Masa Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026, Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik

Program Masjid Ramah Pemudik mau menegaskan, masjid melayani seluruh warga, termasuk masyarakat nonmuslim, sebagai wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Author Oleh: Rosmery C Sihombing
24 Desember 2025
<p>Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag meluncurkan Program  Masjid Ramah Pemudik di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 23 Desember 2025. (Dok. Kemenag)</p>

<p> </p>

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag meluncurkan Program  Masjid Ramah Pemudik di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 23 Desember 2025. (Dok. Kemenag)

 

SOKOGURU, JAKARTA- Untuk melayani masyarakat pada momentum libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik di berbagai daerah.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag meluncurkan Program itu di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, Selasa, 23 Desember 2025.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, Masjid Ramah Pemudik merupakan wujud nyata toleransi dan pelayanan keagamaan yang hadir di ruang publik. 

Baca juga: Masjid Ramah Pemudik: Tempat Singgah Nyaman di Tengah Perjalanan Pulang

Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang kemanusiaan yang melayani semua pihak.

“Ini adalah bukti bahwa toleransi di Indonesia tidak berhenti pada tataran wacana. Masjid adalah rumah bagi siapa pun,” ujar Menag dalam sambutannya secara virtual, seperti dikutip keterangaan resmi Kemenag, Rabu, 24 Desember.

Menag, selanjutnya menjelaskan, pada Nataru 2025–2026, sebanyak 6.919 masjid disiapkan untuk memberikan layanan bagi para pemudik dan musafir. 

Baca juga: Buka 24 Jam, Kemenag Siapkan 6.291 Posko Masjid Ramah di Jalur Mudik 2025

Ia mengimbau para pengelola masjid untuk memberikan pelayanan terbaik demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.

“Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat agar para pengemudi tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” imbuhnya. 

Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menambahkan, akhir tahun memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial kemasyarakatan. Di satu sisi umat Nasrani merayakan Natal sebagai ibadah, sementara di sisi lain terdapat libur sekolah dan libur Tahun Baru yang dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian.

Baca juga: Kemenag Optimalkan Peran Masjid sebagai Posko Lebaran untuk Lancarkan Arus Mudik

“Sebagaimana Idulfitri, ada aspek syariat dan ada pula aspek sosial. Mudik dan liburan adalah fenomena kemasyarakatan yang dinikmati bersama,” ujarnya.

 Abu Rokhmad  menegaskan, pembukaan masjid untuk melayani para musafir merupakan praktik keagamaan yang bernilai luhur.
“Pada hakikatnya kita semua adalah musafir. Ketika masjid dibuka dan dimanfaatkan layanannya, itu adalah praktik keagamaan yang sangat mulia,” tambahnya. 

Abu Rokhmad juga menyampaikan bahwa Kemenag akan terus menyempurnakan program Masjid Ramah Pemudik, termasuk untuk menyambut arus mudik Lebaran Idulfitri.

“Kerukunan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menjelaskan, Kick-off Masjid Ramah Pemudik Nataru merupakan pelaksanaan pertama, meskipun konsepnya telah diterapkan pada arus mudik Idulfitri.

“Masjid Ramah Pemudik ini menegaskan bahwa masjid melayani seluruh warga, termasuk masyarakat nonmuslim, sebagai wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.

Arsad menyebut, konsep tersebut merupakan bagian dari kebijakan Kemenag tentang masjid ramah, yang meliputi masjid ramah lansia, ramah anak, ramah perbedaan, ramah lingkungan, serta masjid sebagai ruang penyelesaian persoalan sosial.

“Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat yang aman, bersih, dan nyaman menjadi salah satu faktor penting dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas,” tutupnya.

Turut hadir pada acara peluncuran program yakni Kasubdit Kemasjidan Nurul Badruttamam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Dudu Rohman, jajaran Kemenag kabupaten/kota se-Jawa Barat, serta perwakilan TNI-Polri dan Kementerian Perhubungan. (SG-1)