SOKOGURU, PANDEGLANG- Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pendidikan Bogasari Mengajar merambah ke wilayah Provinsi Banten, tepatnya di Kabupaten Pandeglang.
Kali ini, Bogasari Mengajar hadir di SMKN 2 Kabupaten Pandeglang yang memiliki jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Kegiatan tersebut diselenggarakan guna mendukung peningkatan program Teaching Factory (TEFA) yang ditetapkan Pemerintah di SMKN itu mulai 2025.
Baca juga: Program Bogasari Mengajar Khusus SMK Digelar di Lima Kota, Libatkan 230 siswa dan 20 guru
Demikian disampaikan Vice President (VP) Human Resources Divisi Bogasari, Anwar, dalam keterangan resmi Bogasari yang diterima Sokoguru, Jumat, 24 Oktober 2025.
“Kegiatan tersebut berlangsung pada 22- 24 Oktober 2025. Hari pertama diikuti 70 siswa dan guru APHP dengan paparan teori, tips dan trik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anwar mengatakan, Program TEFA di SMKN 2 Pandeglang berfokus kepada pengembangan bakeri. Untuk itulah, Bogasari sebagai produsen tepung terigu yang menghasilkan bahan utama produk bakeri menjadi pilihan mitra industri strategis dalam pengembangan produk TEFA SMKN 2 Pandeglang.
Baca juga: Diluncurkan, Program Bogasari Mengajar Khusus SMK, Libatkan 230 Siswa dan 20 Guru
Paparan teori di hari pertama yang berlangsung selama hampir 3 jam, sambungnya, disambut antusias oleh para siswa. Mereka banyak melontarkan pertanyaan, mulai dari faktor penyebab kegagalan produk yang selama ini dibuat, hingga cara memasarkan dan menentukan harga produk.
Dalam rangka pengembangan produk bakeri, ada enam resep produk yang dilatih oleh Chef Irfan Indrayana yakni Roti Taiwan, Mini Pizza, Fuity Bomboloni, Donut, Pandan Chiffon Cake, dan Black Forrest.
Dasar pemilihan keenam resep itu, katanya, adalah produk yang disukai banyak orang dan harganya terjangkau khususnya untuk siswa.
Baca juga: Gandeng BPJPH, Bogasari Bantu Sertifikasi Halal 200 UKM di Jakarta Utara
Selain itu, resep-resep kue tersebut juga berpotensi jadi peluang usaha termasuk pengembangan produk TEFA SMKN 2 Pandeglang yang wilayahnya terjauh dari Provinsi Banten.
Di Kabupaten Pandeglang sendiri ada sekitar 103 SMK yang 18 diantaranya sekolah negeri. Dari ratusan SMK tadi hanya empat yang memiliki jurusan di bidang kuliner atau APHP.
Selain SMKN 2 Pandeglang, ada SMKN 1, SMKN 12 dan SMKN 18. Yang terbesar adalah SMKN 2 Pandeglang. Selain luas lahan sekolah 8 hektare juga memiliki delapan jurusan dengan jumlah murid sekitar 1900 siswa.
“Semoga dengan dukungan Bogasari Mengajar ini, para siswa tidak hanya tertarik menjadi pekerja tapi juga siap untuk pelaku usaha selepas lulus nanti,” tambah Anwar.
Kalaupun menjadi pekerja, sambungnya, setidaknya pengetahuan dan kompetensi mereka, lebih dibanding lulusan SMKN jurusan tata boga atau kuliner lainnya.
Kesempatan sangat berharga
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 2 Pandeglang, Ade Firdaus, mengatakan, Program Bogasari Mengajar merupakan kesempatan yang sangat berharga buat menambah pengetahuan teoritis dan kemampuan produksi para guru dan siswa-siswi dalam pengembangan produk TEFA ke depannya.
“Selama ini, produk bakeri kami lebih banyak dijual ke internal sekolah. Semoga dengan adanya Bogasari Mengajar ini, kami dapat meningkatkan potensi pasar produk TEFA ke luar sekolah,” ucapnya, saat penutupan kegiatan.
Program Bogasari Mengajar melibatkan seluruh siswa jurusan APHP kelas XI dan para guru. Para peserta megikuti praktik langsung membuat berbagai produk bakeri, dan mendapatkan pemaparan materi ilmiah tentang bahan baku gandum hingga proses penggilingannya menjadi tepung terigu.
Hal itu merupakan pengetahuan baru bagi para siswa khususnya prinsip dan tips pengolahan tepung terigu yang tepat untuk menghasilkan produk bakeri yang berkualitas dan memiliki nilai jual.
“Makanya kita memberikan pengetahuan teori yang lebih mendalam sampai dengan cara perhitungan keuntungan atau harga pokok penjualan kepada para siswa dan guru,” kata Anwar lagi.
Di sisi lain, bagi para siswa, kelas Bogasari Mengajar selama 3 hari sangat memberikan tambahan pengetahuan secara teori dan praktik di bidang bakeri.
Apalagi ada resep produk yang disukai banyak orang dan potensial untuk dipasarkan belum pernah mereka pelajari dan praktikkan, yaitu produk Black Forest dan Chiffon Cake.
“Alhamdulillah senang banget, karena belum pernah bikin produk cake. Apalagi teknik pound cake, sponge cake, dan chiffone cake. Ilmu yang benar-benar baru buat kami siswa kelas 11,” ungkap Elena, siswa kelas XI SMKN 2 Pandeglang setelah pelatihan.
Hal yang sama disampaikan rekannya, Aira. “Kren banget dan senang dapat kesempatan. Baru tahu ada banyak tips dan trik yang membutuhkan kesebaran dan ketekunan dalam membuat cake,” ujarnya.
Para siswa juga sangat senang karena di sela-sela kelas Bogasari Mengajar itu ada unsur kompetisi yang diselipkan serta hadiah bagi para juara. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk mendorong siswa berkarakter maju dan selalu berinovasi.
Anwar menambahkan, dalam perjalanan bisnisnya, Bogasari yang bulan November nanti akan berusia 54 tahun, terus berupaya mendorong pertumbuhan mutu pendidikan di tingkat SMK maupun mahasiswa baik secara kerja sama formal maupun secara reguler.
Mulai dari kesempatan magang atau praktik kerja lapangan, sesi praktisi mengajar, pelatihan khusus di Bogasari Baking Center (BBC), kesempatan penelitian skripsi, dan masih banyak lagi, yang semuanya dijalankan dalam kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) bernama Bogasari Mengajar.
Selain ilmu seputar pengolahan tepung terigu jadi makanan, Bogasari juga berbagi di displin keilmuan lainnya, seperti teknologi pangan, manajemen, teknik permesinan, kelistrikan, dan masih banyak lagi ilmu terapan di industri yang bisa dibagi kepada siswa dan mahasiswa.
“Bogasari berkomitmen tidak hanya tumbuh dalam industri makanan, tapi juga tumbuh bersama dengan dunia pendidikan,” tutup Anwar. (SG-1)