DI bawah naungan Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, bisnis susu sapi telah menjadi salah satu sumber penghidupan utama bagi ribuan peternak di Pasuruan, Jawa Timur.
Tidak main-main, koperasi yang berlokasi di Kecamatan Tutur ini berhasil meraup pendapatan hingga Rp1 miliar setiap harinya hanya dari susu sapi.
Koperasi ini bukan pemain baru. KPSP Setia Kawan telah dirintis sejak masa penjajahan Belanda pada 1911, dan baru pada 1974 berdiri resmi sebagai koperasi yang bergerak di bidang peternakan sapi perah.
Baca juga: Kembangkan Peternakan Unggul, Jawa Barat Gelar Kontes Ternak dan Expo Pangan 2024
Kini, koperasi ini menaungi lebih dari 11 ribu anggota, dengan 7 ribu di antaranya aktif menyetor susu hasil perahan mereka setiap hari.
“Dari susu sapi yang dihasilkan para anggota, KPSP Setia Kawan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakat sekitar,” kata Farhan, Manager KPSP Setia Kawan.
"Ke depan, kami berharap semakin banyak anggota yang aktif menyetorkan hasil perahan mereka," tambahnya.
Kolaborasi dan Ekspansi Internasional
KPSP Setia Kawan tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga berhasil menjalin kemitraan dengan sejumlah industri besar.
Produk susu dari koperasi ini telah masuk ke rantai produksi perusahaan-perusahaan besar seperti PT Indolakto, Cimory Indonesia, Frisian Flag, Diamond Fair, dan Sari Husada.
Baca juga: Dapat Kucuran KUR BRI, Trimandiri Farm Sukses Kembangkan Peternakan Kambing
Dalam upaya memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas, koperasi ini juga bermitra dengan pemain global seperti Arla Foods dari Denmark, perusahaan pakan ternak dari Belanda, dan penyedia bibit sapi dari Selandia Baru.
Kolaborasi ini bukan hanya memperkuat jaringan bisnis, tetapi juga membawa teknologi terbaru yang mendukung produktivitas dan kualitas hasil perahan susu.
“Saat ini kami telah mengadopsi teknologi untuk mengelola proses bisnis secara lebih efisien,” jelas Farhan.
“Digitalisasi di pos penampungan susu membantu kami menjaga mutu produk, dan alat-alat digital terintegrasi ini juga memastikan setiap proses tercatat dengan baik.”
Inovasi dan Sentuhan Teknologi
Di tengah laju perkembangan teknologi, KPSP Setia Kawan terus berinovasi.
Dengan dukungan pemerintah, sektor swasta, dan akademisi, koperasi ini mengimplementasikan digitalisasi di setiap titik pos penampungan susu.
Dengan cara ini, mereka memastikan kualitas susu terjaga mulai dari tingkat peternak hingga ke pasar.
Namun, kesuksesan KPSP Setia Kawan tidak hanya terbatas pada aspek bisnis.
Baca juga: Ikon Kuliner Jabar Bolu Susu Lembang Semarakkan Pameran ‘5th Connecti:City 2024’
Farhan mengungkapkan bahwa koperasi ini juga mengedepankan kegiatan sosial, termasuk di bidang pendidikan.
Salah satu upaya penting adalah memperkenalkan konsep koperasi dan praktik beternak yang baik kepada generasi muda.
“Kami tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberi perhatian pada pendidikan,” tutur Farhan.
“Kami ingin memastikan para guru dapat mengajarkan koperasi dan praktik peternakan yang baik kepada anak-anak,” jelasnya.
“Ini juga menjadi cara kami mempersiapkan generasi milenial untuk melanjutkan keberhasilan koperasi ini,” ucap Farhan.
Peternak Milenial dan Masa Depan Koperasi
Usaha KPSP Setia Kawan untuk memperkenalkan koperasi kepada generasi muda ternyata membuahkan hasil yang menggembirakan.
Hingga kini, sudah ada 210 peternak milenial yang siap mendukung orang tua mereka dalam meneruskan usaha peternakan sapi perah.
Mereka dianggap sebagai penerus yang akan memastikan KPSP Setia Kawan terus berkembang di masa depan.
“Kaderisasi peternak milenial sangat penting untuk menjaga masa depan koperasi ini,” tegas Farhan.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kesejahteraan anggota dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Dengan visi yang kuat dan strategi yang tepat, KPSP Setia Kawan bukan hanya menjadi tulang punggung ekonomi lokal, tetapi juga pelaku penting dalam rantai pasokan industri susu nasional dan internasional.
Koperasi ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan semangat kolaborasi, sektor peternakan tradisional bisa berkembang pesat dan menghasilkan miliaran rupiah setiap harinya. (SG-2)