Dukung Kelancaran Ekspor Udang RI ke Amerika Serikat, KKP Tambah 17 alat Scanner Radioaktif Baru

Sampai 22 Desember 2025, sebanyak 954 kontainer dengan volume 20.454 ton senilai Rp3,6 triliun (USD215 juta), sedang dalam perjalanan menuju AS atau on water.

Author Oleh: Rosmery C Sihombing
29 Desember 2025
<p>Menjelang akhir tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menambah  pengadaan 17 scanner radioaktif baru untuk mendukung kegiatan scanning di Unit Pengolahan Ikan (UPI) guna memenuhi SOP FDA. (Dok. KKP)</p>

Menjelang akhir tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menambah  pengadaan 17 scanner radioaktif baru untuk mendukung kegiatan scanning di Unit Pengolahan Ikan (UPI) guna memenuhi SOP FDA. (Dok. KKP)

SOKOGURU, JAKARTA- Menjelang akhir tahun 2025, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menambah  pengadaan 17 alat scanner radioaktif baru. 

Penambahan alat itu untuk mendukung kelancaran ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat (AS).

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP), Ishartini, menyampaikan hal itu di Jakarta baru-baru ini.

 "Menjelang akhir tahun ini kami telah berhasil pengadaan 17 scanner radioaktif baru untuk mendukung kegiatan scanning di Unit Pengolahan Ikan (UPI) guna memenuhi Standard Operating Procedure Food and Drug Administration (SOP FDA) sehingga volume shipment udang yang diekspor ke AS bisa ditingkatkan lagi dan membantu kelancaran rantai produksi industri udang Indonesia," ujarnya, seperti dikutip keterangan resmi KKP, Minggu, 28 Desember 2025.

Baca juga: KKP Percayakan Pengujian Udang Bebas Cesium 137 pada BRIN, Kerja Sama juga Dilakukan dengan Bapeten

KKP, sambung Ishartini, adalah satu-satunya Certifying Entity (CE) udang ekspor ke AS telah melakukan serangkaian capacity building dalam mendukung deteksi kontaminasi radionuklida pada produk perikanan. 

Salah satunya adalah pengadaan alat scanner radioaktif baru untuk mendukung kelancaran ekspor udang.

Seluruh scanner radioaktif milik KKP, tambahnya,  telah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh FDA diantaranya Ortec, Riid eye Sam 940 serta jenis lainnya. 

Baca juga: Indonesia Perjuangkan Ekspor Udang Beku dari Ancaman Tarif Antidumping AS

Dengan adanya sarana prasarana pendukung sertifikasi udang bebas Cesium-137 ini diharapkan memperlancar ekspor ke pasar AS.

"Peralatan scanner radioaktif tersebut akan dikalibrasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) kemudian ditempatkan di UPT Badan Mutu di Jawa dan Lampung, terutama yang memiliki frekuensi dan volume ekspor tinggi ke AS sehingga pelayanan sertifikasi maksimal untuk memperlancar pengiriman udang," imbuhnya.

Tahun ini Badan Mutu KKP telah memenuhi target untuk melengkapi sarana prasarana dalam tata laksana sertifikasi udang bebas Cesium-137, diantaranya peralatan uji radionuklida dan hari ini scanner radioaktif. Dengan adanya peralatan tersebut, maka semakin memperkuat fungsi KKP sebagai CE.

Baca juga: Ekspor Udang RI Turun, KKP Buka Peluang Pasar Baru ke Jepang, Australia dan Korsel

Sebelumnya dalam kesempatan melepas ekspor perdana udang bebas Cesium-137 ke Amerika pada 3 November lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan keberhasilan KKP dalam menyelenggarakan tata laksana sertifikasi bebas Cesium-137 merupakan bukti ketangguhan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan Indonesia.

Kasus Lawas

Beberapa waktu lalu, ramai pemberitaan soal udang beku ditarik FDA. KKP mengatakan berita itu kasus lawas atau bukan temuan baru. 

Ishartini mengatakan FDA dan Badan Mutu KKP telah memiliki saluran komunikasi resmi, maka apabila ada kasus temuan baru, FDA hanya akan memberikan notifikasi melalui channel resmi mereka dan diumumkan melalui website. 

