Soko Lokal

Ke Uang Bey, Warga Harap Sertifikasi Tanah Masjid dan Madrasah Diprioritaskan Aspirasi Kuat di Tanjung Siang

Harus Tahu! Sertifikasi tanah masjid dan madrasah jadi isu krusial di Subang. Masyarakat khawatir lahan tak bersertifikat bisa picu sengketa hukum ke depannya.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
10 Juni 2025
<p>Warga Tanjung Siang mendorong percepatan sertifikasi tanah untuk masjid dan madrasah. Tanpa sertifikat, tempat ibadah rawan konflik hukum di masa depan.</p>

Warga Tanjung Siang mendorong percepatan sertifikasi tanah untuk masjid dan madrasah. Tanpa sertifikat, tempat ibadah rawan konflik hukum di masa depan.

SOKOGURU, SUBANG - Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat IX, Ujang Bey, S.IP., M.IP., mengadakan kunjungan kerja ke Yayasan Miftahul Bariyyah yang berada di Kecamatan Tanjung Siang, Kabupaten Subang pada Selasa, 10 Juni 2025. 

Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin komunikasi langsung dengan warga dan mendengarkan aspirasi mereka secara terbuka.

Sekitar 150 peserta menghadiri pertemuan tersebut. Mereka terdiri dari tokoh masyarakat, pengurus yayasan, pemuda, hingga warga sekitar yang antusias menyambut kehadiran wakil rakyat. 

Momen ini menjadi kesempatan emas bagi masyarakat untuk menyuarakan keluhan dan kebutuhan mereka, terutama terkait persoalan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan kepastian hukum atas tanah.

Isu utama yang banyak disuarakan warga adalah soal sertifikasi tanah untuk masjid dan madrasah. 

Banyak tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam di kawasan ini berdiri di atas lahan tak bersertifikat, sehingga rawan konflik hukum di masa mendatang. 

Masyarakat meminta adanya percepatan dan kemudahan proses sertifikasi agar status tanah tersebut terlindungi secara hukum.

Selain itu, warga juga menyuarakan keresahan terkait keterbatasan fasilitas kesehatan di Tanjung Siang. 

Akses menuju layanan medis dinilai masih sulit, baik karena minimnya tenaga medis, kurangnya obat-obatan, maupun jauhnya lokasi puskesmas dari permukiman warga. 

Kondisi ini menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan penanganan kesehatan yang cepat dan tepat.

Dalam aspek pendidikan, warga menyoroti belum meratanya kualitas dan ketersediaan sarana belajar. 

Masih ada ketimpangan dalam penyediaan guru berkualitas dan fasilitas pendidikan yang layak. 

Hal ini dinilai menjadi hambatan dalam meningkatkan mutu generasi muda yang produktif dan cakap di masa depan.

Tak hanya itu, pelayanan sosial juga menjadi perhatian warga. Banyak keluarga kurang mampu di Tanjung Siang yang belum tersentuh bantuan sosial secara adil dan merata. 

Mereka berharap pemerintah meninjau ulang mekanisme penyaluran bansos agar tepat sasaran dan benar-benar menyentuh lapisan masyarakat yang membutuhkan.

Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Ujang Bey menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif masyarakat dalam menyuarakan kebutuhan mereka. 

Ia menegaskan bahwa tugas wakil rakyat bukan hanya di Senayan, tetapi juga harus hadir di tengah masyarakat. 

“Saya sangat memahami betapa pentingnya sertifikasi tanah untuk masjid dan madrasah, karena ini menyangkut kepastian hukum dan kenyamanan dalam beribadah serta belajar,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa isu kesehatan, pendidikan, dan sosial akan menjadi prioritas dalam usulan dan pengawalan kebijakan di tingkat pusat. 

Ujang Bey menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan semua aspirasi warga agar segera mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Dengan komunikasi yang terbuka, ia yakin perubahan positif bisa dicapai bersama.

Kegiatan kunjungan ini ditutup dengan sesi dialog interaktif yang berjalan hangat dan penuh semangat. 

Warga bebas bertanya dan berdiskusi langsung dengan Ujang Bey, menjadikan forum ini sebagai ruang aspirasi yang hidup. 

Banyak peserta berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara rutin agar hubungan antara rakyat dan wakilnya tetap terjalin erat.

Kunjungan kerja ini bukan hanya sekadar kegiatan formal, melainkan bentuk nyata komitmen wakil rakyat untuk hadir dan mendengar langsung denyut nadi kebutuhan masyarakat. 

Dengan kerja sama dan komunikasi yang berkesinambungan, harapan akan pembangunan desa yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera bukan lagi mimpi, melainkan sebuah tujuan yang bisa dicapai bersama. (*)