SokoBerita

Di Pertemuan Dewan Menteri Perdagangan, Indonesia Dukung Penuh Perluasan D-8 PTA

Mesir mengakhiri masa Keketuaan D-8 di akhir 2025 dan dilanjutkan Indonesia untuk periode 2026--2027. Indonesia siap jadi tuan rumah pertemuan TMC berikutnya.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
04 Desember 2025
<p>Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dalam Pertemuan ke-4 Dewan Menteri Perdagangan (Trade Ministers Council/TMC) di Kairo, Mesir, pada Selasa, 2 Desember 2025. Pertemuan membahas upaya peningkatan perdagangan intra D-8 dan penguatan integrasi ekonomi antarnegara anggota D-8. (Dok. Kemendag)</p>

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri dalam Pertemuan ke-4 Dewan Menteri Perdagangan (Trade Ministers Council/TMC) di Kairo, Mesir, pada Selasa, 2 Desember 2025. Pertemuan membahas upaya peningkatan perdagangan intra D-8 dan penguatan integrasi ekonomi antarnegara anggota D-8. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, KAIRO- Dalam Pertemuan ke- 4 Dewan Menteri Perdagangan (Trade Ministers Council/TMC) di Kairo, Mesir, dibahas perluasan Developing-Eight Preferential Trade Agreement (D-8 PTA) menjadi perjanjian yang lebih komprehensif. 

Indonesia yang diwakili Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri mendukung penuh pembahasan tersebut.

PTA tersebut, katanya, diharapkan dapat meningkatkan perdagangan antarnegara anggota sebesar USD500 miliar pada 2030 sesuai amanat D-8 Decennial Roadmap 2020–2030.

Baca juga: Di NHCCE Kuala Lumpur, Wamendag Roro Sebut Kemendag Siapkan Mitigasi Hadapi Tren Perdagangan Dunia

Pada pertemuan yang berlangsung pada Selasa, 2 Desember 2025 itu, Wamendag Roro  mengatakan, secara khusus, Indonesia mengajak Azerbaijan sebagai anggota baru D- 8, untuk turut bergabung dalam pemanfaatan PTA untuk peningkatan perdagangan intra D-8. 

"Indonesia mendorong anggota D-8 lainnya untuk mempercepat prosedur domestik agar PTA dapat diimplementasikan secara penuh,”jelasnya, seperti dikutip Keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis, 4 Desember 2025.

Turut hadir mendampingi Roro, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono.

Baca juga: Hadiri Pertemuan AEM ke-57 di Kuala Lumpur, Wamendag Roro Bahas Tantangan Ekonomi di ASEAN

“Untuk mencapai target ini, kerja sama harus melampaui pengurangan tarif dan menggabungkan elemen-elemen yang memfasilitasi perdagangan serta mendorong investasi dan memperkuat kerja sama regulasi,” ujarnya. 

Terkait modalitas negosiasi, sambung Roro, Indonesia mendukung perluasan PTA, baik melalui pendekatan inkremental (disiplin ilmu baru ditambahkan secara bertahap) maupun melalui satu upaya tunggal yang mencakup semua elemen secara komprehensif.

“Yang terpenting yaitu prosesnya tetap inklusif, seimbang, dan mencerminkan beragam kapasitas dan prioritas pembangunan negara anggota D-8,” imbuhnya.

Baca juga: Wamendag Roro: Indonesia Dorong Penguatan Fasilitasi Perdagangan bagi UMKM di Kawasan APEC

Wamendag Roro juga mengemukakan, Indonesia melihat peluang yang luar biasa untuk berkolaborasi dalam perdagangan dan industri halal. Pasar halal global berkembang pesat dan diproyeksikan mencapai lebih dari USD 3 triliun di tahun-tahun mendatang.

"D-8 berada di posisi yang tepat untuk memperkuat peran Indonesia di bidang pangan, kosmetik, farmasi, fesyen, dan jasa halal. Kami yakin, integrasi terkait halal ke dalam kerangka perdagangan yang lebih luas akan mendukung daya saing dan memperluas peluang pasar yang lebih luas," ujar Wamendag Roro.

Keketuaan Indonesia di D-8

Mesir mengakhiri masa Keketuaan D-8 pada akhir 2025 dan akan dilanjutkan Indonesia untuk periode dua tahun ke depan (2026--2027). Seiring dengan Keketuaan Indonesia di D-8, Indonesia menyampaikan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan TMC berikutnya.

“Sebagai Ketua D-8 untuk periode 2026--2027, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah TMC berikutnya dan mengundang partisipasi seluruh negara anggota D-8. Indonesia juga akan mengundang dunia usaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan D-8 Business Forum dan D-8 Expo, memanfaatkan momentum penyelenggaraan D-8 TMC,” jelas Wamendag Roro.

