SOKOGURU, JAKARTA- Selain mengumumkan tingkat inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) juga memaparkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia pada September 2025.
Kunjungan wisman di Indonesia pada September 2025 mencapai 1,39 juta kunjungan. Jumlah tersebut mengalami penurunan 7,33% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (m-to-m), tetapi naik 9,04% bila dibandingkan dengan September 2024 (y-on-y).
Hal itu disampaikan Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, dalam siaran kanal YouTube BPS, Senin, 3 November 2025.
Baca juga: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Indonesia, BBTF 2025 digelar 11-13 Juni
“Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sepanjang periode Januari–September 2025 tercatat sebesar 11,43 juta kunjungan. Angka itu mengalami peningkatan sebesar 10,22% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (cumulative-to-cumulative/c-to-c),” ujarnya dalam siaran langsung kanal YouTube BPS.
Lebih lanjut, Pudji mengatakan, jumlah kunjungan wisman mengalami penurunan dari Januari hingga Maret 2025, dari 1,16 juta kunjungan pada Januari menjadi 1,02 juta kunjungan pada Februari dan semakin turun menjadi 984,77 ribu kunjungan pada Maret.
Sementara pada April 2025, kunjungan wisman meningkat menjadi 1,16 juta kunjungan dan terus meningkat hingga Agustus 2025 menjadi 1,51 juta kunjungan.
Baca juga: BPS: Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Juni 2024 Naik 9,99%
“Akan tetapi mengalami penurunan pada September 2025 menjadi 1,39 juta kunjungan,” imbuhnya.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisman pada September 2025 bila dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (y-on-y), menurut Pudji, terlihat di semua kelompok kebangsaan.
Kunjungan wisman kelompok kebangsaan Timur Tengah mengalami peningkatan tertinggi sebesar 17,22%, diikuti wisman asal Afrika sebesar 16,52% dan wisman asal ASEAN yang mengunjungi Indonesia naik sebesar 13,78%.
Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2025 (m-to-m) kunjungan wisman mengalami peningkatan pada sebagian kelompok kebangsaan. Kunjungan wisman asal Oseania mengalami peningkatan paling tinggi yaitu 4,52%, diikuti oleh wisman asal ASEAN dan Amerika yang masing-masing naik 3,22% dan 1,46%.
Baca juga: Promosikan 10 Destinasi Super Prioritas di Macau, Kunjungan Wisman ke Indonesia Diharapkan Naik
Sedangkan wisman asal Timur Tengah mengalami penurunan terdalam yaitu turun sebesar 25,79% diikuti oleh wisman asal eropa yang turun r 23,69%.
“Dari segi kebangsaan, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia selama September 2025 didominasi oleh wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 272,42 ribu kunjungan (19,53%), diikuti oleh wisman berkebangsaan Australia 163,53 ribu kunjungan (11,72%), Singapura 119,24 ribu kunjungan (8,55%), dan Tiongkok 113,26 ribu kunjungan (8,12%),” imbuh Pudji.
Perjalanan wisnus naik
Berbeda dengan wisman, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada September 2025 mencapai 94,36 juta perjalanan. Jumlah tersebut naik sebesar 0,84% bila dibandingkan dengan Agustus 2025 (m-to-m).
Jika dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y), juga mengalami kenaikan 13,19%.
Pudji mengatakan pada Januari–September 2025, perjalanan wisnus di Indonesia mencapai 901,90 juta perjalanan. Jumlah itu naik 18,99% dibandingkan kumulatif periode yang sama pada 2024 (c-to-c).
Di sisi lain, jumlah perjalanan wisatawan nasional (wisnas) pada September 2025 mencapai 695,91 ribu perjalanan. Jumlah tersebut naik 1,60% bila dibandingkan dengan Agustus 2025 (m-to-m), dan naik 5,25% dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (y-on-y).
“Malaysia menjadi negara tujuan utama wisnas yang paling diminati di bulan September 2025 (28,92%) diikuti Arab Saudi (18,77%), Singapura (13,09%), dan Tiongkok (7,78%,” imbuhnya.
Di lain pihak, Pudji memaparkan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada September 2025 mencapai 50,16. Angka itu menurun 4,52% poin (y-on-y) dan turun sebesar 0,35% poin (m-to-m).
Sementara itu, TPK hotel nonbintang pada September 2025 mencapai 25,38%, turun 2,48% poin dibandingkan September 2024 (y-on-y) dan turun 0,41% poin dibandingkan bulan sebelumnya (m-to-m).
Rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang pada September 2025 mencapai 1,65 malam, mengalami peningkatan sebesar 0,02% poin dibandingkan September 2024.
Provinsi Jawa Barat tertinggi
Berdasarkan provinsi asal, jumlah perjalanan wisnus tertinggi pada September 2025 berasal dari Provinsi Jawa Barat (17,20 juta perjalanan), dengan kontribusi sebesar 18,23% dari total perjalanan di Indonesia. Jumlah itu mengalami peningkatan 1,13% dibandingkan Agustus 2025 (m-to-m), dan naik 9,56% dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya(y-on-y).
Selain itu,Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mencatat jumlah perjalanan wisnus yang cukup tinggi, masing-masing sebanyak 15,92 juta perjalanan (16,87% dari total) dan 10,98 juta perjalanan (11,64% dari total). Provinsi lainnya yang juga mencatat jumlah perjalanan yang cukup tinggi antara lain DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Selanjutnya, masih berdasarkan provinsi asal, sebagian besar provinsi mengalami pertumbuhan perjalanan wisnus. Perjalanan wisnus dengan pertumbuhan tertinggi pada September 2025 dibandingkan tahun sebelumnya (y-on-y) adalah Provinsi Papua dengan kenaikan 136,95%. Beberapa provinsi lainnya yang juga menunjukkan pertumbuhan (y-on-y) yang tinggi di antaranya Papua Selatan (118,44%), Maluku (95,88%), Papua Pegunungan (95,58%), dan Papua Barat (85,99%).
Sebaliknya, hanya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengalami penurunan wisnus (y-on-y) sebesar 4,72%.
“Berdasarkan daerah tujuan, Pulau Jawa masih menjadi daerah tujuan utama perjalanan wisatawan nusantara, yaitu mencapai 61,08 juta perjalanan pada September 2025 atau sebesar 64,73% dari total perjalanan wisnus di Indonesia,” ujar Pudji lagi.
Adapun provinsi yang menjadi tujuan perjalanan tertinggi masih Jawa Barat (17,03 juta perjalanan), diikuti Jawa Timur (16,88 juta perjalanan), dan Jawa Tengah (11,16 juta perjalanan).
Provinsi lain dengan tujuan perjalanan wisata yang juga cukup tinggi adalah DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta. (SG-1)