SOKOGURU, KUALA LUMPUR- Indonesia membuka diri untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan para pemangku kepentingan internasional dan domestik untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI bersama International Trade Centre (ITC) juga memiliki program kerja sama bertajuk SheTrades Inisiatives Hub Indonesia yang memetakan peran perempuan di sektor perdagangan di Indonesia pada 2024.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan hal itu dalam sesi panel Global Power Hour bertema Women Pioneering Change Across Continents pada ASEAN Women Economic Summit (AWES) 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, 25 Mei 2025.
Baca juga: Wamendag Roro: Perempuan Maju, Ekonomi, Perdagangan Tangguh, 64,5% UMKM dimiliki Perempuan
“Program tersebut juga memberikan kontribusi signifikan bagi pemberdayaan perempuan di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kesiapan UMKM yang dikelola perempuan untuk terlibat dalam kegiatan ekspor melalui pelatihan dan pendampingan,” ujarnya seperti dikutip siaran resmi Kemendag, Senin, 26 Mei.
Indonesia, sambung Roro, sangat mengapresiasi kolaborasi tersebut dan membuka diri untuk kolaborasi yang lebih luas. Wamendag juga mengapresiasi kolaborasi yang telah dilakukan antara Pemerintah Indonesia dan negara-negara mitra.
Adapun AWES 2025 menyoroti tema Empowering Women, Energizing ASEAN: Pioneering Economic Integration for a Resilient Tomorrow.
Baca juga: Tinjau UMKM Tenun di Pekanbaru, Wamendag Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
Sesi Global Power Hour mempertemukan para pemimpin perintis dari seluruh ASEAN dan Teluk untuk mengeksplorasi bagaimana perempuan memelopori perubahan transformatif di seluruh benua, seperti mendorong pertumbuhan inklusif, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi geopolitik.
Diskusi tersebut membahas kepemimpinan kebijakan tingkat makro dan inisiatif tingkat mikro yang memberdayakan perempuan di negara-negara ekonomi berkembang.
Hadir dalam sesi tersebut Menteri Perdagangan Kamboja Cham Nimul dan CEO UOB Malaysia Ng Wei Wei. Bertindak sebagai moderator yaitu Menteri Investasi, Perdagangan, dan Perindustrian Malaysia Tengku Zafrul Aziz.
Baca juga: PM Anwar Ibrahim Resmi Buka KTT ke-46 ASEAN, Semangat Persaudaraan Hadapi Tantangan Bersama
AWES 2025 merupakan platform regional utama yang didedikasikan untuk memajukan kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh ASEAN.
Pertemuan puncak itu berlangsung pada 24--25 Mei 2025 di Kuala Lumpur dan diselenggarakan Women Leadership Foundation (WLF) bersama Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia.
Ekonomi hijau, energi terbarukan
Lebih lanjut, Wamendag Roro menambahkan, Indonesia juga mengapresiasi platform seperti Tokopedia dan Lazada, beserta pelaku sektor swasta domestik lainnya, atas upaya mereka untuk memperluas akses ekonomi melalui ekonomi digital bagi UKM yang dikelola perempuan dengan dukungan yang responsif pada kesetaraan gender.
Hal itu terutama melalui inisiatif peningkatan kapasitas, seperti program pelatihan.
Wamendag Roro juga menerangkan peran perempuan dalam upaya Indonesia menuju ekonomi hijau, khususnya di sektor-sektor seperti ekonomi sirkular dan energi terbarukan.
Melalui ekonomi sirkular, Kemendag melihat bisnis yang dipimpin perempuan terlibat aktif dalam inovasi daur ulang fesyen, kemasan, dan limbah makanan.
Di sektor energi terbarukan, sambung Roro, pihaknya bekerja sama dengan kementerian/lembaga lain, mendorong penerapan pelabelan ramah lingkungan, standar produk hijau, dan kebijakan pengadaan preferensial sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 pasal 4.
