INDONESIA terbilang jauh terlambat dibanding negara lain dalam soal urusan halal. Negara-negara Eropa justru jauh lebih dulu bahkan sejak puluhan tahun lalu dibanding dengan Indonesia. Bahkan produksi halal Indonesia kalah dengan negara-negara kecil.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia, Ahmad Haikal Hassan, mengatakan hal itu, saat berkunjung ke ke pabrik tepung terigu nasional PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills di Tanjung Periok, Jakarta Utara, Rabu (12/2).
“Transaksi produksi halal dunia dari Januari sampai Oktober tahun lalu mencapai Rp20 ribu triliun lebih. Dari produksi halal dunia tersebut, Indonesia hanya kebagian Rp600 triliun. Apa penyebabnya, karena para pengusaha Indonesia itu tidak tertib halal,” ujarnya dalam keterangan resmi Indofood yang diterima Sokoguru, Rabu (12/2).
Baca juga: Latih Kader Posyandu di Jakarta Utara, Bogasari Dukung Program Tumbuh Kembang Anak
Jadi, lanjut Haikal, bukan soal tidak halalnya, melainkan tidak tertibnya. Kenapa tidak tertib halal, karena ada oknum yang bermain sehingga proses tarifnya jadi mahal.
“Presiden Prabowo kerap mengatakan, “Bersihkan diri Anda sebelum Anda dibersihkan.” Itu kata Bapak Presiden. Berhenti praktik-praktik pungli dalam urusan halal, apalagi sampai dibilang ratusan juta. Tega banget. Karena dampaknya jadi rendah produksi halal Indonesia. Berhenti praktik pungli dalam urusan sertifikasi halal,” tegasnya.
Turut hadir mendampingi Haikal, Direktur Indofood sekaligus Kepala Divisi Bogasari, Franciscus Welirang.
Baca juga: Mulai Jangkau Indonesia Timur, Bogasari Mengajar Kerja Sama dengan Unpatti Ambon
Kedatangan Kepala BPJPH Indonesia itu ke pabrik tepung terigu pertama di Indonesia itu merupakan yang pertama kalinya sejak pabrik itu beroperasi pada 29 November 1971.
Kunjungan perdana itu menjadi penting dan menarik, karena Kepala BPJPH melihat secara langsung fasilitas produksi dan komitmen kehalalan Bogasari mulai dari proses hingga produk akhir.
Dalam sambutannya, Haikal sangat bangga dan menghargai komitmen halal Bogasari yang tidak hanya untuk usahanya sendiri, tapi juga untuk para UKM yang merupakan pelanggannya.
Baca juga: Dorong Percepatan Usaha UKM, Bogasari Gelar Program Edukasi Akselerasi dan KIAT
Dalam kunjungan tersebut berlangsung pula penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) Divisi Bogasari dengan BPJPH terkait proses sertifikasi UKM makanan yang berada di Kelurahan Lagoa dan Kelurahan Kalibaru, Jakarta Utara.
MoU ditandatangani Franciscus Welirang selaku Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari dan Ahmad Haikal Hassan selaku Kepala BPJPH.
Ikut menandatangani sebagai mengetahui dari pihak pemerintah yakni Lurah Lagoa Syaiful dan Lurah Kalibaru Rusmin.
Franciscus yang akrab disapa Franky, mengatakan, sejak awal berdiri, Bogasari berada di antara dua kelurahan itu sehingga tidak hanya bertetangga, tapi sudah menjadi saudara terdekat.
“Beragam program Corporate Social Responsibility (CSR) sudah dijalankan Bogasari selama puluhan tahun. Kali ini kami ingin membantu memfasilitasi sertifikasi halal para pelaku usaha warung makan sesuai dengan program halal Pemerintah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, seandainya setiap perusahaan atau industri di wilayah DKI Jakarta membantu proses sertifikasi halal para UKM di lingkungan kelurahan lokasi usahanya, program sertifikasi halal UKM akan lebih cepat terselesaikan.
“Apalagi kalau program itu dilakukan para industri di seluruh Indonesia, semakin cepat penyelesaian halal UKM di tanah air,” imbuhFranki.
200 UKM
Dalam MoU tersebut, sebanyak 200 UKM warung makan di Kelurahan Lagoa dan Kelurahan Kalibaru berpotensi untuk disertifikasi halal. Franky menambahkan, komitmen Bogasari dalam program sertifikasi halal UKM sudah berlangsung lama.
Bahkan di 2020 dan 2022, pihaknya membantu hampir 100 UKM untuk disertifikasi halal dari awal proses sampai akhirnya mendapatkan sertifikat. Tahun 2023 dan 2024, sekitar 650 UKM se-Indonesia difasilitasi Bogasari untuk mendapatkan sosialisasi halal dari World Halal Nadhatul Ulama (WHCNU)
Di acara yang sama, Ketua Sekretariat Halal Bogasari Aryono Adityo memaparkan, komitmen sertifikasi halal Bogasari sudah berlangsung sejak 1996.
Saat ini, jelasnya, di empat pabrik Bogasari sudah memiliki Auditor Internal Halal sebanyak 63 orang dan 14 Penyelia Halal yang sudah tersertifikasi oleh LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).
Sertifiikasi Halal Bogasari juga sudah terintegrasi dengan Sistem Manajemen Mutu dan Food Safety.
Kepala BPJPH Haikal menambahkan, diharapkan komitmen halal Bogasari ini terus berlanjut, bahkan tidak hanya 200 warung makan di sekitar pabrik, tapi juga wilayah lainnya, apalagi masih banyak UKM makanan dan minuman di Indonesia yang belum tersertifikasi halal.
Usai melakukan penandatanganan MoU, Kepala BPJPH dan tim didampingi Manajemen Bogasari, antara lain Senior Vice President Manufacturing Bobby Aryanto, Vice President Human Resources Anwar dan perwakilan Tim Halal Bogasari melakukan kunjungan lapangan dengan menggunakan mobil golf car kearea pengemasan 25 dan 1 kg, dermaga kapal Bogasari, dan ke Bogasari Baking Center (BBC).
Franky menjelaskan, BBC adalah unit pelatihan makanan berbasis terigu yang sudah ada sejakOktober 1981 untuk melatih dan mencetak pelaku usaha makanan berbasis tepung terigu.
Kepala BPJPH juga sempat menikmati roti produksi dapur Jakarta Islamic Centre Jakarta Utara dan mie ayam Suryani, UKM mitra Bogasari dari Jakarta Utara.
Ia merasa senang dengan pabrik tepung terigu itu karena ikut mendorong lahir dan tumbuhnya UKM di Indonesia melalui lembaga pelatihan seperti BBC dan kegiatan edukasi lainnya.
“Bahkan memiliki mitra paguyuban UKM hingga di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera dan Kalimantan serta wilayah lainnya. Yang dilakukan Bogasari seperti moto kemitraan UKM yakni tumbuh bersama dan bikin semua maju,” tutupHaikal. (SG-1)