WAKIL Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, memimpin kunjungan kerja reses ke Provinsi Sumatera Selatan, Minggu (8/12), dengan fokus meninjau pengembangan desa wisata, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan industri kreatif sebagai pendukung sektor pariwisata.
Salah satu perhatian utama adalah penguatan daya saing produk khas daerah, seperti kain tenun songket yang menjadi ikon budaya Palembang.
Dalam kunjungan ini, Chusnunia bersama anggota Komisi VII mengunjungi Desa Wisata Kampung Pangan Inovatif dan Kampung Songket 26 Ilir.
Baca juga: Ansor Stokis, Langkah Strategis GP Ansor dan RMS untuk Dukung Rantai Pasok UMKM
Dorong UMKM Perbaiki Pemasaran dan Pengemasan Produk
Berdasarkan hasil tinjauan, ia menyoroti pentingnya perbaikan aspek pemasaran dan pengemasan produk UMKM yang dinilai masih kurang menarik.
“Kemasan adalah kesan pertama yang diterima konsumen. Kemasan yang menarik bisa meningkatkan daya tarik produk UMKM,” kata Chusnunia dalam keterangan pers, Minggu (8/12).
Baca juga: Ojol Tetap Bisa Nikmati BBM Subsidi, Menteri UMKM Beri Penegasan
“Kami mendorong kementerian terkait untuk mengalokasikan anggaran khusus guna mendukung pengembangan ini,” ujar Chusnunia di sela kunjungannya.
Selain kemasan, Chusnunia juga mencatat perlunya penataan etalase produk di toko-toko UMKM agar lebih menarik bagi wisatawan.
Di Desa Wisata Kampung Pangan Inovatif, tim Komisi VII DPR RI menemukan potensi besar yang masih memerlukan perbaikan, terutama dalam pengelolaan dan penataan destinasi agar desa ini dapat bersaing sebagai tujuan wisata unggulan.
Baca juga: DPR RI Dukung Desa Wisata Botubarani di Gorontalo Jadi Destinasi Wisata Internasional
Kunjungan ke Kampung Songket 26 Ilir turut membuahkan apresiasi terhadap upaya pelestarian kain tenun songket.
Namun, rombongan juga mendorong adanya peningkatan fasilitas dan promosi yang lebih masif untuk menarik wisatawan dan pembeli, sehingga kain tradisional ini dapat semakin dikenal hingga pasar internasional.
Komisi VII DPR RI menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pengembangan desa wisata dan UMKM.
Dukungan anggaran yang tepat sasaran juga dianggap sangat penting untuk mendorong sektor pariwisata berbasis budaya dan tradisi lokal.
“Kami optimistis, dengan kolaborasi yang baik, desa wisata seperti ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus menjaga warisan budaya Indonesia,” tutup Chusnunia.
Kunjungan kerja ini menjadi wujud komitmen DPR RI dalam mendukung penguatan ekonomi berbasis kearifan lokal serta daya saing produk-produk tradisional, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Selatan. (SG-2)