SOKOGURU- Harga emas dunia kembali menjadi sorotan publik internasional setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah, imbas dari memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran.
Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap target di wilayah Iran, serta balasan rudal Iran ke Tel Aviv, telah mendorong kekhawatiran global dan meningkatkan permintaan terhadap aset aman seperti emas.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Juni 2025, harga emas naik tajam dan mencatatkan harga penutupan tertinggi sepanjang masa, menembus level US$3.432,19 per troy ons.
Penguatan ini menandai reli selama tiga hari berturut-turut, dengan total kenaikan mencapai 3,3% hanya dalam waktu singkat.
Baca Juga:
Investor global merespons perkembangan ini dengan beralih dari aset berisiko ke logam mulia, menciptakan dorongan signifikan terhadap harga.
Situasi geopolitik yang belum mereda memicu proyeksi baru bahwa harga emas bisa menembus US$4.000 per troy ons dalam waktu dekat, menurut laporan terbaru dari lembaga keuangan global seperti Goldman Sachs dan Bank of America.
Rekor Tertinggi Harga Emas Sepanjang Masa
Mengacu pada data Refinitiv, harga emas pada Jumat (3/6/2025) ditutup di US$3.432,19 per troy ons, naik 1,42% dalam sehari. Ini merupakan penutupan tertinggi dalam sejarah, melewati rekor sebelumnya yaitu US$3.424,30 per troy ons yang tercatat pada 21 April 2025.
Sementara itu, jika dihitung berdasarkan harga intraday, level tertinggi dalam perdagangan hari itu mencapai US$3.446,20 per troy ons, yang hanya sedikit di bawah rekor intraday tertinggi di US$3.500,05 per troy ons pada 22 April 2025.
Ketegangan terbaru dipicu oleh serangan udara Israel ke Iran pada Jumat pagi, yang kemudian dibalas dengan serangan rudal Iran ke wilayah Tel Aviv dan Yerusalem.
Teheran menyatakan bahwa mereka akan membuka "gerbang neraka", dan dalam pernyataannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa kampanye militer terhadap program nuklir Iran baru saja dimulai.
Menurut laporan media resmi IRNA, beberapa ledakan terdengar di wilayah utara Teheran, sementara militer Israel mengklaim bahwa Iran telah menembakkan lebih dari 100 rudal dalam beberapa gelombang serangan, sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel.
Analis pasar menyatakan bahwa ketidakpastian geopolitik menyebabkan kenaikan harga emas global, karena emas dianggap sebagai instrumen lindung nilai terhadap krisis dan inflasi.
Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures, menyebutkan bahwa pasar masih menunggu eskalasi lebih lanjut dari kedua negara, dan harga diperkirakan akan tetap tinggi.
Goldman Sachs memprediksi bahwa permintaan emas yang kuat dari bank sentral akan mendorong harga emas mencapai US$3.700/ons pada akhir 2025 dan tembus US$4.000 pada pertengahan 2026. Prediksi serupa datang dari Bank of America (BofA), yang melihat peluang harga emas mencapai US$4.000 per ons dalam 12 bulan ke depan.
Di pasar fisik, kenaikan harga emas menyebabkan penurunan permintaan di pusat-pusat utama Asia, seperti India dan China.
Di India, harga emas bahkan telah melampaui INR 100.000, level psikologis yang berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen.
Namun demikian, logam mulia tetap menjadi aset utama yang dicari saat terjadi ketegangan global, terutama di tengah ketidakpastian suku bunga global dan inflasi.
Selama sepekan terakhir, harga emas naik 3,7%, dengan konsistensi penguatan sejak awal pekan. Penutupan pada 3 Juni 2025 menjadi yang pertama kalinya emas kembali ke level US$3.400 sejak 6 Mei 2025.
Kendati begitu, para analis tetap berhati-hati menyikapi prediksi jangka pendek. Beberapa menyebut bahwa kenaikan emas akibat faktor geopolitik biasanya bersifat sementara, kecuali terjadi eskalasi besar atau perubahan kebijakan moneter yang signifikan.
Harga emas dunia kini berada di posisi paling krusial dalam sejarah perdagangan modern, didorong oleh ketegangan konflik Israel-Iran dan lonjakan permintaan terhadap aset aman.
Dengan tren penguatan yang belum menunjukkan tanda pelemahan, proyeksi harga emas menembus US$4.000 per ons menjadi sorotan utama investor global.
Dalam kondisi global yang terus berubah, emas tetap menjadi indikator utama untuk mengukur sentimen pasar terhadap risiko geopolitik dan stabilitas ekonomi internasional.(*)