Soko Tekno

Tiga Varietas Benih Paten Hasil Riset IPB Diluncurkan, Produktivitas Capai 12 Ton Per Hektare

Selain tiga benih baru itu, IPB saat ini sedang merilis varietas IPB 9G khusus untuk lahan gogo yang juga bisa diterapkan di sawah dengan hasil maksimal.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
15 Mei 2025
<p>Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Arif Satria, resmi meluncurkan benih padi varietas unggul baru (VUB) di Kampus Dramaga, Bogor, Rabu  14 Mei 2025. (Dok. Kementan)</p>

<p> </p>

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Arif Satria, resmi meluncurkan benih padi varietas unggul baru (VUB) di Kampus Dramaga, Bogor, Rabu  14 Mei 2025. (Dok. Kementan)

 

SOKOGURU, BOGOR- Tiga benih padi varietas unggul baru (VUB) hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S diluncurkan. 

Varietas tersebut tidak hanya unggul dari sisi kuantitas hasil panen, tapi juga kualitas rasa lebih pulen dan bernilai jual tinggi. 

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, bersama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Arif Satria, resmi meluncurkan benih padi VUB tersebut  di Kampus Dramaga, Bogor, Rabu  14 Mei 2025. 

Benih pada VUB tersebut menunjukkan potensi hasil mencapai 11,6 ton hingga 12 ton per hektare (ha), jauh di atas rata-rata nasional.

Baca juga: Benih Unggul Hasil Karya UGM dan IPB Ditanam di Lebak Banten Lewat Program Kesatria

Demikian disampaikan Wamentan Sudaryono, dAlam siaran resmi Kementerian Pertanian (Kementan)

“Peluncuran benih VUB ini sebagai tonggak penting dalam upaya modernisasi dan intensifikasi pertanian nasional,” ujar Mas Dar, sapaan akrab Wamentan Sudaryono, dalam sambutannya. 

Menurutnya, peluncuran benih baru itu sebagai tindak lanjut kunjungannya bersama Rektor IPB University, Prof. Arif Satria di Wageningen University and Research (WUR) Belanda beberapa waktu lalu, dalam memperkuat kolaborasi riset dan teknologi pertanian nasional.

“Dengan benih yang baik saja, kita bisa meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan. Ini bagian dari upaya intensifikasi pertanian yang modern dan berbasis riset,” ujar Mas Dar.

 

Teknologi AWS

Selain benih unggul, acara peluncuran juga memperkenalkan teknologi Automatic Weather Station (AWS) yang telah dipasang di lebih 80 titik di seluruh Indonesia.

Baca juga: Gandeng Perguruan Tinggi, Mentan Dorong Pengembangan Varietas Padi IPB 9G

 AWS memungkinkan petani mengakses informasi cuaca akurat hingga radius 20 kilometer, yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pertanian dari mulai tanam hingga panen.

“Karena pertanian ini sangat erat hubungannya sama iklim dan cuaca ya, jadi bagaimana membaca cuaca ini menjadi penting, tidak lagi pake katanya atau tidak lagi lihat awan kemudian melakukan tindakan,tapi berdasarkan analisis cuaca, berbasis data yang akurat, nah ini saya kira bagus,” imbuh Wamentan.

Pemerintah, lanjutnya, kini juga sedang mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk sektor pertanian. Sistem ini nantinya akan mengintegrasikan data cuaca, jenis benih, kontur dan kondisi tanah, irigasi, jadwal tanam-panen, hingga informasi alat dan mesin pertanian. Semua informasi ini akan digunakan untuk memberikan rekomendasi tepat guna bagi petani.

Baca juga: Wamentan Sudaryono: Tingkatkan Daya Saing Pertanian Lewat Penguatan Riset, Inovasi, dan Modernisasi

“Sistem AWS ini nanti dimasukkan, outputnya nanti yang mahal. Outputnya adalah rekomendasi untuk  petani, nanamnya kapan, jumlahnya berapa, jenis padinya yang sesuai di tanah yang akan ditanami, nanti disitu ada alat mesin pertanian (alsintan)-nya, kita masukkan semua. Nah inovasi ini sedang kami bangun,” tuturnya.

“Jadi lebih baik ini kita kerjakan sekarang daripada kita kerjakan kapan-kapan kan,” tambah Wamentan Sudaryono. 

Sementara itu, Rektor Arif Satria mengatakan, pihaknya terus mengembangkan varietas padi untuk berbagai jenis lahan, termasuk sawah, lahan kering (padi gogo), dan lahan pasang surut. 

IPB bahkan telah merilis varietas IPB 9G khusus untuk lahan gogo yang juga bisa diterapkan di sawah dengan hasil maksimal.

“Kemudian kita kita juga ada varietas lahan pasang surut. Jadi kalau Pak Wamentan mencari benih untuk lahan tersebut, kita juga sudah ada, varietas untuk lahan tahan naungan juga sudah ada. Dan harapannya dengan potensi ini, IPB bisa memperbanyak dan memasarkan  sehingga bisa  dinikmati oleh publik dan oleh masyarakat Indonesia,” ungkap dia.

Arif juga mengatakan IPB University sudah mengembangkan antrak robot cerdas berbasis AI yakni untuk mendeteksi penyakit antraknosa pada cabai. 

Teknologi itu diharapkan dapat membantu petani mengantisipasi serangan penyakit sejak dini secara efisien. 

“Untuk cabai, karena cabai ini sekarang produk yang rentan inflasi, maka sangat penting untuk bisa ditingkatkan kualitas produksinya,” ujarnya.

Usai peluncuran, Wamentan Sudaryono meninjau sejumlah fasilitas inovasi pertanian IPB, termasuk Greenhouse Smart IPB, pabrik pakan ternak, dan pusat teknologi pertanian. (SG-1)