SokoLokal

Bangun Kampung Berdaya di Banyumas, Kemensos Latih KPM Buat Keranjang Sampah dari Pelepah Pisang

Produksi anyaman keranjang sampah dari pelepah pisang buah karya Keluarga Penerima Manfaat itu bekerja sama dengan pihak swasta untuk diekspor ke Amerika.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
01 September 2025
<p>Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat meninjau Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Minggu, 31 Agustus 2025. (Dok. Kemensos)</p>

<p> </p>

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat meninjau Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Minggu, 31 Agustus 2025. (Dok. Kemensos)

 

SOKOGURU, BANYUMAS- Sebagai upaya mengubah mindset (pola pikir) dari perlindungan sosial ke pemberdayaan, Kementerian Sosial (Kemensos) membangun Kampung Berdaya di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. 

Bekerjasama dengan Roemah Pemberdayaan Masyarakat (RPM), Kemensos melatih keluarga penerima manfaat (KPM) memproduksi keranjang tempat sampah berbahan tanaman mendong dan pelepah pisang.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat meninjau Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Minggu, 31 Agustus 2025.

Baca juga: Ekonomi Desa Bangkit! Kopdes Merah Putih Siap Hadir di 80.000 Titik, Banyumas Jadi Prioritas

"Di Kemensos itu ada konsep baru, bantuan sosial itu sementara, berdaya itu selamanya. Sekarang, Kemensos membangun kampung-kampung pemberdayaan, salah satunya di Desa Kalisalak ini," ujarnya dalam keterangan resmi Kemensos.

Pada kesempatan itu, Agus Jabo menyapa dan berbincang dengan 20 KPM yang tergabung dalam satu kelompok di Desa Kalisalak. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang aktif dalam pembuatan kerajinan anyaman, selain Kabupaten Gunung Kidul, Lumajang, Kulon Progo, dan Wonosobo.

Dari membuat produk anyaman keranjang sampah itu, para KPM bisa memproduksi 2 hingga 3 keranjang per hari dengan harga mulai dari Rp12.000 sampai Rp20.000 per 1 keranjang. 

Baca juga: Mensos Gus Ipul: Uji Coba Bansos Digital di Banyuwangi Mulai September 2025, Bentuk Transparansi dan Efisiensi

Jadi, setiap kelompok bisa memproduksi hingga 200 keranjang per dua minggu.

"Produk anyaman dari mendong, dari pelepah pisang, menjadi tempat-tempat sampah. Ini diekspor ke Amerika, kita bekerja sama dengan pihak swasta," imbuhnya.

Kelompok Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak bekerjasama dengan Roemah Pemberdayaan Masyarakat (RPM) di bawah naungan PT Out Of Asia, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang ekspor handicraft.

Baca juga: Ingin Ubah Paradigma KPM, Mensos: Bansos Itu Sementara, Berdaya Itu Selamanya

"Mereka menyuplai bahan-bahannya, kemudian diproduksi oleh ibu-ibu yang ada di sini. Hasil produksinya kemudian dibeli, ya, dan diekspor ke Amerika," jelas Agus Jabo.

Produk kerajinan berbahan dasar organik seperti itu banyak diminati di mancanegara. 

"Dan ini kenapa negara-negara (seperti) Amerika suka dengan tempat sampah seperti ini, karena ini ramah lingkungan," ujarnya. 

Kampung Berdaya Kemensos di Desa Kalisalak diharapkan menjadi desa percontohan program pemberdayaan untuk daerah-daerah lainnya. 

"Sehingga perintah Pak Presiden di tahun 2026, kemiskinan ekstrem harus nol. Di tahun 2029, kemiskinan itu harus turun menjadi di bawah 5%, dengan program-program pemberdayaan seperti itu bisa terwujud ya," pungkasnya.

Salah satu KPM yang merasakan manfaat Kampung Berdaya Kemensos adalah Eni Kurniawati. Ia merupakan KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dari RT 01/RW 07 Desa Kalisalak yang mengikuti program itu sejak  Maret 2025.

Hasilnya, kini Eni mampu memproduksi 2 sampai 3 keranjang sampah setiap hari, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan sekitar Rp36.000/hari.

"Alhamdulillah, menambah penghasilan saya, dari yang tadinya minim, sekarang agak meningkat untuk kehidupan sehari-hari," ujarnya. (SG-1)