Soko Lokal

Pertamina Hadirkan Metode Inovatif Pengolahan Sampah Residu Anorganik Atasi Polusi Plastik

Program Community Involvement and Development dorong lahirnya 30 UMKM dan 51 mitra binaan dengan kontribusi ekonomi peningkatan pendapatan Rp1,2 miliar.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
05 Juni 2025
<p>Subholding Upstream Pertamina inisiasi berbagai program pengelolaan sampah untuk atasi polusi plastik. (Dok. PHE)</p>

Subholding Upstream Pertamina inisiasi berbagai program pengelolaan sampah untuk atasi polusi plastik. (Dok. PHE)

SOKOGURU, PRABUMULIH-  Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendukung target Net Zero Emission (NZE), PT Pertamina Hulu Energi  (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina ikut berperan aktif dalam pengurangan polusi plastik.

Untuk itu PT PHE melaksanakan 50 program Community Involvement and Development (CID) yang mengusung tema pengelolaan sampah.

Upaya itu sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yaitu Beat Plastic Pollution yang jatuh setiap 5 Juni.

Baca juga: Masyarakat Tanjungpakis Olah Sampah Jadi Rupiah, Kolaborasi Masyarakat dengan Pertamina

Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Arya Dwi Paramita, menyampaikan hal itu dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Kamis, 5 Juni 2025. 

PT PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina, ujarnya,  terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas lingkungan.

“Melalui program CID pengelolaan sampah, Pertamina berupaya membangun kesadaran kolektif akan darurat sampah plastik yang mengancam lingkungan dan kesehatan,” ujarnya.

Baca juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Jasa Marga dan Kementerian LH Wujudkan Jalan Tol Ramah Lingkungan

"Setiap kantong plastik yang kita hindari adalah langkah menuju masa depan yang lebih hijau,” imbuh Arya.

Salah satu program CID yang dijalankan di wilayah operasional adalah Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik (Rindu Resik) oleh PT Pertamina EP Prabumulih Field di Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih.

 

Program unggulan

Program itu merupakan bagian dari Program (Pengendalian Agrokimia Dalam Pertanian Karet Berbasis Pengelolaan Sampah (Pakar Balam), yang menghadirkan metode inovatif pengolahan sampah residu anorganik.

Melalui program Rindu Resik, sampah residu anorganik berhasil diolah menjadi wadah getah karet ramah lingkungan dan cacahan plastik sebanyak 1.560 ton per tahun.

Produk itu tidak hanya digunakan oleh tiga kelurahan sekitar, tetapi juga disuplai ke industri pengolahan biji plastik.

Baca juga: Hari Lingkungan Hidup, Kota Bandung Berkomitmen untuk Masa Depan yang Lebih Hijau

Program unggulan lainnya adalah Gerakan Ekonomi Masyarakat Desa Air Talas (Gema Dewata) yang digagas oleh PT Pertamina EP Limau Field.

Program tersebut berdampak pada salah satu desa transmigran Bali di Kabupaten Muara Enim melalui budi daya jeruk, produk makanan olahan berbahan jeruk, dan pengolahan limbah kulit jeruk.

Limbah kulit jeruk yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, kini diolah menjadi pupuk organik  Trichoderma untuk mengatasi hama, serta bioplastik OroPlast  yang mudah terurai.

Inovasi bioplastik ini juga membantu mengurangi limbah plastik non-B3 dari rumah sakit di Kota Prabumulih.

Hasilnya, sebanyak 10,4 ton limbah kulit jeruk termanfaatkan setiap tahun dan penggunaan plastik berhasil ditekan hingga 37,88 ton per tahun.

Sepanjang tahun 2024, sebanyak 50 program CID bertema pengelolaan sampah yang dijalankan Subholding Upstream Pertamina telah menjangkau lebih dari 5.000 orang penerima manfaat.

Program ini juga mendorong lahirnya 30 UMKM dan 51 mitra binaan, dengan kontribusi ekonomi berupa peningkatan pendapatan dan penghematan senilai Rp 1,2 miliar.

Dari sisi lingkungan, program ini berpotensi menurunkan emisi karbon sebesar 4,773 ton setara CO2 (tonCO2ek) per tahun.

Selain itu, kerja sama strategis juga terjalin dengan 45 pihak, termasuk institusi pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal.

Seluruh inisiatif itu turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yakni tujuan 3 tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan, tujuan 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, tujuan 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, tujuan 13 tentang penanganan perubahan iklim, tujuan 14 tentang menjaga ekosistem laut, dan tujuan 15 tentang menjaga ekosistem darat.

Melalui program-program ini, PHE menunjukkan pengelolaan sampah tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga membuka peluang inovasi sosial, ekonomi, dan keberlanjutan yang berdampak luas. (SG-1)