Ekonomi

Ekspor RI pada Desember 2024 Capai US$23,46 miliar, Turun 2,24%

Ekspor RI pada Desember 2024 mencapai US$23,46 miliar. Impor Desember 2024 senilai US$21,22 miliar. Neraca perdagangan RI pada Desember 2024 mengalami surplus US$2,24 miliar.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
16 Januari 2025
Dok. Tagkapan layar/Sokoguru

SELAIN memaparkan persentase penduduk miskin dan gini ratio pada September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis data ekspor Desember 2024.

 

Sebelum menunjukkan data pencapaian ekspor dan impor Desember 2024, Pelaksana Tugas (Plt.) BPS Amalia Adininggar Widyasanti terlebih dulu memaparkan catatan peristiwa di bulan tersebut.

 

“Catatan peristiwa pada Desember 2024, secara umum perubahan harga komoditas di pasar internasional bervariasi. Penurunan bulanan terjadi pada komoditas logam, energi, mineral dan logam mulia. Sementara harga komoditas pertanian naik 3,39% karena didorong oleh peningkatan harga kelapa sawit, kakao dan kopi,” ujarnya dalam keterangan pers yang diselenggarakan secara luring dan daring lewat kanal YouTube, Rabu (15/1).  

 

Baca juga: Penduduk Miskin RI pada September 2024 turun 1,16 juta orang

 

Menurutnya, secara rata-rata harga komoditas pertanian, logam, logam mulia, serta mineral mengalami kenaikan jika dibandingankan dengan rata-rata tahun 2023. 

 

Sementara itu rata-rata harga komoditas energi di 2024 mengalami penurunan sebesar 5,07% dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2023 dan juga pada Desember 2024 PMI Manufaktur negara mitra dagang utama seperti AS (49,4) dan Jepang (49,6) berada pada zona kontraksi. Sementara Tiongkok (50,5) dan India (56,4) di zona ekspansif.


Lebih lanjut, Amalia mengatakan, ekspor Indonesia selama Desember 2024 mencapai US$23,46 miliar, turun 2,24% dibanding November 2024. Sementara Impor Desember 2024 senilai US$21,22 miliar, naik 8,10% dibanding November 2024.

 

Baca juga: BPS: Ekspor Oktober 2024 Capai USD24,41 miliar, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus

 

“Ekspor nonmigas Desember 2024 mencapai US$21,92 miliar, turun 3,36% dibanding November 2024. Tetapi naik 4,83% jika dibanding ekspor nonmigas Desember 2023,” jelasnya.

 

Secara kumulatif, sambung Amalia, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2024 mencapai US$264,70 miliar atau naik 2,29% dibanding periode yang sama pada 2023. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$248,83 miliar juga naik 2,46%.

 

“Dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Desember 2024, sebagian besar komoditas mengalami penurunan, dengan 

 

 

penurunan terbesar pada mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$206,1 juta (26,38%). Sementara yang mengalami peningkatan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$41,9 juta (6,54%),” jelasnya lagi.

 

Baca juga: Indonesia Catatkan Ekspor Produk Halal USD 41,42 Miliar dan Didorong untuk Terus Tumbuh

 

Menurut sektor, tambah Amalia, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan sepanjang Januari hungga Desember 2024 naik 5,33% dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 29,81%, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 10,20%.

 

BPS juga melaporkan Tiongkok adalah negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia pada Desember 2024, yakni sebesar US$5,79 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,46 miliar, dan Jepang US$1,45 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,21%. 

 

Di sisi lain, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,10 miliar dan US$1,35 miliar. Sedangkan menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2024 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$37,87 miliar (14,31%), diikuti Jawa Timur US$25,72 miliar (9,72%) dan Kalimantan Timur US$25,46 miliar (9,62%)


Perkembangan impor

Nilai impor Indonesia pada Desember 2024 mencapai US$21,22 miliar, naik 8,10% dibandingkan November 2024 atau naik 11,07% dibandingkan Desember 2023. 

 

“Impor migas Desember 2024 senilai US$3,30 miliar, naik 28,26% dibandingkan November 2024 atau turun 2,24% dibandingkan Desember 2023. Sedangkan Impor nonmigas Desember 2024 senilai US$17,92 miliar, naik 5,06% dibandingkan November 2024 atau naik 13,92% dibandingkan Desember 2023,” tutur Amalia.

 

Dari 10 golongan barang utama nonmigas di Desember 2024, golongan mesin/ peralatan mekanis dan bagiannya yang mengalami peningkatan tertinggi senilai US$197,2 juta (6,93%) dibandingkan November 2024. 

 

Sementara golongan logam mulia dan perhiasan/permata mengalami penurunan terbesar senilai US$143,4 juta (21,11%). Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Desember 2024 adalah Tiongkok US$7,29 miliar (40,65%), Jepang US$1,34 miliar (7,48%), dan Australia US$0,87 miliar (4,84%). 

 

Impor nonmigas dari ASEAN US$2,70 miliar (15,08%) dan Uni Eropa US$1,14 miliar (6,38%).  Seluruh nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari– Desember 2024 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. 

 

Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai US$8,52 miliar (5,29%), diikuti barang modal US$2,09 miliar (5,34%) dan barang konsumsi US$1,16 miliar (5,37%).

 

Melihat data impor dan ekspor tersebut, Amalia mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024 mengalami surplus US$2,24 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,00 miliar. Namun sektor migas defisit senilai US$1,76 miliar. (SG-1)