Pertemuan TMC ke-4 mengadopsi Cairo Declaration on Trade yang mencerminkan komitmen negara anggota mendorong integrasi ekonomi yang lebih kuat. 

Integrasi tersebut mencakup mendorong implementasi penuh D-8 PTA oleh seluruh negara anggota, mendorong perluasan PTA menjadi kerja sama yang progresif, dan mendorong kolaborasi bidang kepabeanan untuk fasilitasi perdagangan.

Adapun dalam pembukaan pertemuan, Sekretaris Jenderal D-8, Isiaka Abdulqadir Imam, menekankan, perdagangan global tetap menjadi pendorong utama pembangunan dengan negara-negara berkembang berkontribusi meningkatkan pangsa ekspor global dari 16 persen menjadi 44 persen antara 1990 dan 2024.

“Perdagangan global tetap menjadi pendorong utama pembangunan dengan negara-negara berkembang. Terkait hal itu, kami juga menyambut baik momentum untuk meningkatkan D-8 PTA menjadi instrumen yang lebih progresif, termasuk kemungkinan menuju perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif guna menjadikan blok tersebut lebih dinamis, kompetitif, dan berdampak besar,” ujarnya. Sebelumnya pada Senin, 1 Desember, delegasi RI yang dipimpin Dirjen Djatmiko menghadiri Senior Officials Meeting (SOM) sebagai bagian dari rangkaian persiapan menuju Pertemuan ke-4 D-8 TMC. 

Indonesia menekankan pentingnya mempercepat implementasi penuh D-8 PTA agar manfaat perdagangan dapat segera dirasakan dunia usaha. Selain itu, Indonesia meminta Komite Pengawas (Supervisory Committee/SC) untuk menjajaki agar Azerbaijan sebagai anggota baru dapat turut bergabung dalam PTA untuk meningkatkan perdagangan D-8.

"Indonesia mengajak Azerbaijan untuk bergabung dalam D-8 PTA untuk meningkatkan volume dan kualitas perdagangan antaranggota D-8 secara berkelanjutan. Dalam hal ini, Indonesia meminta Supervisory Committee agar dapat menjajaki keikutsertaan Azerbaijan dan mengawal proses ratifikasi PTA seluruh anggota D-8," jelas Djatmiko.

SOM D-8 turut membahas perkembangan Experts Working Group (EWG) dalam melakukan kajian dan menyusun scoping exercise untuk menjajaki pengembangan D-8 PTA menjadi instrumen yang lebih progresif, termasuk kemungkinan menuju Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). 

Sebagai Wakil Ketua EWG, Indonesia menegaskan dukungan penuh terhadap rencana perluasan D-8 PTA menuju CEPA dan mendorong EWG agar dapat menyampaikan laporan awal scoping exercise pada 2026.

Indonesia siap berkontribusi aktif dalam pengembangan D-8 PTA menuju instrumen yang lebih modern dan komprehensif guna meningkatkan perdagangan dan daya saing D-8, khususnya di tengah situasi perekonomian global saat ini. 

:Untuk itu, Indonesia sebagai Wakil Ketua EWG akan mendorong agar laporan awal scoping exercise dapat diselesaikan pada 2026. Kami juga berkomitmen mendukung program peningkatan kapasitas di bidang kepabeanan dan fasilitasi perdagangan sebagai elemen penting dari proses ini,” tegas Djatmiko.

SOM D-8 juga berhasil memfinalisasi sejumlah dokumen kunci yang akan diadopsi para Menteri Perdagangan pada saat pertemuan TMC, termasuk Cairo Declaration on Trade. Dokumen tersebut merefleksikan komitmen negara anggota mendorong integrasi ekonomi yang lebih kuat.

Sekilas Mengenai D-8

D-8 beranggotakan sembilan negara yang juga merupakan anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI), yaitu Indonesia, Bangladesh, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, Turki, dan Azerbaijan. Indonesia akan menggantikan Mesir menduduki Keketuaan D-8 periode 2026--2027.

D-8 PTA adalah kerja sama penurunan tarif antarnegara anggota D-8 yang telah ditandatangani pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-5 D-8 pada 2006 di Bali. Secara umum, anggota D-8 mendukung perluasan PTA menuju perjanjian yang lebih progresif dengan sejumlah pandangan masing-masing.

Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, pada Januari--September 2025, total perdagangan Indonesia dengan D-8 mencatatkan nilai USD 30,1 miliar atau naik 9,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Nilai tersebut terdiri atas ekspor Indonesia ke D-8 USD 19,1 miliar dan impor Indonesia dari D-8 USD 11 miliar.

Ekspor Indonesia ke D-8 meliputi minyak sawit dan turunannya, batu bara, tembaga dan paduannya, serta korundum dan alumina. Adapun impor Indonesia dari D-8 meliputi minyak bumi, beras, polietilena, serta mesin dan peralatan mekanik. (SG-1)