DESTINASI wisata super prioritas Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kian populer terus memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke tempat itu, pemerintah setempat bekerja sama dengan berbagai pihak memastikan, Labuan Bajo tidak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, tetapi juga keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung.
Salah satu langkah terbaru yang diambil adalah penerapan Sistem Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact-Based Forecasting/IBF) yang terintegrasi, hasil kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca juga: Kemenparekraf Tingkatkan Promosi Digital Desa Wisata di Labuan Bajo Lewat ‘Beti Dewi’
Sistem IBF dirancang untuk memberikan informasi cuaca lebih spesifik dan detail, terutama terkait dengan potensi dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi di Labuan Bajo dan sekitarnya.
“Jadi ini akan memudahkan wisatawan dalam mengatur jadwal liburan mereka dengan memperhatikan faktor cuaca,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, dalam Weekly Brief with Sandiaga Salahuddin Uno, yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8).
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan, sistem tersebut berbeda dari prakiraan cuaca biasa. Sebabnya, tidak hanya memprediksi kondisi cuaca, tetapi juga dampaknya terhadap kegiatan wisata.
Baca juga: Wamenparekraf Buka Komodo Travel Mart 2024 di Labuan Bajo
“Labuan Bajo adalah salah satu destinasi wisata alam yang sangat bergantung pada cuaca. Dengan sistem IBF, kami dapat memberikan informasi lebih dini dan spesifik,” ujarnya.
Misalnya, sambungnya, tentang potensi hujan lebat, angin kencang, atau gelombang tinggi yang dapat memengaruhi aktivitas wisata di sana. Dengan begitu, wisatawan dan operator pariwisata dapat merencanakan aktivitas mereka dengan lebih baik dan aman.
Sistem itu, kata Dwikorita lagi, juga memungkinkan penyesuaian jadwal aktivitas wisata berdasarkan prakiraan cuaca, sehingga wisatawan dapat tetap menikmati keindahan Labuan Bajo tanpa mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Baca juga: Sinergi Kemenparekraf dan Basarnas: Tingkatkan Keamanan Wisata Bahari Labuan Bajo
Misalnya, jika diprediksi akan terjadi angin kencang di sore hari, wisatawan dapat diberi rekomendasi untuk menyelesaikan aktivitas di laut atau pendakian di Pulau Komodo pada pagi hari.
Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, menegaskan, penerapan sistem itu adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan standar keamanan dan kenyamanan di destinasi wisata unggulan tersebut.
“Labuan Bajo sedang berkembang pesat sebagai destinasi wisata kelas dunia. Keamanan dan kenyamanan wisatawan adalah prioritas utama kami, dan sistem prakiraan cuaca berbasis dampak itu merupakan inovasi penting untuk mendukung hal tersebut,” imbuhnya.
Frans juga menambahkan dengan adanya sistem IBF, Labuan Bajo diharapkan bisa menjadi percontohan bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia, khususnya dalam hal penerapan teknologi untuk manajemen risiko pariwisata.
“Kami berharap sistem ini bisa memberikan contoh bagaimana teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan pengalaman wisata yang tidak hanya memukau, tetapi juga aman dan nyaman,” ujarnya.
Pariwisata Berkelanjutan
Penerapan sistem IBF ini tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga mendukung visi pariwisata berkelanjutan yang diusung oleh pemerintah.
Dengan memberikan informasi lebih lengkap dan akurat, diharapkan dampak negatif dari perubahan cuaca ekstrem terhadap lingkungan dan ekonomi lokal dapat diminimalisir.
“Labuan Bajo bukan hanya menjadi destinasi wisata, melainkan juga menjadi simbol bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan antara eksplorasi wisata dan pelestarian lingkungan. Sistem IBF ini membantu kita untuk lebih bijak dalam mengelola aktivitas wisata, sehingga tetap bisa menjaga kelestarian alam yang menjadi daya tarik utama destinasi ini,” tutur Frans.
Dengan langkah-langkah yang semakin terintegrasi dan inovatif, lanjutnya, Labuan Bajo semakin mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata kelas dunia yang tidak hanya indah, tetapi juga siap memberikan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi semua pengunjungnya. (Fajar Ramadan/SG-1)