SokoKreatif

10 UKM Pangan Berbahan Dasar Terigu Jadi Finalis Bogasari SME Award 2025, Inovatif dan Melek Digital

Total ada 119 UKM yang mendaftar untuk mengikuti Bogasari SME Award 2025. Mereka berasal dari 37 kabupaten dan 32 kota dari 19 provinsi di Indonesia.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
13 Desember 2025
<p>Sebanyak 10 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak di sektor makanan berbahan dasar tepung terigu lolos ke final penghargaan Bogasari SME (Small Medium Enterprise).  Anugerah Penghargaan Bogasari SME Award 2025 berlangsung di Bekasi, Rabu, 10 Desember 2025. (Dok. Bogasari)</p>

<p> </p>

Sebanyak 10 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak di sektor makanan berbahan dasar tepung terigu lolos ke final penghargaan Bogasari SME (Small Medium Enterprise).  Anugerah Penghargaan Bogasari SME Award 2025 berlangsung di Bekasi, Rabu, 10 Desember 2025. (Dok. Bogasari)

 

SOKOGURU, JAKARTA- Sebanyak 10 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak di sektor makanan berbahan dasar tepung terigu lolos ke final penghargaan Bogasari Small Medium Enterprise (SME).

Pemberian penghargaan yang ke-15 tahun itu menjatuhkan pilihan kepada tiga pemenang  untuk kategori  inovasi bisnis dan melek digital, yakni UKM Papa Cookies dari Sragen sebagai juara 1, Home Made Bakery dari Jakarta (juara 2), dan UKM Sarimadu Bakery dari Samarinda (juara 3).

Vice President Marketing Bogasari, Budi Hartono, menjelaskan, 10 finalis itu merupakan hasil seleksi dari 4 tahapan yang melibatkan tim internal Bogasari dan dewan juri eksternal yang merupakan para ahli di bidangnya. 

Baca juga: Bogasari Operasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kedua, Wujud Komitmen Jalankan Industri Hijau

“Ada tujuh  kriteria penilaian yang dilakukan, yakni Clarity of business Presentation, Product Quality & Uniqueness, Market understanding dan Strategy, Innovation (Product, Proses, Packaging dan service), Digital Presence & Branding, Growth Potential & Business Feasibility, serta Presentation Delivery & Profesionalism,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Sokoguru, Sabtu, 13 Desember 2025.

Penilaian akhir, sambungnya,  dilakukan dengan presentasi langsung di hadapan dewan juri. Para finalis mempresentasikan inovasi bisnis, strategi pemasaran, digitalisasi usaha. 

“Selain itu para UKM diwajibkan membawa produknya untuk dinilai langsung oleh dewan juri. Presentasi dilakukan sore menjelang malam, dan acara ditutup dengan makan bersama dan hiburan tari tradisional dari Padepokan Jugala,” imbuh Budi. 

Baca jua: Bogasari Mengajar Gelar Pelatihan Produksi Bakeri di SMKN 2 Pandeglang-Banten, 22-24 Oktober 2025

Anugerah Penghargaan Bogasari SME Award 2025 berlangsung di Bekasi, Rabu, 10 Desember 2025) setelah mengikuti penjurian di Bandung pada Senin, 8 Desember dan dihadiri ratusan UKM dari wikayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. 

Penghargaan diberikan oleh Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma dan Budi Hartono. Bogasari SME Award kali ini mengusung tema Level Up UKM: Inovasi dan Digitalisasi untuk Bisnis yang Kokoh.

Budi mengungkapkan, total ada 119 UKM yang mendaftar untuk mengikuti Bogasari SME Award 2025. Mereka berasal dari 37 kabupaten dan 32 kota yang tersebar di 19 provinsi di Indonesia. 

Baca juga: Lakukan Evaluasi dan Monitoring ke Pabrik Bogasari Badan POM Beri Nilai A

Adapun produk para UKM peserta awal Bogasari SME Award 2025 ini sangat beragam. Sebanyak 56,3%  roti dan pastry, 14,3 % jajanan pasar dan gorengan, 11,8% mi dan kulit pangsit, 10.1% cake, 4,2% kue kering dan biskuit, 3,4% keripik, tepung bumbu dan lainnya.

Selain tiga UKM juara, ada tujuh  UKM yang menjadi nominator yakni adalah Pride Chicken asal Bandung, Choco Bakery (Medan), Monica & Loren (Lampung), Mi Djoetek (Kediri), Mak Enak (Jember), Roti Gembong Gedhe (Jawa Tengah), dan Syarah Bakery (Bengkulu). 

Para juara dan nominator Bogasari SME Award 2025 mendapatkan hadiah edutrip atau wisata edukasi ke luar negeri dan kesempatan promosi usaha dari Bogasari, baik melalui platform digital maupun printing.

