SOKOGURU, GQEBERHA- Dalam sesi kedua G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Gqberha, Afrika Selatan, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Busan) menegaskan pentingnya memperkuat komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Dalam sesi yang membahas tema Trade and Investment Framework to Address Industrialisation and Sustainable Development itu, Ia pun mendorong negara berkembang untuk mempercepat industrialisasi berkelanjutan.
“Di tengah meningkatnya rivalitas geopolitik dan ketegangan perdagangan global, multilateralisme harus dijaga dan diperkuat melalui reformasi internal yang bermakna. Multilateralisme bukan sekadar retorika, melainkan instrumen penting bagi pertumbuhan dan keberlanjutan,” ujar Mendag Busan dalam keterangan resmi Kementerian Perdagangan, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Ia pun menyoroti perlunya memperkuat fondasi domestik agar kebijakan strategis mampu menjawab tantangan global yang terus berubah. Ia juga menekankan bahwa kekuatan ekonomi harus dibangun dari dalam negeri, melalui kebijakan yang sehat, konektivitas regional yang kuat, dan kolaborasi produktif lintas negara.
Pada sesi ini, Mendag Busan menyampaikan tiga prioritas utama bagi negara berkembang untuk mempercepat industrialisasi berkelanjutan.
Pertama, membangun dan memanfaatkan kapasitas produktif untuk mendorong transformasi menuju industri bernilai tambah tinggi dan berbasis pengetahuan.
Baca juga: Mendag Busan Tekankan Pentingnya Reformasi WTO yang Inklusif dan Berorientasi Anggota
Kedua, naik kelas dalam rantai nilai global, terutama dengan memperluas basis manufaktur di sektor strategis seperti semikonduktor, baterai kendaraan listrik, dan farmasi.
Ketiga, mengembangkan industri hijau untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif dan berkeadilan.
Mendag Busan juga menegaskan pentingnya integrasi perdagangan regional sebagai instrumen strategis untuk memperkuat rantai pasok kawasan dan memperluas akses pasar.
Dalam konteks itu, ASEAN telah berperan sebagai jangkar stabilitas dan basis produksi utama di berbagai sektor.
“Indonesia menilai, teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan blockchain memiliki potensi besar untuk memperkuat efisiensi perdagangan dan logistik,” lanjutnya.
Baca juga: Mendag Busan Bertemu Wamendag Afrika Selatan Bahas Langkah Konkret Penguatan Kerja Sama Perdagangan
Mendag Busan turut menyoroti peran penting perdagangan jasa sebagai pendorong ketahanan ekonomi di tengah gejolak global. “Kewaspadaan dan kebijakan yang tepat akan menjadi kunci ketahanan ekonomi nasional dan global. Di tengah turbulensi ekonomi dan tekanan global, harapan bukanlah strategi; kesiapan adalah jawabannya,” tutupnya. (SG-1)