“Sampai detik ini kami belum terima notifikasi apapun apalagi kasus baru. Justru kami malah terima notifikasi bahwa udang Indonesia dengan SMKHP (Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan) Bebas Cesium-137 yang dikeluarkan KKP mulai memasuki pasar Amerika," ujarnya.

Dia lalu menjelaskan bahwa ramai pemberitaan penarikan udang beku oleh FDA di berbagai media itu sebenarnya adalah produk lama dari PT BMS Cikande yang memerlukan waktu agak lama untuk penarikan atau retur karena volume nya yang besar sampai ribuan ton.

"Saya sudah baca rilis resmi dari FDA dan juga konfirmasi ke pelaku usaha lewat AP5I, jadi, udang yang diretur atau ditarik kembali dan diberitakan di media massa atau viral tersebut bukan kasus baru tapi sisa - sisa produk dari kasus lama udang PT BMS Cikande," rincinya.

 

Udang Indonesia masuk AS

 Ishartini selanjutnya memaparkan justru udang Indonesia saat ini mulai masuk lagi ke Amerika Serikat. Hal tersebut terbukti sampai dengan 22 Desember 2025 sebanyak 954 kontainer dengan volume 20.454 ton senilai Rp 3,6 T atau USD 215 juta, sedang dalam perjalanan menuju AS atau on water. 

Semua kontainer diatas sudah dilengkapi SMKHP Bebas Cesium-137 yang dikeluarkan oleh BPPMHKP selaku Certifying Entity yg diakui FDA.

Sebelumnya sebanyak 1.063 unit kontainer udang dengan nilai lebih dari Rp 1 triliun hasil produksi berbagai Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Jawa dan Lampung, lebih dulu masuk ke Amerika Serikat. 

Namun ribuan kontainer udang ini bukan produk yang disertai serfikat bebas Cesium 137 karena diberangkatkan sebelum 13 Oktober 2025 sehingga tidak terkena aturan Import Alert #99-52. 

Ribuan kontainer produk udang tetap bisa masuk AS dengan pemeriksaan sangat ketat atau alternative import admissibility and screening procedures. 

"Dari 1.063 unit kontainer yang telah on water saat aturan #99-52 dirilis, saat ini hampir semuanya telah tiba di berbagai pelabuhan di AS. Sebanyak 474 kontainer sudah release masuk ke pasar AS atau sekitar 44,51%, sedangkan sisanya menunggu hasil pemeriksaan oleh FDA,” terangnya. 

Kebut laboratorium

Sejalan dengan penguatan diplomasi, KKP juga menargetkan pembangunan laboratorium penguji radionuklida selesai pada akhir tahun 2025. 

KKP saat ini memiliki laboratorium level internasional di Cipayung, Jakarta Timur yaitu Lab Balai Uji Standar Mutu dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (BUSPM) yang akhir tahun ini diupgrade fasilitasnya sehingga memiliki kapasitas yang terakreditasi internasional untuk pengujian radionuklida seperti Cesium-137 (Cs-137), Cobalt-60 (Co-60), Kalium-40 (K-40) serta unsur radioaktif lainnya.

 Ishartini menambahkan pada Rabu 24 Desember 2025 peralatan pengujian radionuklida telah tiba di Lab BUSPM Cipayung. 

Spesifikasi alat tersebut sesuai dengan ketentuan FDA Amerika merupakan detektor semikonduktor yang digunakan untuk spektrometri gamma dengan resolusi energi sangat tinggi, sehingga mampu membedakan puncak-puncak energi radionuklida secara akurat seperti Cs-137, K-40, Co-60.

"Tentu kami akan berkolaborasi dan bersama - sama dengan Bapeten selaku otoritas kompeten pengawasan ketenaganukliran dan BRIN selaku otoritas ilmiah dalam menyiapkan Lab BUSPM dengan ruang lingkup pengujian radionuklida. Operasionalisasi lab penguji radionuklida kami juga tetap dalam pengawasan dan koordinasi dengan Bapeten dan BRIN,” pungkas Ishartini. (SG-1)