MUSIM panen sudah mulai di sejumlah daerah. Perum Bulog diminta aktif menyerap gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mentargetkan Bulog mampu menyerap gabah setara dengan 3 juta ton beras untuk percepatan tercapainya swasembada pangan.
Instruksi itu disampaikannya seusai menghadiri Rapat Kerja Nasional bersama Bulog di Jakarta, Sabtu (25/1).
“Dengan alokasi anggaran Rp3 triliun, kebijakan HPP yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto diharapkan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan petani lokal,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementan, Selasa (28/1).
Baca juga: Penyerapan Gabah dan Beras oleh Bapanas-Bulog Mulai 15 Januari 2025
Menurut Mas Dar, sapaan akrab Sudaryono, dengan anggaran itu, pemerintah tidak hanya menjamin pendapatan petani, tetapi juga mengamankan anggaran pertanian senilai Rp149 triliun untuk subsidi pupuk, benih, irigasi, alat mesin pertanian, dan lain sebagainya.
Mas Dar mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan, dengan menambah luas lahan tanam melalui Program Penambahan Areal Tanam (PAT).
Pada 2024, lanjutnya, Kementan mengolah 1,7 juta hektare (ha) lahan yang memungkinkan panen dua kali dalam setahun. Kemudian di 2025 ini, targetnya adalah menambah 2,5 juta hektare lahan tanam baru, dengan 500 ribu hektare di antaranya dikelola oleh TNI.
Baca juga: Percepat Swasembada Pangan, Mendag Pinjamkan Gudang untuk Penyimpanan Beras
“Kita harus bekerja secara gotong royong karena produksi terus meningkat. Penting bagi kita untuk segera mengakselerasi langkah-langkah yang mendukung target ini,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sambungnya, Indonesia diproyeksikan akan mengalami surplus gabah sebesar 7 juta ton pada Mei 2025 atau setara dengan 4 juta ton beras.
Surplus itu diharapkan dapat mendorong petani untuk terus meningkatkan produksi pangan dalam rangka pencapaian swasembada pangan.
Baca juga: Tekad Indonesia Stop Impor Beras Turut Picu Penurunan Harga Beras Dunia
Selain beras, tambahnya, pemerintah juga memberi perhatian khusus pada jagung, dengan Polri yang ditugaskan untuk mendukung penanaman jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan sendiri telah menginstruksikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyiapkan pasar ekspor guna mengantisipasi surplus jagung dalam waktu dekat.
“Dengan gotong royong, kita bisa mewujudkan swasembada pangan yang lebih kuat. Dukungan penuh dari Presiden memastikan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kebijakan ini,” terang Mas Dar.
Untuk itu, imbuhnya, pengawasan terhadap distribusi dan penyerapan gabah harus ditingkatkan untuk mencegah potensi penyelewengan yang dapat merugikan petani dan masyarakat.
"Kerja kita saat ini ibarat gas pol rem blong, tetapi pengawasan harus ditingkatkan untuk mencegah penyelewengan yang merugikan petani dan masyarakat,” tegasnya.
Wamentan Sudaryono pun berharap upaya ini akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor, serta memperbaiki kesejahteraan petani. (SG-1)