SOKOGURU, JAKARTA- Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong inovasi teknologi terbaru untuk mempermudah kegiatan pertanian. Sebab mekanisasi pertanian menjadi salah satu pendukung utama dalam modernisasi pertanian.
Pendapat itu mengemuka dalam talkshow Inspiring to Develop (Inside) bertajuk Pemanfaatan Mekanisasi dalam Mendukung Keberhasilan Pertanian Modern.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat Jenderal (Sekjen Kementan) pada 29- 31 Juli 2025 itu hadir sebagai pembicara Dr. Lila Yuwana, S.Si., M.Si dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Chookumhee Jang dari Ilssang Industry Co., Ltd. Korea Selatan.
Baca juga: Indonesia-Singapura Tandatangani Kerja Sama Keamanan Pangan dan Teknologi Pertanian
Diskusi membahas pentingnya kolaborasi internasional, riset terapan, serta investasi teknologi mekanisasi dalam mendukung produktivitas petani dan transformasi pertanian Indonesia menuju sistem yang modern, efisien, dan berkelanjutan.
Lila Yuwana memperkenalkan hasil riset dan pengembangan berupa prototipe Gerobak Sorong Bertenaga Listrik (Wheel Barrow) yang dirancang untuk mendukung efisiensi transportasi hasil pertanian.
“Gerobak itu diharapkan mampu meringankan beban kerja petani, terutama dalam mengangkut hasil panen seperti Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari lahan menuju tempat pengumpulan,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementan, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Baca juga: Mentan Malaysia Datuk Seri Mohammad Minta Bantuan Beras dan Teknologi Pertanian dari Indonesia
Menurut Lila, selama ini tantangan krusial dalam pengangkutan manual TBS. Hal itu, seringkali menyebabkan penurunan produktivitas dan keluhan muskuloskeletal pada pekerja, akibat berat TBS yang dapat mencapai 44 kg.
“Gerobak sorong listrik ini hadir untuk mengatasi hambatan tersebut, dengan desain ergonomis, hemat energi, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Prototipe ini menggunakan motor listrik DC 24 volt, torsi tinggi, dan dikendalikan melalui sistem pengontrol kecepatan sederhana yang mudah dioperasikan petani.
Baca juga: Perkuat Kebutuhan Pangan Keluarga, Kementan dan Kemen PPPA Gerakkan Pekarangan Pangan Bergizi
Daya gerak dan kecepatan telah disesuaikan dengan medan pertanian yang menantang. Uji coba awal menunjukkan kemampuan gerobak listrik ini mengangkut beban hingga 100 kg dengan mudah.
Lila menyatakan, prototipe ini sudah siap diterapkan di perkebunan kelapa sawit, meskipun memerlukan peningkatan tampilan produk sebelum dikomersialisasikan.
“saat ini tim kami juga berencana melengkapi gerobak dengan sensor berat, jarak tempuh, dan kecepatan, serta melakukan uji pasar dan mempersiapkan komersialisasi,” katanya.
Sementara itu, Chookumhee Jang dari Ilssang Industry Co., Ltd. Korea Selatan, memperkenalkan inovasi teknologi germinasi benih padi, khususnya perangkat germinasi sederhana Choi-Agi (SP-300).
Perangkat itu dirancang untuk mengatasi metode germinasi tradisional yang merepotkan dan tidak efisien di Asia Tenggara.
Ilssang Industry, yang didirikan pada tahun 1989, telah menjadi pelopor dalam mekanisasi pertanian dengan menciptakan mesin germinasi benih padi pertama di dunia pada tahun 1985.
Chookumhee menjelaskan, metode germinasi tradisional seringkali menghasilkan tingkat kegagalan dan germinasi yang rendah, serta bergantung pada cuaca.
“Untuk mengatasi hal ini, Ilssang Industry menawarkan perangkat germinasi yang dapat melakukan perendaman dan germinasi secara simultan di dalam air,” ujarnya.
Perangkat itu, sambung Chookumhee, secara organik mengintegrasikan kondisi penting untuk germinasi. Misalnya, kelembaban yang cukup, pemeliharaan suhu konstan, dan pasokan oksigen yang memadai. Hasilnya, germinasi yang sehat dengan tingkat germinasi sekitar 90% dan keseragaman lebih dari 85%, bahkan benih dapat berkecambah dalam waktu sekitar 48 jam di air.
Demonstrasi penggunaan perangkat itu juga telah dilakukan di Indonesia, termasuk di Pusat Penelitian Padi Subang pada 1 Oktober 2024.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan), Dr. Ir. Agung Prabowo, M.Eng, mengatakan, pihaknya fokus pada pengembangan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan, efisien, dan adaptif terhadap kebutuhan petani serta kondisi agroekosistem di Indonesia.
Beberapa prototipe hasil rekayasa telah siap untuk dikomersialisasikan dan diintegrasikan ke dalam sistem produksi nasional.
Agung menekankan pentingnya transformasi industri pertanian Indonesia untuk menjawab tantangan global sekaligus memaksimalkan potensi nasional. “Industri pertanian kita harus berani berevolusi, dan kunci utamanya adalah mekanisasi serta modernisasi berbasis riset dan inovasi,” ujarnya.
Namun ia menegaskan, kolaborasi multipihak adalah kunci sukses pembangunan pertanian modern. Ia mendorong adanya sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan petani dalam membangun ekosistem pertanian yang berdaya saing dan berkelanjutan.
"Pertanian tidak lagi bisa berdiri sendiri. Kita harus bangun bersama, karena masa depan pangan nasional ada di tangan kita semua,” tegasnya saat side event Agro Technology Forum 2025, Rabu, 30 Juli.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Pameran INAGRITECH 2025 dengan tema Mendorong Inovasi dalam Industri Pertanian dan Kimia Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan Talkshow Inside merupakan event diskusi pengembangan diri, sesi berbagi inspirasi, dan pembentukan karakter bagi audiens generasi muda untuk mengambil peran dalam bidang pertanian (SG-1)