SOKOGURU,JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia Maret 2025 mencapai USD23,25 miliar atau naik 5,95% dibanding ekspor Februari 2025.
Sedangkan dibandingkan dengan Maret 2024, nilai ekspor Indonesia naik sebesar 3,16%.
Sementara Nilai impor Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD18,92 miliar, naik 0,38% dibandingkan Februari 2025 dan naik 5,34% bila dibandingkan dengan Maret tahun lalu.
Demikian disampaikan Direktur Statistik Distribusi BPS, Sarpono, dalam laporan resmi BPS, Senin, 21 April 2025.
Baca juga: BPS: Ekspor naik 2,58%, Neraca perdagangan RI pada Februari 2025 Surplus USD3,12 miliar
“Dengan demikian Neraca perdagangan Indonesia Maret 2025 mengalami surplus USD4,33 miliar yang berasal dari surplus sektor nonmigas USD6,00 miliar, sementara sektor migas defisit senilai USD1,67 miliar,” ujarnya.
Sarpono menambahkan, selama Januari–Maret 2025, neraca perdagangan Indonesia juga mengalami surplus USD10,92 miliar yang dipicu oleh surplus pada sektor nonmigas USD15,76 miliar walaupun sektor migas defisit USD4,84 miliar.
Lebih lanjut, ia menjelaskan sektor-sektor yang mengalami peningkatan yakni, ekspor nonmigas Maret 2025 mencapai USD21,80 miliar, naik 4,71% dibanding Februari 2025 dan naik 2,56% jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2024.
Baca juga: BPS: Ekspor Oktober 2024 Capai USD24,41 miliar, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2025 mencapai USD66,62 miliar atau naik 6,93% dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai USD62,98 miliar juga naik 7,84%,” imbuhnya.
Komoditas ekspor terbesar
Sarpono mengatakan Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Maret 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak, dan abu sebesar USD573,6 juta (4.154,80%). Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar USD147,1 juta (20,58%).
Baca juga: Selama Libur Lebaran 2025, Ekspor Perikanan dari 32 Provinsi di Indonesia Capai Rp1 Triliun
“Sedangkan ekspor hasil industri pengolahan Januari–Maret 2025 naik 16,75%, ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 43,09%, namun ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 29,50%,” tambahnya.
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia terbesar pada Maret 2025 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD5,20 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,63 miliar, dan India USD1,41 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,37%.
Di sisi lain, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD4,16 miliar dan USD1,73 miliar.
Menurut provinsi asal barang, kata Sarpono lagi, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Maret 2025 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai USD9,32 miliar (13,99%), diikuti Jawa Timur USD6,15 miliar (9,22%) dan Kepulauan Riau USD5,82 miliar (8,74%).
“Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 31,95% dari seluruh ekspor nasional.”
Impor juga naik
Meski nilai ekspor Indonesia naik, Sarpono mengatakan, nilai impor Maret 2025 juga naik 5,34% yakni mencapai USD18,92 miliar atau naik 0,38% dibandingkan Februari 2025 dan naik dibandingkan Maret 2024.
Impor migas Maret 2025 senilai US$3,13 miliar, naik 9,07% dibandingkan Februari 2025, namun turun 5,98% dibandingkan Maret 2024.
Sedangkan Impor nonmigas Maret 2025 senilai US$15,79 miliar, turun 1,18% dibandingkan Februari 2025, namun naik 7,91% dibandingkan Maret 2024.
“Dari 10 golongan barang utama nonmigas Maret 2025, golongan mesin/ peralatan mekanis dan bagiannya mengalami peningkatan tertinggi senilai USD0,21 miliar (8,66%) dibandingkan Februari 2025.”
Sementara golongan bahan bakar mineral mengalami penurunan terbesar senilai USD0,14 miliar (29,62%.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Maret 2025 adalah Tiongkok USD6,31 miliar (39,96%), Jepang USD1,22 miliar (7,75%), dan Thailand USD0,71 miliar (4,50%).
Sementara Impor nonmigas dari ASEAN USD2,55 miliar (16,15%) dan Uni Eropa USD0,92 miliar (5,82%). (SG-1)