SOKOGURU - Investasi emas semakin dilirik, apalagi di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti. Meskipun harga emas semakin melejit, pasti selalu muncul pertanyaan, "Kapan waktu terbaik untuk beli emas? Saat harganya turun, atau justru saat naik?"
Pertanyaan tersebut terutama muncul bagi investor pemula. Keraguan merupakan hal yang lumrah, saat seseorang merasakan ketidakpastian.
Maka, jawabannya tidak sesederhana naik atau turun. Karena dalam investasi, yang paling penting bukan hanya harga, tetapi strategi dan tujuan keuanganmu.
Lalu, bagaimana cara terbaik membeli emas supaya untung? Apakah beli di saat naik atau turun? Ini penjelasannya!
Mengenal Karakteristik Harga Emas
Sebelum bicara timing, penting untuk tahu bahwa emas memiliki karakteristik:
- Cenderung stabil dan naik dalam jangka panjang
- Fluktuatif dalam jangka pendek karena terpengaruh faktor global: inflasi, suku bunga, nilai tukar dolar AS, dan ketegangan geopolitik
Artinya, harga emas bisa naik turun harian, tapi secara historis, nilainya terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Waktu Terbaik untuk Membeli Emas Pakai 3 Strategi Populer
1. Beli Saat Harga Turun (Buy the Dip)
Ini strategi umum: beli ketika harga sedang turun, berharap akan naik lagi. Cocok bagi investor aktif yang memantau harga harian.
Kelebihannya ialah potensi keuntungan besar bila harga naik setelahnya
Namun, ada juga kekurangannya yaitu butuh waktu dan kejelian analisa pasar
Risiko FOMO atau salah ambil keputusan jika harga justru terus turun
Tips: Pantau harga harian emas lewat situs seperti harga-emas.org, logammulia.com, atau aplikasi Pegadaian.
2. Beli Secara Rutin (Strategi Dollar-Cost Averaging)
Dengan strategi ini, kamu beli emas secara rutin dalam nominal tetap, misalnya Rp100.000 per minggu atau Rp500.000 per bulan. Tak peduli harga naik atau turun.
Cocok untuk pemula dan yang ingin investasi jangka panjang tanpa ribet
Keuntungannya:
Harga beli rata-rata (tidak terlalu tinggi atau rendah)
Menghindari stres mikirin fluktuasi harga
Lebih konsisten dalam membangun aset
Baca Juga:
3. Beli Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi
Ketika terjadi krisis global, inflasi tinggi, atau konflik geopolitik, investor global cenderung “lari” ke emas. Ini membuat harganya naik tajam.
Tapi jika kamu sudah punya emas sebelum krisis, kamu bisa cuan besar saat harga melonjak. Oleh karena itu, investasi lebih baik dilakukan sebelum situasi memburuk.
Berikut ini simulasi pemberlian emas saat harga turun vs. beli rutin:
- Beli saat turun bulan ke-1 Rp950.000 vs beli rutin Rp950.000 (beli Rp500rb)
- Beli saat turun bulan ke-2 Rp1.000.000 vs beli rutin Rp1.000.000 (beli Rp500rb)
- Beli saat turun bulan ke-3 Rp1.100.000 vs beli rutin Rp1.100.000 (beli Rp500rb)
Total Investasi jika kamu beli saat harga turun dapat 1,5 gram. Sedangkan beli secara rutin, maka dapat 1,42 gram (lebih rata).
Harga tersebut cuma simulasi ilustrasi! Kalau pakai strategi beli rutin, kamu dapat mempertahankan kebutuhan finansial lainnya.
Sedangkan, strategi beli saat turun, bisa jadi momen yang ditunggu tidak ada atau terlewat, apalagi jika tidak rajin memantaunya.
Baca Juga:
Jadi, Kapan Waktu Terbaik Beli Emas?
Jawaban realistisnya adalah:
- Beli saat harga turun kalau kamu siap menganalisa dan ambil risiko
- Beli secara rutin (DCA) jika kamu ingin aman, stabil, dan tanpa stres
- Hindari beli karena FOMO saat harga sedang memuncak drastis
Yang paling penting ialah sesuaikan dengan tujuan dan kemampuan finansialmu. Emas itu bukan alat cuan cepat, tapi pelindung nilai jangka panjang.(*)