SOKOGURU, JAKARTA- Pelaku usaha Indonesia dan Korea didorong memanfaatkan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Pasalnya, lebih dari 90% barang dari kedua negara telah dihapus tarifnya. Selain itu, cakupan barang dan jasa lebih luas dan mendalam, termasuk sektor-sektor strategis.
Wakil Menteri Perdagangan RI, Roro Dyah Esti menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada acara Korea-Indonesia Economic Partnership Forum di Jakarta, Selasa, 24 Juni 2025.
Baca juga: Wamendag Roro: Perdagangan Harus Berpihak pada Rakyat, Lingkungan, dan Keberlanjutan
"Hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Korea Selatan difasilitasi tiga perjanjian perdagangan internasional, yaitu Indonesia-Korea CEPA, ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), sambung Roro, mencatat, ketiganya berkorelasi positif dengan peningkatan perdagangan dan investasi kedua negara. Untuk Indonesia-Korea CEPA, masih sangat dapat diperkuat mengingat pemanfaatannya masih 10%.
Wamendag Roro juga mendorong pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan perwakilan perdagangan (perwadag) di luar negeri untuk menggali potensi pasar Indonesia.
Baca juga: Misi Dagang Kemendag: Indonesia-Jepang Tandatangani 13 Kerja Sama Senilai USD200,8 Juta
"Indonesia memiliki Atase Perdagangan (Atdag) di Seoul dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan. Keduanya dapat membantu menggali informasi pasar atau menjajaki kesepakatan bisnis. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kemendag dalam menjaga hubungan baik Indonesia-Korea Selatan, dan sekaligus meningkatkan daya saing produk Indonesia di ranah global," imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Wamendag Roro juga mengajak seluruh peserta forum untuk bersama-sama melanjutkan semangat kolaborasi tersebut dengan langkah konkret.
“Pemerintah Indonesia siap mendukung, memfasilitasi, dan memperkuat segala inisiatif positif dari dunia usaha,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Wamendag juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Korean Chamber of Commerce and Industry di Indonesia yang menunjukkan komitmen luar biasa dalam menjalin hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan.
Hubungan baik itu diharapkan dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi perekonomian kedua negara.
Sementara itu, Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia Park Soo-Deok, mengatakan, Indonesia dan Korea harus bergandengan lebih erat, baik sektor publik maupun swasta, di tengah ketidakpastian situasi global. Kedua negara harus meningkatkan kerja sama yang inklusif guna meningkatkan kesejahteraan bersama.
“Kerja sama ekonomi harus dimaksimalkan demi keuntungan kedua belah pihak. Di tengah ketidakpastian, kita harus menggali dan mendalami setiap peluang untuk dikolaborasikan. Diharapkan forum ini dapat memperluas wawasan dan mengekslorasi ide-ide baru untuk kesejahteraan bersama,” jelas nya.
Turut mendampingi Wamendag Roro Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Johni Martha.
Selain itu, hadir pula Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Rasio Ridho Sani, Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bernardino M. Vega, Ketua Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Catharina Widjaja, dan Ketua Korean Chamber of Commerce and Industry Lee Kang Hyun.
Diskusi panel
Digelar pula dua diskusi panel dalam forum tersebut. Diskusi pertama bertajuk 'Responding to Global Uncertainty and Boosting Trade and Investment' dihadiri narasumber Sekretaris Jenderal International Economic Association (IEA) Lili Yan Ing, Direktur KOTRA Lee Hyo Yon, dan Direktur Korea Testing and Research Institute (KTR) Woo Donghyeok.
Adapun diskusi bertajuk 'Strengthening Korea Indonesia Cooperation to Achieve Carbon Neutrality' dihadiri Direktur Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian LH Ignatius Wahyu Marjaka, Ketua Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) Riza Suarga, dan Wakil Direktur Divisi Kerja Sama Internasional KLH Korea Choi Youngsun.
Perdagangan Indonesia-Korea Kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan telah berkembang pesat, tidak hanya di bidang politik dan sosial, tetapi terutama di sektor ekonomi.
Korea Selatan saat ini adalah termasuk sepuluh besar mitra dagang Indonesia. Total perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2024 tercatat USD 20,09 miliar sementara pada 2023, tercatat USD 20,82 miliar dan pada 2022, USD 24,53 miliar.
Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 1,41 miliar yang disumbang sektor migas (USD 914,2 juta) dan nonmigas (USD 501,9 juta). Rerata lima tahun terakhir menunjukkan tren positif meningkat 9,8%.
Total realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia pada 2024 mencapai USD 2,99 miliar dari 11.210 proyek dan menyerap 183.983 tenaga kerja. Nilai investasi tersebut mencatatkan Korea Selatan sebagai penyumbang investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar ke-7 di Indonesia yang meningkat 14,9% dibandingkan capaian pada 2023. (SG-1)