“Penghargaan Bogasari SME Award 2025 dan kategori yang dipilih tahun ini merupakan apresiasi tertinggi dari Bogasari serta komitmen dalam membangun ekosistem UMKM berbasis terigu, Kami menghadirkan konsep penyaringan berlapis agar benar-benar menemukan UKM yang tidak hanya kuat secara operasional, namun juga punya visi digitalisasi dan inovasi jangka panjang,” tambah Budi. 

 

Libatkan juri ahli dan spesial

Penilaian Bogasari SME Award 2025 ini melibatkan tiga  juri ahli dan satu juri spesial. Mereka adalah Direktur Konten Digital Kementerian Ekonomi Kreatif (Yuana Rochma Astuti), Founder Adaptable Consulting (Rama Syahid), dan Celebrity Chef (Jenny Hendrawati). 

Sedangkan untuk juri spesial ialah Direktur Kuliner Kementerian Ekonomi Kreatif (Andy Ruswar).

Menurut dewan juri, dari tujuh kriteria, Papa Cookies yang menjadi Juara 1 Bogasari SME Award 2025 karena memiliki keunggulan paling merata di semua aspek. 

Papa Cookies, lanjutnya, memiliki Inovasi produk kuat, branding dan digital presence konsisten dan efektif, pengemasan yang profesional berorientasi ekspor dan retail modern, model bisnis yang masih bisa terus dikembangkan, serta pemahaman pasar dan strategi ekspansi yang matang dan terukur.

Papa Cookies menunjukkan keseimbangan antara inovasi, digitalisasi, dan kekuatan fondasi bisnis. Yang jelas pesertanya keren-keren dan kami cukup kebingungan dalam melakukan penilaian. Ditambah ada peserta yang masih muda, namun punya semangat berwirausaha dan sukses di dunia digital juga. 

“Kami kira konten kreator berkedok jualan ayam. Ternyata salah satu peserta Bogasari SME Award 2025 dan pemiliknya langsung,” ungkap juri Rama Syahid terkagum-kagum sambil tertawa.

 

Sekilas Profil UKM

Sebagai informasi, UKM Papa Cookies berdiri pada 2010 oleh Eriyanto Eko Purnomo sebagai pemilik. Sebelumnya, ia bekerja di dunia perbankan, lalu  memutuskan membuka usaha sendiri dengan mengirimkan istrinya, Lilis Ismiansih, mengikuti  pelatihan di di Bogasari Baking Center (BBC) Yogyakarta. 

Bermodalkan Rp 100 ribu, istri Eriyanto membuat kue yang dijual di kantornya sendiri. Dari sana Papa Cookies terus berkembang menjadi salah satu raksasa bakeri yang sudah memiliki 211 cabang di berbagai daerah di Indonesia.

“Terima kasih Bogasari, sampai saat ini masih peduli akan perkembangan UKM di Indonesia. Tidak hanya konsisten memberikan penghargaan seperti Bogasari SME Award ini, tapi juga edukasi rutin bagi UKM melalui KIAT (Kunci Informasi dan Teknologi), dan pelatihan Bogasari Baking Center (BBC),” ujar Eriyanto asal Sragen yang pernah menjadi Nominator Bogasari SME Award tahun 2019.

Selanjutnya kisah perjuangan usaha Darwin Sofjan, pemilik Home Made Bakery.  Ia memulai usaha roti rumahan sekitar tahun 1992. Karena berasal dari produksi rumahan itulah ia memberikan nama usahanya Home Made Bakery. 

Saat itu, ia hanya dibantu istri dan seorang karyawan untuk membuat roti dan menjualnya di stan yang ia sebut I-land unit. Ditambah dengan 15 sales yang berjualan secara keliling menggunakan sepeda. 

“Kita memang mempersiapkan usaha ini dengan matang. Sebelum mulai produksi saya belajar ke Singapura, Jepang, dan Taiwan selama kurang lebih enam bulan untuk belajar membuat roti dan pemasarannya, sekarang kita sudah memiliki sekitar 31 outlet di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” ungkap Darwin.

Lain lagi dengan UKM Sari Madu Bakery asal Samarinda yang berhasil meraih juara 3. Awalnya Ricky Leonardo dan istrinya, Khalimatu Sadiah memulai usaha elektronik, hingga bangkrut dan memiliki utang miliaran rupiah. 

Sempat frustasi namun tak mau menyerah. Tahun 2017, sang istri memulai kembali usaha berbasis roti dari sisa uang sekitar 70 juta.

“Alhamdulillah, pas pembangunan infrastruktur IKN di Kalimantan, kita mendapat banyak orderan dan bisa membuat Sari Madu Bakery bisa meningkat pesat,” ujar sang istri. 

“Alhamdulillah, enam bulan lalu utang sudah terbayar lunas. Sekarang Sari Madu Bakery memiliki dua outlet dan sedang kami siapkan untuk pembukaan beberapa cabang lagi,” tambah Khalimatu Sadiah pada saat presentasi pengembangan usaha di depan juri. (SG-1)