SOKOGURU, WASHINGTON D.C.- Trade Expo Indonesia (TEI) merupakan pintu masuk strategis bagi pelaku usaha global untuk menjajaki potensi perdagangan dengan Indonesia.
Melalui TEI, berbagai produk unggulan mulai dari komoditas, perikanan, manufaktur, hingga jasa ditawarkan dengan peluang kerja sama yang luas.
Demikian disampaikan Atase Perdagangan (Atdag) RI Washington D.C., Amerika Serikat, Ranitya Kusumadewi, dalam keterangan resmi Atase Perdagangan Washington D.C, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Selasa, 23 September 2025.
Baca juga: Lewat Forum JaMU Kemendag Ajak Pelaku Usaha India Perkuat Hubungan Dagang dengan Indonesia
Menurutnya, TEI 2025 menjadi salah satu sorotan dalam acara Indonesia Tourism, Trade, and Investment Forum (ITTI Forum) 2025 di Washington D.C., pada Sabtu, 9 September lalu.
“Kegiatan itu diharapkan menjadi pintu masuk penting bagi pelaku usaha AS untuk menjajaki pasar Indonesia secara langsung, membuka peluang kolaborasi bisnis, serta memperluas jaringan perdagangan kedua negara,” tambah Ranitya saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi panel itu.
Dalam forum tersebut, sambungnya, Kemendag mengajak para pelaku usaha AS untuk berpartisipasi dalam misi dagang ‘Trade Mission to Indonesia’ yang akan digelar bersamaan dengan TEI ke-40 tahun ini.
Baca juga: Gelar Pertemuan dengan RVO Netherlands, Kemendag Undang Pengusaha Belanda Jadi Buyer di TEI 2025
Misi dagang tersebut merupakan bentuk kerja sama Atdag RI Washington D.C. dengan Asian American Chamber of Commerce (AACC).
Ranitya juga berharap, ITTI menjadi katalisator bagi pertumbuhan kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS.
Melalui diskusi interaktif dan sesi jejaring, para peserta forum berkesempatan membangun koneksi baru, bertukar informasi, serta menjajaki peluang kemitraan strategis dengan Indonesia.
Baca juga: Delapan Eksportir Binaan Kemendag Jajaki Pasar Belanda, Tawarkan Produk Makanan hingga Kerajinan
“Indonesia berkomitmen untuk terus membuka diri terhadap pasar global dan mempererat hubungan dengan AS, khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Kemitraan ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis baru, memperluas jangkauan pasar, serta menjadi fondasi bersama dalam menghadapi tantangan ekonomi global,” tambahnya.
Diskusi panel juga menghadirkan narasumber lainnya, yaitu Kepala Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) New York, Tessal Maharizky Febrian.
Ia menyampaikan informasi regulasi terbaru dan berbagai kemudahan penanaman modal di Indonesia. Tessal menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah insentif dan reformasi untuk menyederhanakan proses investasi sekaligus memberikan kepastian hukum bagi investor, khususnya di sektor-sektor strategis.
“Berbagai insentif dan reformasi telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menyederhanakan proses investasi dan memberikan kepastian hukum bagi investor di berbagai bidang sektor strategis,” ungkapnya.
Selain itu, peluang investasi juga dipaparkan oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BSD City yang diwakili Vice President Sales & Business Development, Cita Vaga.
Ia memaparkan, BSD City menawarkan prospek bisnis yang menjanjikan dengan dukungan pengembangan infrastruktur, ekosistem digital, serta potensi di sektor teknologi, pendidikan, dan layanan kesehatan.
“Fasilitas dan peluang, didukung konektivitas dan ekosistem terintegrasi, menjadikan BSD City destinasi menarik untuk mengembangkan usaha di Indonesia,” kata Cita.
Perkuat Hubungan Perdagangan dan Investasi
Mengusung tema Business Beyond Borders, Culture Beyond Compare, ITTI Forum 2025 bertujuan memperkuat hubungan ekonomi sekaligus menggali peluang kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington, D.C. bekerja sama erat dengan Bank Indonesia New York dan Indonesia Investment Promotion Center.
ITTI Forum 2025 dibuka Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) Kedutaan Besar RI Washington D.C. Nidya Kartikasari. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya forum ini sebagai jembatan dalam memperkuat perdagangan dan investasi kedua negara.
“Indonesia berkomitmen mendorong peningkatan hubungan perdagangan bilateral serta menciptakan iklim investasi yang stabil, transparan, dan menarik bagi para investor internasional,” ujarnya di hadapan peserta forum yang terdiri atas asosiasi bisnis dan pelaku usaha dari wilayah Washington D.C., Virginia, dan Maryland.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia di New York, Wahyu Agung Nugroho, menyampaikan keynote speech yang mengulas prospek ekonomi Indonesia.
Menurutnya, kebijakan moneter Indonesia didukung sinergi bauran kebijakan dan prudent policy management yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
“Kondisi makroekonomi Indonesia yang resilien di tengah tantangan global merefleksikan kekuatan Indonesia sebagai mitra terpercaya untuk bisnis AS,” papar Wahyu.
Pada 2024, total perdagangan Indonesia dan AS tercatat mencapai USD38,2 miliar, atau tumbuh 11% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari angka tersebut, Indonesia membukukan surplus sebesar USD17,8 miliar.
Sementara itu, realisasi investasi AS di Indonesia pada kuartal IV 2024 mencapai USD874,7 juta sehingga menempatkan AS sebagai investor terbesar keenam di Indonesia pada periode tersebut. (SG-1)