Soko Berita

Ketahanan Pangan Kota Bandung Masih Rapuh, Warga Diajak Bertanam Lewat Buruan SAE

Kepala DKPP Bandung mengakui Bandung belum siap hadapi krisis pangan. Buruan SAE dan gudang cadangan jadi solusi bangun ketahanan pangan berbasis masyarakat.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
11 Juli 2025
<p>Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, (Dok.Pemkot Bandung)</p>

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, (Dok.Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kesiapan Kota Bandung dalam menghadapi potensi krisis pangan. 

Dalam siaran kolaborasi Radio Sonata dan PR FM, Kamis (10/7/2025), ia menyatakan bahwa Bandung belum sepenuhnya tangguh jika sewaktu-waktu terjadi bencana besar yang mengganggu pasokan pangan.

"Kalau hari ini Bandung mengalami amit-amitnya bencana besar, saya katakan secara jujur, kita belum sanggup. Tapi upaya menuju ke sana terus kami lakukan," ujarnya jujur.

Baca juga: DPR Kritik TNI AD Rekrut 24 Ribu Tamtama: Bukan Tugas Prajurit Urus Ketahanan Pangan

Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bandung sedang mengkaji pembentukan Gudang Cadangan Pangan Pemerintah yang memiliki standar kelembagaan, sistem distribusi, serta mekanisme penyaluran yang jelas. 

Gudang ini ditargetkan menjadi tumpuan saat terjadi situasi darurat pangan.

Pemkot Bandung mendorong masyarakat mendukung program Buruan SAE.(Dok.Pemkot Bandung).

Selain itu, Gin Gin menekankan pentingnya kemandirian pangan berbasis masyarakat. 

Salah satu program unggulan yang terbukti berhasil adalah Buruan SAE, sebuah gerakan urban farming yang tumbuh pesat sejak pandemi Covid-19.

Baca juga: Ketahanan Pangan Dinilai Cuma Jargon, DPR Desak Pemerintah Berpihak pada Petani!

“Covid itu justru menjadi berkah buat Buruan SAE. Ketika masyarakat tidak bisa ke luar rumah, mereka malah aktif bertanam. Hasilnya bisa dikonsumsi sendiri, bahkan waktu itu kita bantu warga yang sedang isolasi,” paparnya.

Kini Buruan SAE tak lagi sekadar gerakan menanam iseng, melainkan sudah berkembang menjadi peluang usaha. 

Beberapa kelompok tani urban bahkan telah membentuk koperasi untuk memperkuat sektor pangan lokal dari hulu ke hilir.

Dok.Pemkot Bandung.

“Sekarang sudah ada yang bisa jualan, bahkan koperasi. Ini bukti nyata bahwa urban farming punya masa depan,” jelas Gin Gin.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah ketidakstabilan harga hasil pertanian. 

Baca juga: Warga KTP Bandung Wajib Dilayani di RS Tanpa Diskriminasi, Tegas Wakil Wali Kota Erwin!

Menurut Gin Gin, pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam menjaga stabilitas harga pangan, seperti yang dulu dilakukan Bulog.

"Kalau harga jatuh, pemerintah beli. Saat harga naik, stok bisa dilepas untuk stabilisasi. Pola seperti ini harus diperkuat kembali,” tegasnya.

Gin Gin juga menyoroti aspek konsumsi dalam membangun ketahanan pangan. 

Masyarakat Diajak Lebih Bijak dalam Berbelanja dan Memasak

Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja dan memasak, serta tidak membuang makanan yang masih layak konsumsi.

“Ketahanan pangan itu bukan hanya soal produksi, tapi juga konsumsi. Masak secukupnya, makan secukupnya. Jangan sampai dibuang. Itu mubazir,” pesannya.

Menutup perbincangan, Gin Gin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Kota Bandung.

“Selama ada yang mau, bahkan semangat, insyaallah kita bantu. Ini bukan kerja satu dinas, ini kerja bersama,” pungkasnya.(*)