SOKOGURU, JAKARTA- Setelah menjadi pemimpin di ASEAN dalam hal produksi beras, Indonesia juga berpotensi besar menjadi pemimpin global dalam produksi pangan.
Sebagai negara tropis, produksi pangan dan pertanian Indonesia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga berkontribusi secara global.
Asisten Direktur Jenderal/Perwakilan Regional Badan Pangan Dunia FAO untuk Asia dan Pasifik, Alue Dohong, mengungkapkan keyakinannya itu, seusai melakukan pertemuan resmi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Kamis, 22 Mei 2025.
Baca juga: Indonesia Kalahkan Vietnam & Thailand! Produksi Beras Tembus 34,6 Juta Ton, Terbesar se-ASEAN!
Kunjungan itu merupakan bentuk courtesy visit Alue Dohong kepada Mentan, menyusul penunjukannya sebagai Asisten Direktur Jenderal/Perwakilan Regional FAO untuk Asia dan Pasifik.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas arah dan peluang kerja sama strategis antara Indonesia dan FAO dalam penguatan sektor pangan dan pertanian.
“Saya berdiskusi dengan Bapak Menteri untuk mendapat masukan mengenai bagaimana arah kerja sama antara Indonesia dan FAO Regional Asia-Pasifik ke depan, terutama dalam mendorong ketahanan pangan dan pembangunan pertanian di Indonesia,” jelas Alue, seperti dikutip keterangan resmi Kementerian Pertanian (Kementan).
Baca juga: Baru Kali Ini! Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Lebihi Rata-Rata Tahunan Sepanjang Sejarah
Di tengah situasi global yang menghadapi tantangan krisis pangan di berbagai negara, sambungnya, Indonesia dinilai memiliki posisi strategis sebagai negara agraris dengan sumber daya alam melimpah dan potensi produksi pangan yang tinggi.
Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Rice Outlook edisi April 2025, produksi beras Indonesia diproyeksikan mencapai 34,6 juta ton, meningkat sebesar 4,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan produksi beras tertinggi di kawasan ASEAN.
“Saya kira arah kebijakan Bapak Menteri, dan juga Bapak Presiden, sudah sangat tepat. Ke depan, saya ingin memastikan kerja sama erat antara Kementerian Pertanian dan FAO Asia Pasifik terus diperkuat,” tambahnya.
Baca juga: Tertinggi dalam 57 Tahun Terakhir, Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Capai 3,5 Juta Ton
Diberbagai kesempatan Mentan Amran juga mengatakan pentingnya kolaborasi dan sinergi lintas sektor guna memperkuat ketahanan pangan nasional mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku usaha petani hingga semua stakeholder harus dilakukan untuk percepatan produksi pangan.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini bersinergi dengan bulog yakni melakukan penguatan cadangan beras nasional.
“Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, Bulog, dan petani, kami optimistis target 4 juta ton cadangan beras segera tercapai. Ini menunjukkan bahwa Indonesia kian kokoh dalam menjaga ketahanan pangan,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, produksi beras nasional pada semester pertama 2025 diproyeksikan mencapai 18,76 juta ton, meningkat 11,17% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Kenaikan produksi ini tidak lepas dari keberhasilan program pemerintah dalam memperluas lahan tanam, menyediakan subsidi pupuk berkualitas dengan harga terjangkau, dan mendistribusikan alat mesin pertanian (alsintan) secara masif.
"Arahan dan kebijakan Presiden Prabowo sangat berpihak kepada petani, mulai dari kebijakan pupuk hingga penetapan harga gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Ini tentu sangat menguntungkan petani dan menjadi dorongan semangat bagi mereka untuk terus menanam padi. Strategi kebijakan ini terbukti mampu meningkatkan motivasi dan produktivitas petani di seluruh Indonesia," tutup Mentan Amran. (SG-1)