SOKOGURU, JAKARTA – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi, melainkan wujud nyata demokrasi ekonomi Indonesia.
Dalam peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 yang digelar di Jakarta, baru-baru ini, ia menyerukan kebangkitan gerakan koperasi sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Dengan mengusung tema “Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur”, Menkop menekankan bahwa koperasi harus kembali menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, bukan hanya simbol sejarah, tetapi kebutuhan masa depan.
Baca juga: DPR: Jangan Hanya Bentuk Koperasi, UMKM Butuh Digitalisasi dan Pembiayaan Riil
“Koperasi bukan karena romantisme sejarah, tapi karena kebutuhan masa depan bangsa,” ujar Budi Arie yang juga mantan Menteri Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya.
Koperasi Sebagai Pilar Demokrasi Ekonomi
Menkop mengingatkan bahwa amanat Pasal 33 UUD 1945 menjadikan koperasi sebagai wujud nyata sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan. Maka dari itu, peran koperasi harus dikuatkan secara struktural dan kultural.
Menuju Indonesia Emas 2045, Menkop menegaskan pemerataan ekonomi tidak boleh hanya bertumpu pada teknologi, tetapi juga harus mengakar ke desa-desa dan masyarakat kecil melalui koperasi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.
80.000 Kopdes/Kel Merah Putih Siap Beroperasi Serentak
Menkop juga membeberkan bahwa saat ini lebih dari 80.000 unit Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih telah terbentuk dan akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025.
Baca juga: Koperasi Desa Merah Putih Siap Diresmikan Prabowo, 103 Lokasi Dimatangkan Serentak
“Kita tidak bisa mewujudkan Indonesia Emas dengan meninggalkan rakyat kecil,” tegas Budi Arie yang juga ketua organisasi pendukung Joko Widodo, Projo.
Program Kopdes ini dirancang sebagai koperasi multifungsi, bukan hanya sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi juga sebagai pusat distribusi barang subsidi, logistik panen, layanan kesehatan, hingga energi desa.
Baca juga: 92 Koperasi Desa Percontohan Diluncurkan! Strategi Pemerintah Hidupkan Ekonomi Akar Rumput
Pendekatannya berbasis kolaborasi pentahelix—melibatkan kelompok tani, BUMDes, swasta, hingga perguruan tinggi.
Kinerja Koperasi Meningkat, Tapi Perjuangan Belum Selesai
Data hingga 2024 mencatat ada 131.617 koperasi aktif dengan hampir 30 juta anggota, dan volume usaha mencapai Rp214 triliun—menyumbang hampir 1 persen dari PDB nasional.
Meski begitu, Menkop menilai kontribusi koperasi masih bisa ditingkatkan, terutama di sektor riil dan produktif.
Baca juga: Kemenkop Gandeng Kemenaker, Siap Cetak Pengelola Koperasi Desa Profesional!
“Kita butuh lebih banyak koperasi sektor riil, yang inovatif dan inklusif,” ujar tokoh politik yang dekat dengan mantan Presiden Jokowi.
Menkop juga mengajak generasi muda untuk tidak lagi memandang koperasi sebagai "tempat orang tua", tetapi sebagai ruang berkarya dan berinovasi.
“Koperasi adalah ruang kalian juga, tempat bertumbuh dan ikut menentukan arah ekonomi bangsa,” tambahnya.
Koperasi Adalah Warisan Bangsa dan Harus Jadi Soko Guru Ekonomi Nasional
Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono juga mengingatkan bahwa koperasi adalah warisan para pendiri bangsa dan selaras dengan kultur gotong royong masyarakat Indonesia.
“Mari jadikan koperasi sebagai alat perjuangan rakyat, lembaga ekonomi yang berdaulat di negeri sendiri,” kata Wamenkop.
Peringatan Harkopnas ke-78 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti senam sehat bersama, aksi donor darah oleh Dharma Wanita Kemenkop, lomba media sosial, kuis edukatif berbasis aplikasi, dan tasyakuran bersama seluruh insan koperasi. (*)