Pertanian

Tertinggi dalam Sejarah, Jawa Timur Ditargetkan Naikkan Produksi Beras 2 Juta Ton

Keberhasilan target  Jawa timur sangat bergantung pada perbaikan irigasi di lahan pertanian seluas 300 ribu hektare .  Presiden telah setujui anggaran nasional Rp12 triliun untuk normalisasi irigasi primer, sekunder, dan tersier di Indonesia.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
10 Januari 2025
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) di Balai Prajurit Kodam Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1).

Jawa Timur (Jatim) diharapkan menjadi contoh bagi provinsi lain dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan TNI, target kenaikan produksi beras 2 juta ton di Jatim diharapkan dapat tercapai pada tahun ini.


JAWA Timur memiliki potensi besar menjadi motor penggerak swasembada pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mendukung percepatan program Luas Tambah Tanam (LTT) di Jawa Timur.


Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan hal itu saat menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Pencapaian LTT, di Balai Prajurit Kodam Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur . 

 

Baca juga: 16 Juta Keluarga Berpenghasilan Rendah akan Terima Bantuan Beras 10 Kilogram

 

“Kami berterima kasih kepada Bapak Pangdam, Kadis, para Bupati, Kepala Dinas, serta Danrem dan Dandim. Potensi Jawa Timur sangat besar. Insyaallah target kita adalah kenaikan produksi beras khusus Jawa Timur sebesar 2 juta ton, atau setara dengan gabah 4 juta ton. Ini akan menjadi kenaikan tertinggi sepanjang sejarah,” ujarnya dalam siaran resmi Kementan, Kamis (9/1).

 

Rapat yang diselenggarakan pada Selasa (7/1) itu dihadiri oleh Pangdam Brawijaya, sejumlah kepala daerah, kepala dinas, dan jajaran TNI dari berbagai wilayah di Jawa Timur.

 

 Amran menekankan bahwa keberhasilan target itu sangat bergantung pada perbaikan irigasi di lahan pertanian Jawa Timur yang luasnya mencapai 300 ribu hektare (ha). Ia mengungkapkan bahwa anggaran nasional sebesar Rp12 triliun telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung normalisasi irigasi primer, sekunder, dan tersier di seluruh Indonesia.

 

Baca juga: Optimalkan Produksi Beras Nasional, Kementan Siapkan Brigade Pangan dari Bone, Susel

 

“Bapak Presiden memberikan kebijakan luar biasa yang pro-petani dan sangat peduli pada kesejahteraan mereka. Mulai dari penambahan alokasi pupuk hingga dua kali lipat, perbaikan irigasi, distribusi alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, hingga penyesuaian harga gabah dan jagung,” jelas Mentan Amran.

 

Harga gabah kini dinaikkan dari Rp6.000 menjadi Rp6.500, sedangkan harga jagung dari Rp5.000 menjadi Rp5.500. Mentan menegaskan bahwa Presiden telah memberi instruksi tegas agar hasil panen petani tidak boleh merugi dan harus diserap oleh Bulog.

 

“Bapak Presiden mengatakan, tidak boleh petani dirugikan. Gabah hasil petani wajib diserap oleh Bulog. Dengan langkah-langkah strategis ini, kami optimistis  produksi pangan nasional akan meningkat signifikan,” imbuh Amran.

 

Baca juga: Direksi Bulog Pantau Pembongkaran Beras di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi

 

Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Jawa Timur diharapkan menjadi contoh bagi provinsi lain dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan TNI, target kenaikan produksi beras 2 juta ton di Jawa Timur diharapkan dapat tercapai pada tahun ini.

 

Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran juga memberikan apresiasi khusus kepada Pangdam Brawijaya dan jajaran TNI atas komitmen mereka dalam mendukung sektor pangan.

 

“Pak Pangdam luar biasa, bergerak cepat. Kami bangga dan sangat mengapresiasi perhatian serta kinerjanya di sektor pangan. Kolaborasi ini adalah bukti nyata sinergi antara pemerintah dan TNI untuk kesejahteraan petani,” ujarnya.


Rapat koordinasi Percepatan Pencapaian LT itu menandai langkah awal yang konkret dalam memastikan keberhasilan program LTT dan percepatan swasembada pangan nasional. 

 

Sinergi antara pemerintah, TNI, dan petani menjadi kunci utama untuk menjadikan Indonesia mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan. (SG-1)