SokoBerita

Bulan Puasa Kian Dekat, Pasokan dan Pengawasan Harga Pangan Terus Diperkuat

Penyaluran MinyaKita ditargetkan 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional masih di Rp17 ribuan.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
27 Februari 2025

Rapat koordinasi  terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Rabu (26/2). (Dok.Bapanas/NFA)

SOKOGURU, Jakarta- Sehari setelah rapat koordinasi  terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, mulai Kamis (27/2) harga minyak goreng MinyaKita harus di Rp15.700 per liter.

Untuk itu, jajaran polri akan turun ke pasar-pasar untuk menertibkan harga eceran tertinggi (HET) minyaKita tidak boleh lebih dari Rp15.700 per liter.

Demikian disampaikan  Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Ad, dalam keterangan resmi Bapanas/NFA.

Baca juga: Daging Impor Banjir Jelang Ramadan, DPR Soroti Kebijakan Bapanas dan Kementan

“Demi mengatasi permintaan konsumsi yang cenderung akan meningkat, maka pasokan pangan akan digelontorkan sembari pengawasan ketat di pasar-pasar dilaksanakan,” ujarnya..

Menurut Arief, salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius adalah minyak goreng MinyaKita dan menjadi target yang harus diwujudkan pemerintah.

 

"Penyaluran MinyaKita ditargetkan 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di Rp17 ribuan. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harganya akan turun.

Baca juga: Pemerintah Adakan Operasi Pasar Pangan Murah Lewat Jaringan Kantor PT Pos Seluruh Indonesia hingga 29 Maret

Secepatnya kita laksanakan ini," imbuhnya.

Terkait hal itu, berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di Rp17.679 per liter. 

Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai dan bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.

Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67% atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi kebutuhan konsumsi di Februari 2025 adalah 425,9 ribu ton.

Baca juga: Pemkot Bandung Gelar Gerakan Pangan Murah Menjelang Ramadan

"Kita mau sampaikan bahwa ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo perintahnya ke kita, bahwa ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik," tambah Arief.

Lebih lanjut, stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog. 

Sedangkan ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 total ada 815,4 kiloliter.

"Nah untuk di pasar tradisional, kita minta untuk menjual dengan harga seperti harga acuan HET, karena kalau di pasar tradisional itu biasanya tidak ada price tag-nya. Jadi harga itu biasanya ada negosiasi. Tapi kalau di pasar modern, hampir semuanya harga sudah sesuai," ucapnya.

"Memang yang kita perlu imbau adalah pasar-pasar tradisional, karena jumlah pasar tradisional itu tentunya lebih banyak daripada pasar modern. Sesuai arahan Bapak Presiden, beliau ingin harga di konsumen bisa terkontrol dengan baik, terutama saat Ramadan sampai Idulfitri,"  terangnya.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengimbau agar tidak ada praktik penimbunan stok di kalangan pedagang. 

"Sebentar lagi sudah memasuki bulan Puasa, ketersediaan bahan pokok aman. Tersedia di mana-mana. Oleh karena itu, masyarakat tidak usah khawatir. Belanja saja seperlunya, kapan saja, barangnya ada," sebutnya.

"Kita memutuskan minta betul para pelaku usaha selama bulan suci Ramadan, hati-hati, tidak boleh menimbun barang dagangannya. Kalau minyak goreng, kita sudah sepakat akan dijadikan 2 kali lipat ke pasar-pasar. Jadi (pasokannya) banyak," kata Zulhas.

Sementara Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya akan melakukan pengecekan terkait penyerapan gabah petani dan harga pangan.

"Tentunya apa yang menjadi keputusan rapat ini akan kita laksanakan di lapangan. Jadi yang pertama bahwa penyerapan (gabah) agar sesuai dengan apa yang menjadi keputusan pemerintah yaitu Rp 6.500 (per kilogram)," tegasnya.

"Kami akan turunkan anggota di lapangan untuk memastikan dan melakukan pengecekan dan penyerapannya kita harapkan bisa sesuai. Demikian juga terkait harga bahan pokok selama bulan Ramadan di pengecer atau di pasar tradisional. Harga harus sesuai HET," ucap Kapolri.

Ia meneruskan apabila Kepolisian menemukan harga pangan pokok yang melebihi HET, maka selanjutnya akan ditelusuri akar penyebabnya untuk segera dilakukan penertiban. Kapolri juga berkomitmen menangani para spekulan yang memanfaatkan momentum bulan Ramadan.

"Harapan kita yang jelas, masyarakat yang akan melaksanakan puasa betul-betul bisa mendapatkan harga bahan pokok sesuai dengan HET, karena sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Menko, bahwa semuanya (pangan pokok) tidak hanya cukup, tapi (pasokannya) banyak," pungkas Jenderal Listyo. (SG-1)