SOKOGURU, BANDUNG- Salah satu hasil riset dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) yakni Implan Gigi Merah Putih saat ini sudah masuk ke tahap uji klinis dan siap diproduksi secara komersialisasi.
Guna mewujudkan produksi Implan Merah Putih itu, FKG Unpad melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan mitra industri PT Mitra Sejati Niaga Perkasa.
Demikian disampaikan Dekan FKG Unpad Prof. Dr. Dudi Aripin, drg., Sp.KG(K). Dalam keterangan resmi Humas FKG Unpad, baru-baru ini.
“Kalau kita merujuk pada Asta Cita Presiden Prabowo, beliau menekankan kemandirian di bidang kesehatan, penguatan alat industri dalam negeri serta percepatan hilirisasi hasil riset, ini adalah salah satu hasil riset dari FKG Unpad yang diketuai dokter Ira dan tim,” ujarnya, seperti dikutip Kanal Media Unpad.
“Alhamdulillah sampai saat ini sudah masuk ke tahap uji klinis dan hal ini dengan pendanaan dari LPDP juga dukungan dari mitra kita. Mudah-mudahan ini dapat diproduksi dan sesuai dengan Asta Cita, ini ke depan menjadi alat yang diproduksi di dalam negeri dengan komponen sebagian besar dari kita dan juga menjadi kebutuhan yang bisa dipenuhi terutama untuk dokter gigi khususnya dalam merawat gigi yang hilang,” imbuh Prof. Dudi.
Penandatangan Kerja Sama dilakukan di Ruang Auditorium Gedung A Lantai 3 Kampus FKG Unpad Sekeloa, Jalan Sekeloa Selatan I, Bandung pada Jumat, 19 Desember 2025.
Kedua pihak berkomitmen untuk melakukan kegiatan riset, pengembangan, dan produksi, serta rencana komersialisasi Implan Gigi Merah Putih, dengan tujuan memproduksi Implan Gigi Merah Putih.
Lebih lanjut, Dudi mengatakan, pihaknya berharap selain dari mitra kerja sama, produksi alat ini juga bisa mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sebabnya, tanpa ada dukungan dari pemerintah rasanya sulit alat ini untuk dapat diproduksi, dipasarkan, dan memenuhi pasar di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Mitra Sejati Niaga Perkasa, Inneke Khrisma Rikin, menyambut baik kerja sama tersebut.
Baca juga: Unpad Gandeng PT Kardia Indonesia Bangun Rumah Sakit Pendidikan di Jalan Dipati Ukur Bandung
“Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas terlaksananya penandatanganan kerja sama ini. Bagi kami kolaborasi antara akademik, pemerintah, dan industri merupakan langkah strategis dalam memperkuat riset serta pengembangan alat kesehatan nasional,” ujarnya.
Ia meyakini kemitraan ini tidak hanya menjadi simbol komitmen, tetapi juga fondasi kuat untuk menghasilkan inovasi berkualitas yang dapat memberikan dampak nyata bagi layanan kesehatan di Indonesia.
PT Mitra Sejati Niaga Perkasa juga berkomitmen mendukung proses penelitian, pengembangan, hingga implementasi produk agar tujuan bersama dapat tercapai dengan baik.
“Harapan kami, kerja sama ini terus berjalan efektif, produktif, dan berkelanjutan,” tambah Inneke.
Di sisi lain, Direktorat Riset, Hilirisasi dan PKM yang diwakili oleh Kepala Kantor Kawasan Sains dan Teknologi Unpad Dr. Eng Uji Pratomo, M.Si., menyampaikan, apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada FKG Unpad, para mitra industri, serta dukungan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas terjalinnya kolaborasi strategis ini.
“Kerja sama yang sudah dibangun sejak enam tahun lalu itu merupakan wujud nyata komitmen bersama dalam membangun kemandirian bangsa di bidang alat kesehatan khususnya implant gigi berbasis riset dan inovasi dalam negeri,” katanya.
Unpad, lanjutnya, meyakini kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah merupakan kunci utama dalam mempercepat hilirisasi hasil penelitian.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama itu bukan sekadar seremoni administratif tetapi merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa hasil riset unggulan dapat bertransformasi menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi, serta berdampak langsung bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Program implan merah putih memiliki makna sangat penting tidak hanya dari sisi akademik dan inovasi teknologi, tetapi juga dalam konteks kedaulatan kesehatan nasional.
