SokoBisnis

UMKM Wajib Tahu! 10 Cara Menghitung Break Even Point (BEP) untuk Menjaga Keuangan Bisnis Tetap Sehat

Pelajari 10 cara menghitung Break Even Point (BEP) untuk bisnis agar tidak merugi dan mampu mengambil keputusan strategis. Panduan lengkap dan mudah dipahami.

By Ratu Putri Ayu  | Sokoguru.Id
16 Mei 2025
<p>Pelajari 10 cara menghitung BEP agar UMKM kamu tak merugi, makin untung, dan bisa ambil keputusan bisnis lebih tepat. Panduan lengkap & mudah dipahami!</p>

Pelajari 10 cara menghitung BEP agar UMKM kamu tak merugi, makin untung, dan bisa ambil keputusan bisnis lebih tepat. Panduan lengkap & mudah dipahami!

SOKOGURU - Mengapa pelaku usaha wajib memahami Break Even Point (BEP)? Karena BEP membantu mengetahui kapan bisnis mencapai titik impas, di mana pendapatan sama dengan pengeluaran. 

Artikel ini mengulas 10 cara menghitung BEP secara praktis agar kamu bisa menetapkan target penjualan dan menjaga kelangsungan bisnis. Bagaimana caranya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pentingnya Memahami BEP

Sebagai pelaku usaha, mengetahui kondisi keuangan bisnis adalah fondasi utama dalam menjalankan usaha yang berkelanjutan. 

Salah satu elemen penting yang harus dikuasai adalah cara menghitung Break Even Point (BEP) atau titik impas. 

BEP membantu pelaku bisnis dalam menentukan target penjualan minimum agar tidak mengalami kerugian serta menjadi dasar dalam mengambil keputusan strategis.

Tujuan dan Manfaat Menghitung BEP

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara langsung dan terfokus mengenai 10 cara menghitung Break Even Point (BEP) agar kamu bisa memaksimalkan profit serta menjaga kesinambungan bisnis. 

Perhitungan BEP bukan hanya sekadar menghitung untung dan rugi, tetapi juga menjadi pedoman dalam penetapan harga, evaluasi efisiensi, dan rencana ekspansi.

Memahami Definisi Break Even Point (BEP)

Sebelum mempelajari cara menghitungnya, penting untuk memahami apa itu BEP. 

Break Even Point adalah kondisi ketika total pendapatan sama dengan total biaya. 

Pada titik ini, usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun kerugian—itulah yang disebut sebagai titik impas. 

Dengan mengetahui BEP, pelaku bisnis bisa membuat keputusan yang lebih terarah.

Komponen Penting dalam Menghitung BEP

Untuk menghitung BEP, ada beberapa komponen utama yang perlu kamu pahami, antara lain: Biaya Tetap seperti sewa dan gaji, Biaya Variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung, Harga Jual per Unit, serta Margin Kontribusi, yaitu selisih antara harga jual dan biaya variabel per unit. 

Memahami komponen ini adalah langkah awal dalam menghitung BEP secara tepat.

BEP Unit Dasar dan BEP Rupiah Dasar

Cara pertama adalah menghitung BEP dalam unit, yaitu berapa banyak produk yang harus terjual agar mencapai impas. 

Kemudian, bisa juga dihitung dalam bentuk rupiah, yaitu omzet minimal yang harus dicapai. 

Keduanya memberikan gambaran target penjualan yang wajib dicapai agar bisnis tidak merugi.

BEP dengan Target Laba: Unit dan Rupiah

Menghitung BEP juga bisa dikembangkan untuk memperhitungkan laba. 

Jika kamu memiliki target keuntungan tertentu, rumus BEP bisa dimodifikasi untuk menghitung berapa unit yang harus dijual atau berapa omzet yang harus dicapai untuk meraih laba sesuai harapan. Ini penting bagi bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan.

BEP untuk Bisnis Multi-Produk

Bagaimana jika bisnismu menjual berbagai produk? Menghitung BEP dalam bisnis multi-produk membutuhkan analisis sales mix dan margin kontribusi rata-rata. 

Pendekatan ini memastikan bahwa perhitungan tetap relevan dan akurat meski lini produk sangat beragam.

BEP sebagai Dasar Penetapan Harga

Perhitungan BEP juga bisa digunakan untuk simulasi harga. Dengan mencoba berbagai skenario harga, kamu bisa menilai dampaknya terhadap jumlah unit yang harus dijual agar impas. 

Ini membantu dalam menemukan harga jual optimal yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga menguntungkan.

BEP sebagai Alat Evaluasi Biaya

BEP juga berguna untuk mengevaluasi efisiensi biaya. Dengan mengetahui struktur biaya tetap dan variabel, kamu bisa mengidentifikasi peluang penghematan. 

Misalnya, menegosiasi ulang biaya tetap atau menurunkan biaya variabel tanpa menurunkan kualitas produk.

Visualisasi BEP dan Bisnis Jasa

Agar lebih mudah dipahami, BEP bisa divisualisasikan dalam grafik yang memperlihatkan titik perpotongan antara total pendapatan dan total biaya. 

Sementara itu, untuk bisnis jasa, prinsip BEP tetap berlaku dengan fokus pada unit jasa seperti jam konsultasi atau proyek.

Analisis Sensitivitas: Siap Hadapi Ketidakpastian

Dunia bisnis penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, penting melakukan analisis sensitivitas terhadap BEP. 

Perubahan biaya atau harga bisa memengaruhi titik impas. Misalnya, jika harga bahan baku naik 5%, bagaimana dampaknya terhadap BEP? 

Dengan analisis ini, kamu bisa menyusun rencana darurat yang lebih matang.

Memahami dan menghitung Break Even Point bukan hanya soal angka, tapi juga soal strategi bisnis. 

Ini membantu kamu dalam pengambilan keputusan penting, perencanaan keuangan, dan menghadapi tantangan pasar. 

Sudahkah kamu menghitung BEP untuk bisnis kamu hari ini? Jika belum, kini saatnya mulai menerapkannya demi kelangsungan usahamu ke depan. (*)