SokoBisnis

Ekspor Rutin Produk Tempe ke Luar Negeri, Cucup Ruhiyat Raih Primaniyarta UMKM BISA Ekspor Award

Di TEI 2025, PT Azaki Food kembali menyepakati MoU dengan perusahaan asal Arab Saudi dan Cili. Kesepakatan ekspor tempe beku capai USD300 ribu per tahun.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
18 Oktober 2025
<p>Salaha seorang karyawan PT Azaki Food Internasional menunjukkan produk tempe di Hall 2 TEI ke 40, di ICE BSD, Sabtu, 18 Oktober 2025. Produk itu laris manis diekspor ke Jepang dan Saudi Arabia. (Dok. Sokoguru/Rosmery)</p>

Salaha seorang karyawan PT Azaki Food Internasional menunjukkan produk tempe di Hall 2 TEI ke 40, di ICE BSD, Sabtu, 18 Oktober 2025. Produk itu laris manis diekspor ke Jepang dan Saudi Arabia. (Dok. Sokoguru/Rosmery)

SOKOGURU, KABUPATEN TANGERANG-  Nama Cucup Ruhiyat, CEO PT Azaki Food Internasional turut disebut sebagai penerima Penghargaan Primaniyarta untuk eksportir UMKM BISA Ekspor pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu,15 oktober 2025.

Cucup yang menerima langsung trofi penghargaan Primaniyarta dari Menteri Perdagangan Budi Santoso itu dipilih karena kegigihannya membawa produk tempe Indonesia menembus pasar global, salah satunya ke Jepang dan Arab Saudi. 

Pemilik UMKM asal Bogor itu mengungkapkan, dirinya merasa bangga dan bersyukur bisa menyabet predikat UMKM BISA Ekspor Award. 

Baca juga: Waralaba Kopi Indonesia Bukukan Potensi Transaksi Rp9,6 Miliar di TEI 2025, Fasilitasi dari KDEI Taipei

Menurutnya, sejak mendirikan PT Azaki Food Internasional pada Desember 2019, PT Azaki Food Internasional sudah bercita-cita menyasar pasar ekspor. 

“Ini merupakan bisnis keluarga sejak 2005, tapi saya sendiri baru terjun sejak 2016 dan melihat perkembangan potensi pasar luar negeri untuk produk tempe ini besar. Maka, kami coba penuhi standar legalitasnya dan sertifikasi, serta membangun pabrik sendiri di Bogor pada 2019 agar bisa melakukan ekspor,” tuturnya mengisahkan.

Kesuksesan menembus pasar ekspor ini, menurut Cucup, tidak terlepas dari beberapa keunggulan dan diferensiasi produk tempe yang ditawarkan. Cucup menyebut terobosannya sebagai modernisasi tempe. 

Baca juga: 10 UMKM Raih Penghargaan UKM Pangan Award 2025, Dorong Daya Saing Produk Pangan Lokal Indonesia

Sejak proses produksi, tempe Azaki telah melalui good hygiene practice yang merujuk pada standar-standar mutu cara pengolahan pangan olahan yang baik (CPPOB).

“Dengan proses produksi yang higienis, maka masa simpan tempe kami jadi lebih lama. Lalu, rasanya juga enak dan gurih, dibuktikan dengan minat konsumen yang terus melakukan pembalian ulang tempe Azaki. Selanjutnya, dari segi kemasan juga kita buat menarik dan modern dengan menyematkan nama merek kami. Yang terakhir, keunggulan kami tentu saja sertifikasi yang membuat konsumen semakin yakin dengan kualitas produk Azaki,” papar Cucup.

Baca juga: Wamendag Roro Sambut Baik Buyer Hong Kong dan Makau, Optimalkan Business Matching TEI 2025

Perjalanan PT Azaki menembus ekspor juga tidak selalu mulus, apalagi upaya Cucup memasarkan produknya sempat terhambat covid-19. 

Namun, dengan ketekunan dan keaktifan mengikuti berbagai program untuk UMKM secara daring dan luring, PT Azaki bisa mulai menjual produknya di supermarket dan akhirnya melakukan ekspor perdana ke Jepang pada 2021. 

“Ekspor perdana kami dilepas oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional ketika itu. Kami juga difasilitasi perwakilan perdagangan di Osaka, dibantu komunikasi dan dihubungkan dengan buyer,” jelas Cucup.

Ia mengaku terus aktif dan makin intens mengikuti seminar, pelatihan ekspor, hingga business matching. Selain itu, kami berkonsultasi dengan FTA Center dan diperlihatkan pasar-pasar potensial yang mencari tempe.

Hingga kini, Cucup mengungkapkan, ada beberapa negara yang secara regular menjadi tujuan ekspor. Selain Jepang dan Arab Saudi, juga ke  Korea Selatan, Australia, dan Amerika Serikat. 

 

MoU dengan perusahaan asal Arab Saudi

Pada TEI 2025 itu, perusahaannya juga kembali menyepakati nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan asal Arab Saudi untuk menyepakati jaminan kapasitas ekspor, dan dengan perusahaan asal Cile dengan total kesepakatan ekspor tempe beku mencapai USD300 ribu per tahun.

Kesempatan dan pengalaman ekspor ke berbagai negara diungkapkan Cucup juga berperan besar dalam pengembangan usaha dan diversifikasi produk. 

Tempe beku masih menjadi produk unggulan dan disusul produk kripik tempe. Menurutnya,  kripik tempe memiliki potensi besar berkembang sehingga PT Azaki sedang membangun pabrik kripik tempe di Sukabumi. 

Selain itu, turunan produk lainnya yaitu tempe orek, tempe siap makan, tepung tempe, serta yang saat ini sedang dikembangkan yaitu bahan mentah kripik tempe dalam bentuk siap goreng. 

Saat ini, meski popularitas tempe terus meningkat secara global, edukasi mengenai tempe, mulai dari bahan hingga proses produksinya, masih menjadi tantangan terbesar dalam menjangkau pasar ekspor yang lebih luas lagi.

“Kami tentunya berterima kasih kepada Kementerian Perdagangan dan para perwakilan yang telah menjembatani dengan para buyers. Kami sangat terbantu. Kami berharap, para perwakilan dagang di berbagai negara terus aktif memberikan informasi mengenai buyer-buyer potensial kepada pelaku UMKM dan tetap mendorong tindak lanjut setelah proses business matching dilakukan,” pungkas Cucup. (SG-1)