Regulasi tersebut mengatur Pemerintah Indonesia memastikan bahwa pengadaan umum yang bersumber dari UMKM menjadi langkah strategis untuk mendorong ekonomi yang inklusif.
“Di Indonesia, kepemilikan UMKM sebagian besar dipegang perempuan yang pada gilirannya, memperkuat peran ekonomi perempuan,” tambah Wamendag Roro dalam sesi panel tersebut.
Kemudian, ia menjelaskan, Kemendag menjajaki pengarusutamaan gender dalam perjanjian perdagangan mendatang dan mengembangkan kapasitas di kementeriannya untuk melakukan penilaian dampak dari penerapan kebijakan pada kondisi kesetaraan gender gender.
"Keberlanjutan harus inklusif. Dengan kata lain, perempuan harus menjadi pendorong sekaligus penerima manfaat ekonomi hijau," ujar Wamendag Roro.
Kementerian Perdagangan telah mendirikan Pusat Ekspor (Export Center) regional, termasuk klinik digital dan layanan terpadu untuk menyediakan pembinaan, pendampingan, dan penjajakan bisnis (business matching) guna membantu para pengusaha perempuan berekspansi ke pasar regional dan global.
Hal itu dijelaskan Wamendag Roro sebagai langkah Kementerian Perdagangan dalam mempromosikan inklusi digital dan memastikan UMKM yang dipimpin perempuan dapat mengakses peluang perdagangan baru melalui niaga-el (e-commerce) dan platform digital.
Penelitian SheTrades
Roro menyebut hal itu selaras dengan penelitian SheTrades yang menyoroti cukup besar pada keterampilan dan akses keuangan. Sorotan pada dua area tersebut menunjukkan sejauh mana kapasitas yang dimiliki perempuan pemilik UMKM di Indonesia.
“Hasil penelitian menggarisbawahi perlunya peningkatan akses dan kesadaran digital, khususnya di kalangan pengusaha skala kecil. Digitalisasi bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga tentang memastikan perempuan berdaya untuk bersaing dan memimpin dalam ekonomi digital,” tutur Wamendag.
Wamendag Roro juga menceritakan pengalaman dan advokasinya untuk menciptakan lebih banyak jalur bagi perempuan muda untuk memasuki politik, perdagangan, dan pembuatan kebijakan.
Ia menekankan pentingnya bimbingan, kesempatan, dan visibilitas bagi pelaku usaha perempuan.
Di Indonesia, perempuan memiliki kebebasan untuk mengakses pasar tenaga kerja. Namun, representasi mereka dalam posisi manajerial masih di angka 31,7%. Angka tersebut masih memiliki potensi signifikan untuk ditingkatkan di masa mendatang.
Wamendag Roro mengatakan sebagian besar advokasinya berakar pada pemberian ruang bagi perempuan, terutama perempuan muda, di ruang yang membentuk kebijakan perdagangan dan ekonomi. Dibutuhkan kepemimpinan yang mencerminkan masyarakat dan itu berarti mendobrak bias yang menghambat perempuan.
"Di Kementerian Perdagangan, kami berupaya mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar dalam perumusan kebijakan publik. Misalnya, dengan memberikan akses yang luas dan setara pada posisi kepemimpinan senior di tingkat Eselon 1 dan Eselon 2 tanpa mengorbankan prinsip meritokrasi dan kualitas kinerja," urai Wamendag Roro.
Indonesia juga mendorong keterwakilan perempuan di parlemen. Untuk periode 2024–2029, Indonesia telah mencapai jumlah anggota DPR perempuan tertinggi sejak era reformasi Indonesia, dengan 127 anggota perempuan. Semangat untuk memperluas partisipasi politik perempuan ini akan terus berlanjut hingga ke tingkat daerah. Sebagai pejabat publik perempuan, Wamendag Roro berkomitmen untuk memberikan kinerja terbaik dan mengadvokasi kesempatan yang lebih luas bagi perempuan dalam politik. (SG-1)