SokoBisnis

Wamendag Roro Bertemu Direktur Eksekutif ITC Tekankan Sinergisitas Pengembangan UMKM Indonesia

Langkah-langkah konkret diperlukan untuk menindaklanjuti pertemuan dengan ITC, terutama dalam memanfaatkan perangkat untuk pengembangan UMKM Indonesia.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
20 September 2025
<p>Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti. (Dok. Kemendag)</p>

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti. (Dok. Kemendag)

SOKOGURU, JENEWA- Optimalisasi kerja sama Indonesia dengan International Trade Centre (ITC) sangat penting. Pasalnya,  ada kesesuaian program ITC dengan program prioritas Kementerian Perdagangan, yaitu UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.

Saat ini, pemerintah sedang mendorong UMKM untuk go global, terutama melalui program UMKM BISA Ekspor. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pasar yang lebih baik di luar negeri seperti Eropa.  

Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Direktur Eksekutif ITC Pamela Coke Hamilton di Jenewa, Swiss, Kamis 18 September 2025.

Baca juga: Pertemuan Wamendag Roro dengan Sekjen EFTA Bahas Optimalisasi IE CEPA dan Peningkatan Pasar Ekspor

“Langkah-langkah konkret diperlukan untuk menindaklanjuti pertemuan ini, terutama dalam memanfaatkan perangkat yang dimiliki ITC untuk pengembangan UMKM Indonesia,” jelasnya, seperti dikutip keterangan resmi Kemendag, Sabtu, 20 September.

ITC merupakan badan gabungan PBB dan WTO yang didirikan pada 1964 untuk membantu UMKM negara berkembang agar lebih kompetitif dan terhubung dengan pasar internasional. 

ITC mempunyai berbagai inisiatif dan peralatan yang menarik bagi pengembangan UMKM. Dari 424 proyek, hanya ada dua dengan Indonesia (Indonesia: Empowering stakeholders for deforestation-free trade in the palm oil and timber sectors dan Indonesia: Enhancing procurement from women-owned and led businesses (SheTrades). 

Baca juga: Pertemuan Wamendag Roro dan State Secretary BMZ Jerman Dorong Peningkatan Ekspor UMKM ke Jerman

Sinergi dan kolaborasi ITC dengan Indonesia dimulai pada 2015/2016 melalui isu pemberdayaan perempuan dan perdagangan.

Terkait pemberdayaan perempuan, Wamendag Roro menambahkan, program baru pada platform SheTrades dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha baru lainnya agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. Wamendag menyoroti keterkaitan perempuan dan ekonomi perlu difokuskan pada akses kepada pembiayaan karena hal tersebut penting bagi bisnis.

Wamendag juga menyambut baik perangkat peta keberlanjutan yang diperkenalkan oleh ITC dan mengharapkan ITC dapat berkolaborasi dengan perwakilan perdagangan (perwadag) RI yang berada di luar negeri. 

Baca juga: Wamendag Roro: Pemasaran Produk UMKM Indonesia Timur ke Pasar Global Perlu Dioptimalkan

Hal itu bisa dimulai dari perwadag di Eropa karena momentum Indonesia- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

Perangkat peta keberlanjutan dapat dimanfaatkan untuk merangkum intelijensi pasar dan pengumpulan data, seperti market intelligence tools, peta potensial ekspor (di dalam trademap), dan standar atau perangkat peta keberlanjutan. 

Perangkat peta keberlanjutan dapat memetakan standar keberlanjutan yang dipersyaratkan oleh negara tujuan ekspor. Maka dari itu, perangkat ini 

penting untuk memastikan pelaku usaha dalam memahami berbagai persyaratan agar produk yang dipromosikan dapat sesuai dengan kebutuhan pasar Eropa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Hamilton menyatakan, ITC sangat terbuka untuk kolaborasi lebih lanjut dengan Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, termasuk isu-isu yang di luar cakupan program ITC.

“ITC melihat bahwa CEPA dapat menjadi tantangan besar pada tahap implementasi. Oleh karena itu, yang paling penting yaitu pelaku usaha di Uni Eropa yang bekerja sama dengan pelaku usaha Indonesia saling mengetahui adanya I-EU-CEPA dan manfaatnya,” jelasnya. (SG-1)