatat potensi transaksi sebesar Rp4,4 miliar. Sebagian besar berasal dari sektor produk pangan dan rempah unggulan. (Dok. Kemendag)</p>

<p> </p>

Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei memfasilitasi pelaku UMKM menjajaki business matching dengan buyer Taiwan di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, pada 16-17 Oktober 2025. Dalam pertemuan tatap muka tersebut, UMKM mencatat potensi transaksi sebesar Rp4,4 miliar. Sebagian besar berasal dari sektor produk pangan dan rempah unggulan. (Dok. Kemendag)

 

SOKOGURU, KABUPATEN TANGERANG- Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 Tahun 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Kabupaten Tangerang, Banten, resmi berakhir, Minggu, 19 Oktober 2025 ditutup oleh Menteri.

Sementara pameran Pangan Nusa Expo berakhir, Sabtu, 18 Oktober 2025 di tempat yang sama.  

Selama kegiatan berlangsung yang dimulai pada 15 Oktober,  Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei memfasilitasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjajaki kerja sama bisnis (business matching) dengan buyer Taiwan di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025. 

Baca juga: Waralaba Kopi Indonesia Bukukan Potensi Transaksi Rp9,6 Miliar di TEI 2025, Fasilitasi dari KDEI Taipei

Dalam pertemuan tatap muka tersebut, UMKM mencatat potensi transaksi sebesar USD2,8 juta atau setara Rp4,4 miliar. Sebagian besar berasal dari sektor produk pangan dan rempah unggulan.

Kegiatan business matching yang dilaksanakan pada 16–17 Oktober 2025 itu mempertemukan lebih dari 20 pelaku bisnis Taiwan dengan lebih dari 60 pelaku UMKM Indonesia. 

Sebagian besar peserta Indonesia merupakan pelaku UMKM di sektor pangan, rempah, dan kudapan. Komoditas-komoditas tersebut merupakan unggulan sekaligus daya tarik utama bagi mitra bisnis dari Taiwan.

Baca juga: Gelar Forum Bisnis, KDEI Taipei Jaring Buyer dan Investor Taiwan ke Trade Expo Indonesia 2025

“Sebagian besar pelaku bisnis Indonesia yang mengikuti kegiatan ini adalah UMKM. Melalui business matching tatap muka ini, kami berharap dapat membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi produk- produk UMKM Indonesia ke pasar Taiwan,” ujar Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo.

Menurut Arif, business matching itu menjadi salah satu langkah KDEI Taipei dalam memperkuat sinergi antara pelaku usaha Indonesia dan Taiwan, membuka peluang ekspor baru bagi UMKM, serta meningkatkan nilai tambah produk Indonesia di pasar internasional.

Arif melanjutkan, dari total potensi transaksi tersebut, produk pangan UMKM mendominasi hingga 81,20% atau sekitar USD2,2 juta. 

Baca juga: Di TEI 2025 Kemendag Kenalkan Instrumen Hukum Penunjang Ekspor ‘Apostille’

“Catatan ini mencerminkan tingginya minat pelaku bisnis Taiwan terhadap produk-produk makanan olahan Indonesia seperti rempah, gula batu, garam, sabut kelapa, kopra putih, kacang hijau, makanan laut beku, madu, cokelat bubuk, abon ikan, kerupuk, kudapan, dan makanan rendah kalori,” imbuhnya.

 

Bangun kerja sama jangka panjang 

Selain mendapatkan transaksi potensial, kegiatan ini juga difokuskan untuk membangun kerja sama jangka panjang antara pelaku usaha Indonesia dan Taiwan. 

KDEI Taipei turut memfasilitasi penandatanganan kerja sama antara pelaku bisnis Taiwan dengan PT Depo Ekspor Indonesia dan PT Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Karya Pangan yang membawahi sekitar 400 UMKM di Indonesia yang memproduksi produk pangan, antara lain madu, minuman kesehatan, dan keripik serta produk nonpangan seperti pelet kayu dan pakan ternak .

Melalui kerja sama tersebut, disepakati pengiriman produk UMKM Indonesia sebanyak satu kontainer per bulan dengan nilai potensi sekitar USD30 ribu per bulan atau USD360 ribu per tahun. 

Kesepakatan itu diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat rantai pasok produk UMKM Indonesia di pasar Taiwan. 

“Jumlah WNI di Taiwan mencapai sekitar 400.000 orang dan terdapat lebih dari 700 toko yang menjual produk Indonesia di berbagai kota. Hal ini menjadi modal kuat bagi penguatan distribusi dan penetrasi produk UMKM Indonesia di pasar Taiwan,” tambah Arif.

Di lain pihak, Ketua Umum Depo Ekspor Indonesia Handito Joewono mengungkapkan, KDEI Taipei telah melakukan pendampingan secara intensif dan berkelanjutan melalui kegiatan business matching, baik secara daring maupun luring.

“Bagi kami, para eksportir baru dan GAPMMI di Bidang Kerja Sama Luar Negeri, benar-benar kami rasakan bahwa KDEI Taipei melakukan pendampingan secara intensif dan berkelanjutan melalui business matching daring dan luring,” kata Handito.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan KDEI Taipei Wara Agustina Rukmini menekankan pentingnya pemahaman terhadap standar dan regulasi pangan Taiwan agar produk UMKM dapat diterima di pasar tersebut. 

Taiwan melalui Taiwan Food and Drugs Administration (TFDA) menetapkan persyaratan ketat terhadap pemasukan produk pangan olahan, termasuk batas kandungan bahan kimia.

“KDEI Taipei siap membantu pelaku usaha Indonesia, termasuk UMKM, untuk memenuhi standar tersebut dengan menjembatani mereka kepada instansi terkait di Indonesia maupun di Taiwan,” jelas Wara.

Selain business matching, KDEI Taipei juga mendampingi buyer dalam kunjungan ke stan UMKM di area TEI 2025. 

Pada kunjungan tersebut, pelaku usaha Taiwan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap produk-produk Indonesia. Beberapa komoditas yang diminati, antara lain, cokelat bubuk, kopi, sambal, kopra putih minyak bawang, dan makanan rendah kalori.

“Pameran ini sangat besar dan produk Indonesia sangat beragam. Saya sangat senang bisa hadir dalam Trade Expo Indonesia 2025,” ujar Cheng Yuan-Mei, salah satu pelaku bisnis Taiwan yang mengikuti pameran.

Hal senada disampaikan oleh pelaku bisnis Taiwan lainnya, Popo dan Hung Yeh, yang menyampaikan ketertarikannya untuk menjajaki kerja sama dengan Original Equipment Manufacturer (OEM) dan Original Design Manufacturer (ODM) asal Indonesia. Mereka juga berminat untuk menguji coba merek- merek Indonesia di pasar Taiwan. (SG-1)