Soko Bisnis

3 Alasan Kenapa Mayoritas UMKM Gagal, Bisa Terjadi di Bisnis Kalian

kamu harus tahu. Kurangnya digitalisasi, minimnya perencanaan bisnis, dan ketidaksiapan menghadapi tren jadi penyebab utama kegagalan UMKM di Indonesia.

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
10 Mei 2025
<p>ilustrasi diskusi tim UMKM muda membahas strategi digitalisasi dan rencana bisnis untuk menghadapi tren pasar yang terus berubah. Foto: freepik.com</p>

ilustrasi diskusi tim UMKM muda membahas strategi digitalisasi dan rencana bisnis untuk menghadapi tren pasar yang terus berubah. Foto: freepik.com

SOKOGURU – Meski memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, mayoritas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Setidaknya ada tiga alasan utama yang menjadi penyebab utama kegagalan UMKM, menurut pengamatan para praktisi dan pelaku industri kreatif.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, hanya sebagian kecil UMKM yang mampu bertahan dalam jangka panjang. Banyak di antaranya yang tumbang dalam waktu kurang dari lima tahun.

Berikut adalah tiga penyebab utama kenapa banyak UMKM gagal bertahan:

1. Rendahnya Tingkat Digitalisasi

Meskipun mayoritas konsumen Indonesia sudah aktif secara digital, hanya sekitar 8% UMKM yang telah mengadopsi teknologi digital dalam bisnis mereka.

Di sisi lain, negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam masing-masing mencatatkan tingkat digitalisasi UMKM sebesar 65% dan 35%.

“UMKM kita masih dominan menggunakan cara-cara konvensional. Padahal konsumen sudah berpindah ke dunia digital,” kata praktisi bisnis dan pendiri komunitas Sevenpreneur, sebagaimana dikutip sokoguru.id dari kanal YouTube Raymond Chin, Sabtu, 10 Mei 2025.

Digitalisasi menjadi hal krusial mulai dari pemasaran, operasional, hingga layanan pelanggan. Namun, minimnya pemahaman dan akses terhadap teknologi membuat banyak pelaku UMKM ragu untuk bertransformasi.

2. Tidak Punya Rencana Bisnis yang Jelas

Salah satu faktor mendasar yang membuat UMKM tidak berkembang adalah tidak adanya rencana bisnis formal. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, hanya 17% pelaku UMKM yang memiliki *business plan* tertulis.

“Banyak yang masih mengandalkan insting atau perasaan dalam mengambil keputusan bisnis. Padahal, tanpa perencanaan yang terstruktur, UMKM akan kesulitan mengukur pertumbuhan dan bersaing dengan perusahaan besar,” tambahnya.

Padahal, bisnis kecil justru memiliki keunggulan dari sisi kecepatan dan fleksibilitas dalam merespons pasar. Hal ini akan lebih optimal bila didukung perencanaan bisnis yang matang.

3. Tidak Mampu Menyesuaikan Diri dengan Tren

Kegagalan UMKM juga sering kali disebabkan karena mereka tidak mampu menangkap perubahan tren pasar.

Banyak pelaku usaha yang meluncurkan produk atau layanan tanpa melakukan riset terlebih dahulu.

Data menunjukkan, sebanyak 74% UMKM tidak pernah melakukan riset pasar sebelum meluncurkan produk baru.

Selain itu, hanya sekitar 10% UMKM yang memanfaatkan data digital seperti Google Trends atau Google Analytics untuk membaca perilaku konsumen.

“Adaptasi terhadap tren bukan berarti ikut-ikutan yang sedang viral, tapi memahami perubahan kebutuhan konsumen dan menyesuaikan strategi bisnis secara tepat,” ujarnya.

Melalui program inkubasi dan pelatihan yang tepat, para pelaku UMKM diharapkan bisa membangun ketahanan bisnis yang lebih baik dan bersaing secara sehat di tengah perubahan ekonomi yang dinamis.(*)