Soko Bisnis

Resmi! 291 Desa Wisata akan Dikelola Koperasi, Dimulai dari Desa Widosari di Yogyakarta

Desa Wisata Widosari jadi percontohan nasional transformasi Pokdarwis menjadi Koperasi Merah Putih. Kolaborasi dua kementerian diharap gerakkan ekonomi desa.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
11 Mei 2025
<p>Menpar Widiyanti Putri Wardhana dan Menkop Budi Arie Setiadi meninjau salah satu usaha Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di di Desa Widosari, Yogyakarta, (Dok,Kemenpar)</p>

Menpar Widiyanti Putri Wardhana dan Menkop Budi Arie Setiadi meninjau salah satu usaha Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di di Desa Widosari, Yogyakarta, (Dok,Kemenpar)

SOKOGURU, KULON PROGO – Desa Wisata Widosari di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini mencatat sejarah baru sebagai lokasi percontohan nasional program transformasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi Koperasi Merah Putih yang mandiri dan profesional.

Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) pada Jumat (9/5/2025).

Transformasi ini bertujuan mengubah pola pengelolaan desa wisata dari komunitas informal menjadi badan usaha berbasis koperasi modern.

Baca juga: Kemenkop dan Kemenpar Kolaborasi Kembangkan Desa Wisata Melalui Koperasi

“Pokdarwis yang selama ini menjadi motor penggerak pariwisata desa akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi koperasi dengan manajemen profesional,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.

Sebagai tahap awal, program percontohan akan diterapkan di 17 desa wisata unggulan, termasuk Desa Widosari, sebelum diperluas ke 291 desa penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Dari Pokdarwis ke Koperasi Modern

Desa Widosari dipilih karena keberhasilannya mengintegrasikan sektor pariwisata dengan ketahanan pangan serta pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan latar alam Perbukitan Menoreh yang memukau, desa ini mampu membangun model pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Baca juga: DPR RI Dorong Pengembangan Desa Wisata dan UMKM di Sumatera Selatan

Koperasi Merah Putih akan menjadi lembaga resmi yang mengelola aset wisata desa, mengakses permodalan, hingga mengembangkan usaha kolektif seperti homestay, kuliner, dan atraksi budaya.

Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi, menyebut transformasi ini merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025 terkait percepatan pembentukan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

“Ini bukan sekadar ganti nama, melainkan transformasi sistem. Koperasi akan didampingi secara manajerial, diberikan pelatihan wirausaha, serta difasilitasi permodalan dari LPDB KUMKM,” jelas Budi Arie.

Dorong Ekonomi Desa dan Pemerataan Pembangunan

Langkah ini juga sejalan dengan Misi Asta-Cita pemerintah, khususnya poin ke-6: “Membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi.” 

Koperasi diharapkan menjadi pilar ekonomi lokal yang mampu mendistribusikan keuntungan secara adil kepada anggota sekaligus mendanai program-program pengembangan desa.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, yang turut hadir dalam acara penandatanganan, menyatakan dukungan penuh terhadap transformasi ini.

“DIY memiliki lebih dari 200 desa wisata. Model koperasi ini akan memperkuat kemandirian dan keberlanjutan pariwisata desa,” ungkapnya.

Menuju 2029: Semua Desa Wisata Unggulan Jadi Koperasi

Meskipun menjanjikan, proses transformasi dari Pokdarwis ke koperasi tidak tanpa tantangan. Kementerian telah menyiapkan roadmap lengkap yang mencakup pelatihan administrasi koperasi, penyusunan AD/ART, dan strategi pemasaran digital.

Baca juga: Libatkan Kejagung! Menkop Budi Arie Kawal Ketat Program 80 Ribu Koperasi Desa Merah Putih

Targetnya, pada tahun 2029, seluruh desa wisata unggulan di Indonesia telah memiliki koperasi mandiri yang mampu menopang ekonomi daerah secara berkelanjutan.

“Kami ingin desa bukan sekadar objek pembangunan, tapi pelaku utama yang menggerakkan roda ekonomi lokal lewat pariwisata,” pungkas Menpar Widiyanti.

Dengan langkah besar ini, Widosari tak hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa berbasis koperasi di Indonesia. (*)