SOKOGURU - Kisah inspiratif usaha nasi goreng. Dari mana dan bagaimana semua dimulai?
Siapa sangka, dari gerobak sederhana di pinggir jalan, usaha nasi goreng bisa menjadi penopang ekonomi keluarga?
Berbekal tekad kuat, seorang ibu rumah tangga, benama Ani memulai usaha nasi goreng yang dibukanya setiap hari mulai pukul 13.00 hingga sekitar pukul 22.00.
Baca Juga:
Meski hanya berjualan dari tempat sederhana, ia menawarkan berbagai menu favorit, seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus, hingga kwetiau.
Dengan modal awal sebesar Rp3 juta, yang digunakan untuk membeli peralatan masak bekas seperti kompor dan wajan, ia membangun usahanya sedikit demi sedikit.
Meskipun omzet kadang terasa "pahit", Ibu Ani sapaanya ini, tetap mensyukuri hasil yang diperoleh. Menurutnya, kunci bertahan dalam usaha adalah rasa syukur dan konsistensi.
"Kalau dihitung-hitung, sebulan bisa dapat lima juta meski itu penghasilan paling kecil. Yang penting, cukup untuk kebutuhan harian," ungkapnya.
Baca Juga:
Cara Memulai Usaha Nasi Goreng dengan Modal Terbatas
Saat berbincang dengan kreator Youtube Vanillaofficial, tentang modal awal, Ibu Ani mengungkapkan bahwa ia mengeluarkan sekitar Rp3 juta untuk membeli perlengkapan seken. Bila membeli peralatan baru, modal yang dibutuhkan bisa mencapai Rp5 juta.
"Awalnya, kita beli kompor, wajan, dan alat-alat lain bekas. Modalnya sekitar tiga juta. Kalau semua baru, mungkin lima juta," jelasnya.
Dengan dana terbatas, ia mengoptimalkan setiap rupiah yang dimiliki. Ia menekankan bahwa keberhasilan bukan hanya soal besar kecilnya modal, tetapi soal ketekunan dan kesungguhan dalam menjalankan usaha.
Usaha kuliner sederhana memang menjadi pilihan banyak orang karena modalnya ringan dan potensi keuntungannya stabil.
Baca Juga:
Kunci Bertahan dalam Usaha Kecil
Ketika ditanya tentang tantangan usaha, Ibu Ani membagikan pandangannya dengan penuh kebijaksanaan.
"Penghasilan berapa pun harus disyukuri. Kalau terus mengeluh, tidak akan ada cukupnya," katanya.
Sikap syukur ini membantunya tetap bersemangat meskipun menghadapi fluktuasi penjualan. Dukungan keluarga pun menjadi faktor penting dalam perjalanannya.
"Keluarga semua mendukung, tidak ada yang menolak. Malah sering kasih semangat," ujarnya sambil tersenyum.
Semangat positif ini sejalan dengan pesan banyak pelaku UMKM saat ini: tetap optimis dan bersyukur dalam menghadapi dinamika usaha.
Baca Juga:
Bagaimana agar Usaha Nasi Goreng Lebih Berkembang?
Bagi Ibu Ani, menjalankan usaha berarti harus jeli melihat peluang. "Kalau ada peluang usaha lain, tidak ada salahnya dicoba. Tapi kalau usaha ini lebih bagus, ya dilanjutkan saja," tuturnya.
Ia percaya bahwa kunci pengembangan usaha adalah ketekunan dan adaptasi. Banyak pengusaha makanan sukses berkat kemauan untuk terus belajar dan fleksibel menghadapi perubahan pasar.
Selain itu, menjaga rasa masakan, memberikan pelayanan ramah, dan menetapkan harga terjangkau adalah strategi sederhana yang ia pegang teguh demi mempertahankan pelanggan setia.
Baca Juga:
Mulai Usaha dari Modal Terjangkau!
Kisah Ibu Ani penjual nasi goreng ini membuktikan bahwa modal kecil bukan penghalang untuk memulai usaha. Dengan tekad, rasa syukur, dan kerja keras, tantangan apa pun bisa dilalui.
Jika Anda memiliki keinginan untuk berwirausaha, jangan tunda lagi! Mulailah dari modal yang ada dan jalani dengan konsistensi.
"Yang penting berani mencoba, syukuri hasilnya, dan jangan mudah menyerah," pesan ibu ini dengan penuh semangat.
Mari jadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk memulai langkah pertama Anda menuju kesuksesan! (*)
