SokoBisnis

Soto Banjar dan Dawet Ireng dari Festival Pangan Lokal Kemendag Lanjut ke Pangan Nusa 2025

Selain soto banjar dan es dawet ireng, ada 186 produk lokal lain yang menunggu disambangi di Pangan Nusa 2025. Bahkan, 149 di antaranya berkualitas ekspor.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
07 Oktober 2025
<p>Achmad Tri Laksono, pemilik Dawet Ireng Bejo, mengungkapkan rahasia yang membuat cita rasa sajiannya. Ia mengganti santan dengan creamer berbahan serat nabati ditemani potongan dawet yang lebih tebal, kenyal, dan panjang. (Dok. Kemendag)</p>

<p> </p>

Achmad Tri Laksono, pemilik Dawet Ireng Bejo, mengungkapkan rahasia yang membuat cita rasa sajiannya. Ia mengganti santan dengan creamer berbahan serat nabati ditemani potongan dawet yang lebih tebal, kenyal, dan panjang. (Dok. Kemendag)

 

SOKOGURU, JAKARTA-  Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produk makanan dan minuman (mamin), Soto Banjar Bang Suhai dan Dawet Ireng Bejo dipastikan akan bergabung bersama UMKM pangan lainnya di gelaran Pangan Nusa 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, pada 15-18 Oktober 2025.

Mereka termasuk tujuh pelaku UMKM  yang ikut dalam Festival Pangan Lokal yang digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag) di area parkir Gedung I, pada 1-2 Oktober 2025. 

Selama dua hari itu, tenda Soto Banjar Bang Suhai milik Suhaimin tampak riuh disambangi pengunjung, bahkan sebelum jam kantor dimulai. Tumpukan mangkuk berisi telur asin, perkedel, mi, dan suwiran ayam kampung yang siap disiram kuah kaldu gurih dan ringan khas Kuin, Banjarmasin itu sukses menarik perhatian pegawai yang hanya berniat melewatinya. 

Baca juga: Pangan Nusa 2025 Siap Digelar 15-18 Oktober 2025, dari Kekayaan Lokal Menuju Pasar Global

Remah bawang goreng dan perasan jeruk nipis menambah nikmat lebih dalam rasa soto. Semua disajikan dengan hangat. 

Dalam festival kuliner itu, ada pula es dawet ireng. Duo kuliner Nusantara itu menambah sempurna rasa di lidah penikmatnya.

Cita rasa Nusantara yang memanjakan lidah pegawai Kementerian Perdagangan itu berlangsung selama dua hari. Dari tujuh pelaku UMKM produk mamin, perhatian khusus memang jatuh pada Soto Banjar Bang Suhai dan Dawet Ireng Bejo.

Baca juga: Mari Manjakan lidah, Mencicipi Indonesia, dan Menembus Dunia di Pangan Nusa 2025, pada 15–18 Oktober

Lebih lanjut, Suhaimin menuturkan, usaha kuliner soto banjar miliknya menjadi salah satu menu pilihan yang disajikan di Istana Merdeka saat Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Perjalanan Bang Suhai terus melaju. Kini, ia memastikan tempatnya di Pangan Nusa 2025. 

“Kenapa saya memilih usaha berjualan soto banjar? Kami putra daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kami melihat ada peluang bisnis di Jakarta yang besar, bahkan di Asia Tenggara. Kami juga sudah menjalin kontak dengan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur dan Singapura untuk mencari buyer di sana,” ujar Bang Suhai, sapaan akrab Suhaimin, seperti dikutip keterangan resmi Kemendag, Selasa, 7 Oktober 2025.

Baca juga:  Serius Pangan Nusantara: UMKM Kopi Solo yang Menjadi Pemain Global Berkat BRI UMKM EXPO(RT) 2025!

Ia berharap, Kemendag dapat terus membantu produk kuliner miliknya menjaring konsumen, termasuk untuk ekspansi ke luar negeri.

 

Es Dawet khas Purworejo

Kuah kaldu soto banjar masih di pangkal lidah ketika es Dawet Ireng Bejo menyapa tenggorokan. Selama dua hari, sajian khas Purworejo, Jawa Tengah itu juga digeruduk antrean panjang.

 Es Dawet Ireng Bejo itu juga bakal melenggang ke Pangan Nusa 2025.

Achmad Tri Laksono, pemilik Dawet Ireng Bejo, mengungkapkan rahasia yang membuat cita rasa sajiannya. 

Secara kasat mata tidak berbeda tampilan dengan dawet ireng pada umumnya, tetapi santan miliknya diganti menggunakan creamer berbahan serat nabati ditemani potongan dawet yang lebih tebal, kenyal, dan panjang. 

Selain varian gula kelapa yang klasik, ia juga menyajikan varian modern seperti mocca dan matcha. 

Sambil meladeni pelanggan, Achmad juga membuka obrolan sederhana dengan mereka. Ia mengajak mengobrol tentang jenis santan, gula, sampai keputusannya tak lagi menyajikan varian durian.

“Dulu pernah saya coba durian. Saya suka durian yang asli, bukan perisa, tapi ternyata tidak awet, mudah basi, dan bahkan kecut,” tuturnya sembari membereskan perkakas sebab dagangannya sudah ludes di jam makan siang.

Bang Suhai dan Achmad adalah contoh nyata pelaku usaha penutur andal yang berkisah melalui cita rasa. 

Mendukung semangat itulah, Kemendag akan menggelar Pangan Nusa 2025 sebagai bagian dari rangkaian acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di lokasi yang sama.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, mengatakan, Pangan Nusa bukan sekadar ajang bersantap kuliner Nusantara, melainkan juga sebuah gelaran istimewa UMKM kuliner untuk menjaring sebanyak-banyaknya calon buyer mancanegara yang hadir ke TEI 2025.

“Pangan Nusa 2025 yang digelar Kemendag akan menyajikan pengalaman baru kepada para pengunjung dan calon buyer dalam menyantap kuliner sekaligus mencari produk unggulan ekspor Indonesia,” ujarnya.

Selain soto banjar dan es dawet ireng, masih ada 186 produk lokal lain yang menunggu disambangi di Pangan Nusa 2025. 

Bahkan, 149 di antaranya adalah produk berkualitas ekspor. Bagi para pencinta kuliner Nusantara, siapkan diri menyambut 37 gerai kuliner dan belasan food truck yang bakal menggugah selera, hanya di Pangan Nusa 2025. (SG-1)