SOKOGURU, KUALA LUMPUR- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan berbagai langkah mitigasi menghadapi tren perdagangan dunia yang terus berkembang, termasuk di sektor perdagangan digital.
Sebab, dalam lima tahun terakhir, Indonesia mengalami transformasi demografis yang dibentuk oleh pergeseran teknologi, ekonomi, dan sosial.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri memaparkan hal itu saat menjadi panelis pada National Human Capital Conference & Exhibition (NHCCE) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 6 Oktober 2025.
Baca juga: Hadiri Pertemuan AEM ke-57 di Kuala Lumpur, Wamendag Roro Bahas Tantangan Ekonomi di ASEAN
“Bidang perdagangan terus berubah seiring dinamisnya perkembangan kondisi global. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan beberapa pendekatan multidimensi sebagai langkah mitigasi,” jelasnya, seperti dikutip keterangan resmi Kemendag, Selasa, 7 Oktober.
Digitalisasi, sambung Roro, telah mengubah hubungan kerja secara signifikan, menciptakan model kerja baru, dan meningkatkan produktivitas, serta memperlebar kesenjangan keterampilan. Terjadi juga pergeseran transaksi ritel tradisional ke platform digital.
“Pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024, tercatat nilai transaksi lebih dari Rp16 triliun, dengan pertumbuhan tahunan 31% Pertumbuhan itu menunjukkan bagaimana perilaku konsumen bergeser dengan cepat ke arah perdagangan digital,” imbuhnya.
Baca juga: Wamendag Roro Bertemu Direktur Eksekutif ITC Tekankan Sinergisitas Pengembangan UMKM Indonesia
Adapun langkah-langkah mitigasi yang disiapkan Kemendag, menurut Wamendag Roro, yaitu pertama, memperkuat tata kelola melalui kebijakan dan regulasi.
Kemendag memastikan ekosistem perdagangan digital yang adil dan inklusif, serta melindungi, baik pelaku bisnis maupun konsumen.
“Tujuan pengaturan perdagangan digital sudah jelas. Kami mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pelaku usaha domestik agar mereka dapat berkembang pesat,” ujar Roro.
Baca juga: Pertemuan Wamendag Roro dengan Sekjen EFTA Bahas Optimalisasi IE CEPA dan Peningkatan Pasar Ekspor
“Kami juga mengelola kemajuan teknologi yang pesat yang dapat mengganggu sektor perdagangan digital. Lalu, kami berusaha menciptakan ekosistem yang sehat, adil, dan menguntungkan. Terakhir, kami juga memperkuat perlindungan konsumen untuk memastikan kepercayaan dan keberlanjutan sektor tersebut,” paparnya lagi.
Kedua, Kemendag berinvestasi dalam pelatihan ulang dan transisi tenaga kerja, bermitra dengan perusahaan global seperti Google dan berkolaborasi dengan universitas untuk mempersiapkan talenta di sektor perdagangan digital.
Kementerian Perdagangan juga kerap menyelenggarakan pelatihan digital gratis bagi UMKM dan berkolaborasi dengan institusi keuangan dalam membuat ‘kurikulum spesial’ untuk mempersiapkan UMKM siap ekspor.
Ketiga, lanjut Wamendag Roro, pihaknya mendukung UMKM dan inklusi digital dengan mempromosikan produk lokal, memodernisasi pasar rakyat, dan menghubungkan para pelaku usaha dengan peluang ekspor.
“Salah satu upaya yang dilakukan, yaitu melalui program UMKM BISA Ekspor. Sejak Januari- Agustus 2025, kami telah melakukan 462 penjajakan bisnis daring yang menghubungkan 1.482 UMKM Indonesia dengan calon buyers global,” katanya.
Dengan dukungan perwakilan dagang di 33 negara, Kemendag telah mencapai potensi transaksi USD90,9 juta.
“Lima produk teratas yaitu produk kayu, makanan dan minuman, kakao, kopi, perawatan tubuh, serta rempah-rempah,” tutup Wamendag Roro. (SG-1)