Pertanian

Penyerapan Gabah dan Beras oleh Bapanas-Bulog Mulai 15 Januari 2025

Evaluasi perubahan HPP gabah dan beras memang perlu dilakukan secara berkala. Perhitungannya pun telah mempertimbangkan perkembangan struktur biaya produksi dan distribusi dengan kondisi saat ini. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
14 Januari 2025
Pemerintah berkomitmen menyerap hasil panen padi dari petani dalam negeri sepanjang 2025. Komitmen itu terefleksi melalui upaya penyerapan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang dilaksanakan bersama dengan Perum Bulog. (Dok. Bapanas/NFA)

TERBITNYA Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025  tanggal 12 Januari 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras, maka Bulog akan melaksanakan penyerapan gabah dan beras produksi dalam negeri sepanjang tahun 2025.

 

Penyerapan yang dilakukan Bapanas bersama Bulog  itu akan dimulai pada 15 Januari 2025 dengan HPP yang telah disesuaikan.

 

Demikian disampaikan Kepala Bapanas/ NFA Arief Prasetyo Adi di Jakarta pada Senin (13/1).

 

Baca juga: Bapanas: Panen Raya pada 2-3 Bulan ke Depan Momentum Strategis Perkuat Stok Pangan

 

"Hal itu sebagai tindak lanjut rapat terbatas (ratas) bersama Bapak Presiden Prabowo 30 Desember lalu dan Rakortas dengan Bapak Menko Pangan 6 Januari, serta untuk melindungi pendapatan petani Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi Bapanas.

 

Menurut Arief, evaluasi perubahan HPP gabah dan beras memang perlu dilakukan secara berkala. Perhitungannya pun telah mempertimbangkan perkembangan struktur biaya produksi dan distribusi dengan kondisi saat ini. 

 

Untuk itu, penyesuaian tersebut dapat dituangkan dalam suatu Kepbadan seperti yang telah diatur dalam Perbadan Nomor 4 Tahun 2024.

 

Baca juga: Tekad Indonesia Stop Impor Beras Turut Picu Penurunan Harga Beras Dunia

 

Adapun dalam Kepbadan Nomor 2 Tahun 2025, telah diatur HPP gabah dan beras bagi Bulog dengan rincian antara lain, pertama, Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg) dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.

 

Kedua, GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.

 

Ketiga, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%.

 

Baca juga: Tertinggi dalam Sejarah, Jawa Timur Ditargetkan Naikkan Produksi Beras 2 Juta Ton

 

Keempat,  GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%. Kelima, beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 25%, dan butir menir maksimal 2%.  

 

Sementara jika terdapat gabah di luar ketentuan kualitas yang telah ditetapkan tersebut, maka dapat diberikan kebijakan rafaksi harga agar Bulog masih dapat menyerapnya. Adapun Kepbadan ini mulai berlaku pada 15 Januari 2025. 

 

Penyesuaian HPP gabah dan beras yang diatur dalam Kepbadan ini telah sesuai dengan pasal 3 ayat 5 Perbadan Nomor 4 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 6 Tahun 2023 tentang HPP dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. 

 

Termaktub dalam beleid tahun sebelumnya itu, bilamana terdapat perubahan atas HPP dan rafaksi harga gabah dan beras, ditetapkan dengan Kepbadan.

 

"Dengan ini, kami berharap Bulog dapat segera bersiap mengakselerasi penyerapannya agar sedulur petani kita terus termotivasi berproduksi dan stok beras aman dan terkendali," imbuh Arief.

 

HPP gabah dan beras, sambungnya,  telah ditetapkan bagi Bulog dan berlaku mulai 15 Januari mendatang. Sementara untuk HET (Harga Eceran Tertinggi) beras, masih menggunakan aturan sebelumnya dan tidak ada perubahan.

 

Sementara, realisasi pengadaan setara beras dari produksi dalam negeri sepanjang 2024 mencatatkan kinerja yang impresif. Total angkanya mencapai 1,266 juta ton. 

 

Gapaian 2024 itu menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Pada 2020 Bulog total menyerap 1,256 juta ton. Pada 2021, di angka 1,216 juta ton. Berlanjut di 2022 Bulog menyerap 994 ribu ton dan di 2023 berada di angka 1,066 juta ton. (SG-1)