DALAM rangkaian kunjungan kerjanya ke Kepulauan Riau (Kepri), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri workshop KaTa Kreatif di Kota Tanjungpinang.
Mengusung semangat lokal, Menparekraf Sandiaga hadir mengenakan batik bermotif gonggong, sejenis siput laut yang banyak hidup di perairan Kepulauan Riau.
"Ini luar biasa dan saya sangat menyukai ini," ujar Sandiaga.
Baca juga: Kurangi Limbah Industri, Kemenperin Dorong IKM Batik Gunakan Pewarna Alam
Ia memuji produk jenama lokal "Lawana" yang dikenakannya pada acara yang berlangsung di Restoran "Sei Enam", Kota Tanjungpinang, Minggu malam (4/8).
Inovasi dan Adaptasi dalam Batik Gonggong
Menparekraf Sandiaga mengapresiasi batik gonggong sebagai contoh sempurna inovasi dan adaptasi dalam ekonomi kreatif.
Batik dengan motif gonggong ini menggabungkan unsur tradisional dan modern, menarik perhatian milenial dengan desain yang kekinian.
"Ini adalah bagian dari adaptasi yang disesuaikan dengan model kekinian, yang diminati oleh para milenial," kata Sandiaga.
Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kepri
Workshop KaTa Kreatif adalah salah satu program unggulan Kemenparekraf yang berfokus pada pengembangan inovasi dan kewirausahaan di daerah.
Program ini memberikan materi penguatan inovasi dan kewirausahaan, serta pendampingan untuk akses promosi dan permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif.
Baca juga: Kemenperin Dorong IKM Batik Rebut Pasar Seragam Haji Nasional
"Karenanya workshop ini kita hadirkan agar ekosistem ekonomi kreatif di Kepri dan di Tanjungpinang ini semakin kuat," ujar Sandiaga.
Kolaborasi dan Aspirasi Lokal
Menparekraf juga mendengar aspirasi dan kendala yang dihadapi pelaku ekonomi kreatif di Tanjungpinang, termasuk cara menarik minat anak muda.
Sandiaga juga menekankan pentingnya memahami tren dan keinginan anak muda, serta memaksimalkan saluran promosi digital.
"Proses kreatif juga bisa melibatkan mereka di antaranya dengan melakukan sayembara dan upaya lainnya," tambahnya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi kreatif dengan kebijakan dan program untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satunya adalah bantuan modal tanpa bunga bagi UMKM bekerja sama dengan Bank Riau Syariah.
"Seperti berbagai bantuan modal untuk UMKM tanpa bunga yang bekerja sama dengan Bank Riau Syariah,” ucap Ansar.
“Di tahun 2024 ini sudah ada 400 UMKM yang mendapatkan program dengan plafon sebesar Rp40 juta. Mulai September 2024 akan dibuka kembali program bagi 200 UMKM," kata Ansar.
Batik Gonggong: dari Tanjungpinang ke Dunia
Pemilik showroom Batik Gonggong Lawana, Onny Kay, berbagi cerita tentang perjalanan batik gonggong.
Ia mengembangkan motif ini 14 tahun lalu, bekerja sama dengan perajin batik di Pekalongan, hingga akhirnya menghasilkan motif yang sesuai dengan budaya Melayu.
"Saya bekerja sama dengan perajin batik di Pekalongan. Awalnya masih ada unsur-unsur batik Jawa dan kita terus coba match dengan budaya Melayu,” paparnya.
“Dan setelah tiga bulan, dapat yang sesuai dan saya kunci dengan HKI (hak kekayaan intelektual)," kata Onny.
Kini, batik gonggong telah dikenal luas, baik di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Acara-acara seperti workshop KaTa Kreatif semakin memperluas promosi dan sosialisasi produk ini.
"Acara-acara seperti ini tentu memberikan dampak dengan terpromosikan dan tersosialisasikannya produk kami lebih luas," ujar Onny.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Apresiasi Sentra Batik Gunung Pati di Semarang
Batik gonggong bukan hanya selembar kain, tetapi simbol kreativitas dan identitas Kepulauan Riau.
Dengan dukungan pemerintah dan inovasi pelaku ekonomi kreatif, batik gonggong membawa warisan lokal ke panggung internasional, memperkuat semangat lokal yang mendunia. (SG-2)