SokoBisnis

BPS: Indonesia Alami Inflasi secara Tahunan pada Oktober 2025 sebesar 2,86 persen

Inflasi y-on-y tertinggi di tingkat provinsi terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,97%. Sedangkan terendah terjadi di Provinsi Papua sebesar 0,53%.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
03 November 2025
<p>Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengumumkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube BPS, Senin, 3 November 2025. (Dok. Tangkapan Layar/ Sokoguru-Rosmery)</p>

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengumumkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta, yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube BPS, Senin, 3 November 2025. (Dok. Tangkapan Layar/ Sokoguru-Rosmery)

SOKOGURU, JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Oktober 2025, terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 2,86%. Tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) Oktober 2025 sebesar 0,28% dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Oktober 2025 sebesar 2,10%. 

Adapun Inflasi y-on-y tertinggi di tingkat provinsi terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,97% dan inflasi y-on-y tertinggi di tingkat kabupaten/kota terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar 6,70%. 

Demikian disampaikan Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube BPS, Senin, 3 November 2025.

Baca juga: Inflasi September 2025 sebesar 2,65 persen, Sebagian Besar Harga Kelompok Pengeluaran Naik

Pada Oktober 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,86% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,04. Inflasi y-on-y tertinggi di tingkat provinsi terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 4,97% dengan IHK sebesar 110,89, sedangkan yang terendah terjadi di Provinsi Papua sebesar 0,53% dengan IHK sebesar 104,69,” ujarnya. 

Sementara inflasi y-on-y tertinggi di tingkat kabupaten/kota terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar 6,70% dengan IHK sebesar 113,49 dan yang terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,43% dengan IHK sebesar 107,21. 

Sementara itu, sambungnya, deflasi y-on-y di tingkat kabupaten/kota, tercatat di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 0,19% dengan IHK sebesar 107,96.

Baca juga: BPS: Inflasi Juni 2025 sebesar 1,87%, Kenaikan Berbagai Komoditas Dalang Naiknya Inflasi

Lebih lanjut, Pudji mengatakan, Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,99%.

Kenaikan juga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,75%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,59%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,23%. 

“Adapun kenaikan pada kelompok kesehatan sebesar 2,11%, kelompok transportasi sebesar 0,48%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,18%,” imbuhnya.

Baca juga: Jaga Inflasi 2025, Pemerintah dan Bank Indonesia Perkuat Sinergi

Sementara kenaikan pada kelompok pendidikan, kata Pudji lagi, sebesar 1,26%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,61% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 11,87%. “Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang turun sebesar 0,25%,” tambahnya.
Pudji juga mengatakan tingkat inflasi y-on-y komponen inti pada Oktober 2025 tercatat 2,36%, dengan inflasi m-to-m sebesar 0,39%, dan inflasi y-to-d sebesar 2,01%. 

“Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi y-on-y pada Oktober 2025 yakni kenaikan harga beras, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, ikan segar, tomat, kelapa, santan jadi, kopi bubuk, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, tarif air minum PAM, upah asisten rumah tangga, mobil, uang kuliah akademi/PT, dan emas perhiasan menjadi penyumbang inflasi pada periode ini,” jelasnya. 

Sementara itu, sejumlah komoditas memberikan andil terhadap deflasi y-on-y, antara lain: bawang putih, cabai rawit, daging babi, sabun detergen bubuk, sabun cair/ cuci piring, detergen cair, pengharum cucian/ pelembut, tarif angkutan udara, tarif kereta api, telepon seluler, dan uang sekolah SMA. (SG-1)