Sebab itu, Unpad berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan riset terapan, perlindungan hak kekayaan intelektual serta penguatan kemitraan dengan industri dan pemerintah.
“Kami berharap kerja sama kali ini dapat berjalan secara berkelanjutan, saling menguntungkan semua pihak dan menghasilkan luaran yang kongkrit serta berdampak luas.” jelas Uji.
Sambutan positif juga disampaikan perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Kemenkes, Dede Mulyadi, mendukung produk inovasi dalam negeri itu.
“Kita sangat mendukung semua inovasi, produksi dan tentunya pemanfaatan produk-produk dalam negeri yang sangat mendukung sebuah kekuatan dari bangsa ini,” ujarnya.
“Jadi cinta produk dalam negeri itu juga harus diwujudkan dengan bagaimana membuatnya, memproduksi, dan memasarkan, sampai ke Fasilitas kesehatan Seluruh produk-produk dalam negeri, jadi pelaku usaha juga sangat besar peranannya, dan tentunya kami juga akan mengawal semuanya,” tambah Dede.
Di lain pihak, Direktur Pengawasan Alat Kesehatan Kemenkes Eka Purnamasari, juga menyambut baik kolaborasi ini dan menyampaikan apresiasi atas upaya tim peneliti dan para pelaku usaha.
“Tentu saja ini kita support, pemerintah sangat berterima kasih dan tentu ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Kesehatan terkait dengan ketahanan produk kesehatan produk dalam negeri. Mudah-mudahan ke depannya masih banyak lagi produk-produk yang diproduksi dalam negeri yang jadi kebanggaan kita,” ujarnya.
Pada acara penandatangan kerja sama itu, perwakilan dari Direktorat Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Nurhidayat, berharap, pengembangan inovasi ini terus dilakukan.
“Harapannya ini bisa berkelanjutan, risetnya tidak hanya sampai disini, tidak hanya sampai di implan gigi, mungkin nanti juga ada produk atau alat-alat kesehatan yang baru sehingga ini bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Implan Merah Putih
Ketua Tim Peneliti Implan Merah Putih, Dr. Ira Komara, drg., Sp.Perio(K)., menjelaskan, proses penelitian inovasi Impan Merah Putih berlangsung selama enam tahun.
Rentang waktu tersebut juga karena ada pandemi dan hal-hal yang diluar kemampuan tim sebagai peneliti klinis, seperti terkait dengan kelengkapan administratif. Terkait hal administratif tersebut, tim peneliti dbantu oleh mitra dari PT Pudak dan PT Mitra Sejati.
“Kami percaya diri dengan penelitian implan ini, karena kami melakukan SOP Penelitian ini mengacu ke referensi internasional dari mulai uji laboratoris, dengan uji biomekaniknya yang sudah lengkap dan sudah kami publish di jurnal terkemuka di dunia,” ujarnya.
Lalu, dilanjutkan pada tahun kedua atau di proses kedua, kata Ira lagi, dilakukan uji klinis pada hewan sesudah desain dari fixtures implan berhasil baik, kemudian selanjutnya uji klinis pada manusia.
“Ini tantangannya paling berat karena aspek administratif yang harus kami penuhi yang diluar jangkauan kami diluar peneliti klinis di rumah sakit atau di ruangan bedah,” ungkapnya.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, menunjukkan kasus kehilangan gigi menjadi kasus terbesar kedua dari penyakit gigi di Indonesia.
Salah satu perawatan kehilangan gigi ini adalah penggunaan gigi tiruan. Penggunaan gigi tiruan ini bisa ditopang oleh berbagai macam, salah satunya adalah implan, jadi implan disini berguna untuk menggantikan akar gigi yang hilang.
Salah satu anggota tim Implan Merah Putih Aldilla Miranda, drg., Sp.Perio(K)., mengatakan, implan gigi ternyata jarang digunakan karena produknya impor dan harganya mahal.
“Berdasarkan penelitian, market implan ternyata cukup tinggi dan menjanjikan. Disini kami berusaha membuat produk based on research, jadi bukan hanya meniru, tapi berdasarkan penelitian, itu yang kami lakukan selama enam tahun ke belakang,” jelasnya.
Harapan ke depannya semoga kolaborasi yang dibangun dapat membawa manfaat besar bagi dunia pendidikan, industri, dan masyarakat Indonesia, khususnya dalam perawatan kesehatan gigi. (SG-1)