BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai USD24,41 miliar atau naik 10,69% dibanding ekspor September 2024. Dan bila dibandingkan dengan Oktober 2023 nilai ekspor naik sebesar 10,25%.
Sementara nilai impor Indonesia Oktober 2024 mencapai USD21,94 miliar, naik 16,54% dibandingkan September 2024 atau naik 17,49% dibandingkan Oktober 2023.
Demikian disampaikan Direktur Statistik Distribusi BPS, Sarpono, dalam keterangan resmi Jumat (15/11).
Baca juga: BPS: Ekspor RI Agustus 2024 Capai US$23,56 Miliar, Naik 5,97%
“Melihat nilai ekpor dan impor tersebut, Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2024 mengalami surplus USD2,48 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas USD4,80 miliar, namun sektor migas defisit senilai USD2,32 miliar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sarpono memerinci perkembangan ekspor Indonesia. Menurutnya, ekspor nonmigas Oktober 2024 mencapai USD23,07 miliar, naik 10,35% dibanding September 2024 dan naik 11,04% jika dibanding ekspor nonmigas Oktober 2023.
Secara kumulatif, sambungnya, nilai ekspor Indonesia sejak Januari hingga Oktober 2024 mencapai USD217,24 miliar atau naik 1,33% dibanding periode yang sama tahun 2023.
Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan RI Berlanjut pada April 2024 Lebih Rendah dari Maret
Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai USD204,21 miliar juga naik 1,48%.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Oktober 2024, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan, terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD1.046,5 juta (52,67%). Sementara yang mengalami penurunan adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD102,0 juta (14,46%).
“Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2024 naik 3,75% dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 23,78%, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,65%,” imbuh Sarpono.
Baca juga: Mendag: Neraca Perdagangan Indonesia Juli 2024 Tetap Surplus Meski Turun
Negara tujuan ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD5,66 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,34 miliar, dan India USD2,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49%.
Dok. BPS
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USd4,32 miliar dan USD1,59 miliar.
Menurut provinsi, asal barang,ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Oktober 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai USD31,52 miliar (14,51%), diikuti Jawa Timur USD21,44 miliar (9,87%) dan Kalimantan Timur USD20,86 miliar (9,60%).
Perkembangan Impor
Seperti disebut di atas, nilai impor Indonesia Oktober 2024 juga naik 16,54% yakni mencapai USD21,94 miliar.
“Impor migas Oktober 2024 senilai USD3,67 miliar, naik 44,98% dibandingkan September 2024 atau naik 14,32% dibandingkan Oktober 2023,” kata Sarpono lagi.
Sedangkan Impor nonmigas Oktober 2024, lanjutnya, senilai USD18,27 miliar, naik 12,13% dibandingkan September 2024 atau naik 18,14% dibandingkan Oktober 2023.
Menurut Sarpono, dari 10 golongan barang utama nonmigas Oktober 2024, hanya golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mengalami penurunan senilai USD62,1 juta (2,09%) dibandingkan September 2024.
Sementara golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami peningkatan terbesar senilai USD590,1 juta (29,20%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Oktober 2024 adalah Tiongkok USD6,43 miliar (35,19%), Jepang USD1,50 miliar (8,22%), dan Singapura USD1,09 miliar (5,96%). Impor nonmigas dari ASEAN USD3,40 miliar (18,61%) dan Uni Eropa USD1,07 miliar (5,88%).
Secara keseluruhan, tambah Sarpono, nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari–Oktober 2024 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai USD7.210,2 juta (5,40%), diikuti barang modal USD1.514,2 juta (4,69%) dan barang konsumsi USD888,9 juta (5,08%).
Positif
Menanggapi hasil laporan BPS, Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan tersebut positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 yang mencapai USD2,48 miliar melanjutkan capaian surplus pada September 2024 sebesar USD3,23 miliar.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi di Jakarta.
Surplus neraca perdagangan yang berlanjut, sambungnya, terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat.
Neraca perdagangan nonmigas Oktober 2024 mencatat surplus sebesar USD4,80 miliar, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar USD4,61 miliar. Perkembangan tersebut sejalan kenaikan ekspor nonmigas yang mencapai USD23,07 miliar.
“Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewani/nabati, serta bahan bakar mineral (batu bara), maupun ekspor produk manufaktur, seperti alas kaki, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya,” imbuh Ramdan. (SG-1)