SOKOGURU, JAKARTA- Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Mohammad Bin Sabu meminta agar Indonesia mau membantu Malaysia untuk memenuhi dan meningkatkan produksi beras di negaranya.
Permintaan itu disampaikan saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, di kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 22 April 2025.
“Kita sangat membutuhkan beras untuk itu kita datang ke Indonesia untuk meminta bantuan dan kita juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana mereka bisa berjaya dalam memproduksi beras sehingga saat ini beras Indonesia berlimpah,” katanya, seperti dikutip siaran resmi Kementan, Rabu, 23 April 2025.
Dalam kunjungan resmi ke Indonesia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu mengungkapkan kekaguman mendalam terhadap kemajuan sektor pertanian di Negara Republik Indonesia.
Baca juga: Produksi Beras Selama Empat Bulan di 2025 Capai 16,5 juta Ha, Tertinggi dalam satu dekade terakhir
Dalam pertemuan tersebut bersama Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kedua pihak membahas berbagai peluang kolaborasi pertanian khususnya permintaan dukungan teknis dan kerja sama konkret dalam upaya peningkatan produksi dan pemenuhan kebutuhan beras di Malaysia.
“Harga beras saat ini di Malaysia cukup tinggi lantaran kurangnya pasokan. Saat ini kami hanya mampu memenuhi sekitar 40%-50% dari kebutuhan nasional dan selebihnya kebutuhan beras di penuhi dari impor. Untuk itu, Malaysia meminta agar Indonesia mau membantu untuk memenuhi dan meningkatkan produksi beras di negara Malaysia,” ujarnya.
Dalam pertemuan Bilateral Indonesia – Malaysia tersebut, Menteri Amran menyampaikan, produksi beras Indonesia saat ini memang meningkat signifikan.
Data Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS) mencatat pada April 2025, potensi luas panen nasional mencapai 1.595.583 hektare (ha) dengan estimasi produksi sebesar 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,97 juta ton beras.
“Untuk sementara ini kami menjaga stok beras dulu, produksi beras kami amankan untuk kebutuhan nasional. Alhamdulliah padi tahun ini produksinya tertinggi 7 tahun, namun kami tetap hati hati karna masih banyak tantangan seperti climate change juga” imbuhnya.
Saat ini, sambung Amran, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian terus melakukan langkah nyata dalam meningkatkan produksi pangan nasional salah satunya melalui program intensifikasi pertanian secara masif di berbagai wilayah strategis.
Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas lahan, menekan biaya produksi, dan mendorong kesejahteraan petani di tengah tantangan pangan global yang semakin kompleks.
Indonesia juga sedang mengembangkan intensifikasi pertanian di lebih dari 3 juta ha lahan yang tersebar di berbagai provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah terpencil seperti Papua dan Kalimantan.
“Ke depan untuk membantu Malaysia kita akan bisa segera kembangkan lahan pertanian di perbatasan Indonesia – Malaysia sehingga nanti jika Malaysia butuh beras tinggal impor dari situ jadi biaya pengiriman bisa lebih murah,”kata Mentan Amran lagi.
Baca juga: Indonesia dan Malaysia Perkuat Kerja Sama Strategis dalam Industri Kelapa Sawit
Mentan Amran juga mengatakan kenaikan produksi pangan saat ini tidak lepas dari kebijakan Presiden RI, Prabowo Subianto yang sangat berpihak pada petani. Berkat kebijakan tersebut pertanian Indonesia melakukan transformasi pertanian besar-besaran ke pertanian modern.
“Dulu satu kali tanam, sekarang bisa tiga kali dalam setahun. Produktivitas yang sebelumnya hanya 2–3 ton per hektare, kini mampu mencapai 6 hingga 7 ton bahkan lebih. Jadi Teknologi pertanian ini akan kita terapkan dikawasan pertanian di perbatasan Indonesia - Malaysia sehingga kita bisa kerja bareng, petani Malaysia belajar, kita berkolaborasi,” pungkasnya dalam pertemuan Bilateral itu. (SG-1)