Soko Berita

BSI Tampil di Markas PBB! Ungkap Strategi Keuangan Syariah Dukung SDGs dan Net Zero Emission

BSI tampil di markas PBB New York mempresentasikan keuangan syariah sebagai solusi pembiayaan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan Net Zero Emission 2060.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
30 April 2025

 Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali mewakili Indonesia pada forum internasional Side Event of 2025 United Nations ECOSOC Forum on Financing for Development (FFD) di Markas Besar PBB, New York, AS. (Dok.BSI)

SOKOGURU, NEW YORK, AS – Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia.

Dalam forum internasional Side Event of 2025 United Nations ECOSOC Forum on Financing for Development (FFD) yang digelar di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS), BSI mempresentasikan konsep keuangan syariah sebagai solusi inovatif untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

RI Dukung SDGs Berbasis Syariah

Kehadiran BSI menjadi simbol bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam peta keuangan global, khususnya dalam mendukung pembiayaan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip syariah.

Baca juga: BSI Rayakan Hari Kartini dan Hari Bumi 2025: Perempuan Hebat, Bumi Sehat!

Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menegaskan bahwa keuangan syariah memiliki keunggulan dalam hal inklusivitas dan keadilan sosial.

“Prinsip syariah tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi riil, tapi juga menjunjung tinggi transparansi, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan,” tegasnya.

BSI Soroti Peran Keuangan Syariah

Dalam paparannya, BSI menyoroti peran keuangan syariah dalam menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini masih underbanked dan unbanked.

Hal ini menjadikan keuangan syariah relevan dengan nilai-nilai SDGs, khususnya dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan mendukung kesejahteraan sosial.

Komitmen Nyata BSI Menuju Masa Depan Hijau

Tak hanya berbicara konsep, BSI telah membuktikan langkah konkretnya. Dalam mendukung target Net Zero Emission Indonesia 2060, BSI menggelar inisiatif Green Business Culture, menggunakan platform Digital Carbon Tracking.

BSI juga mendorong penyaluran pembiayaan ramah lingkungan khususnya ke sektor UMKM, energi bersih, dan produk hijau.

Baca juga: Biaya Haji Makin Mahal, Tapi Emas Jadi Solusinya — Ini Cara BSI Bantu Nasabah

BSI juga menggandeng Bappenas dalam memajukan ekosistem syariah nasional melalui program Green Zakat yang menyelaraskan zakat dengan agenda pembangunan berkelanjutan.

3 Pilar ESG BSI: Lebih dari Sekadar Perbankan

Dalam implementasi prinsip ESG (Environment, Social, Governance), BSI memiliki tiga pilar utama:

1. Sustainable Banking – Tata kelola, produk keuangan inovatif, dan pembiayaan berkelanjutan.

2. Sustainable Operation – Transformasi digital, pengurangan emisi karbon, dan keamanan data.

3. Sustainable Beyond Banking – Optimalisasi zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) demi kesejahteraan sosial.

BSI Bergabung dalam UNEP FI

BSI juga memperkuat komitmen globalnya dengan bergabung dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) dan menandatangani Principles for Responsible Banking, menjadikannya bank syariah Indonesia yang visioner dan berkelas dunia.

Sukuk Keberlanjutan: Inovasi Investasi Syariah Ramah Lingkungan

BSI tak ketinggalan menggarap pasar investasi hijau lewat produk unggulannya: Sustainability Sukuk.

Instrumen ini mengusung kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan dan Sosial yang memberikan manfaat ekonomi sekaligus dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

Baca juga: Cicil Emas BSI Tembus Rp7,3 Triliun! Masyarakat Ramai-Ramai Nabung Emas untuk Masa Depan

BSI mencatat sejarah sebagai penerbit pertama Sukuk Keberlanjutan di Indonesia, senilai Rp3 triliun, yang telah terbukti memberikan impact sosial dan lingkungan secara terukur.

Membawa Indonesia Tampil di Panggung Dunia

Keikutsertaan BSI di forum PBB menunjukkan bahwa Indonesia memiliki perbankan syariah yang bukan hanya kompeten, tapi juga visioner dalam mendukung transformasi dunia menuju pembangunan berkelanjutan.

Hal ini juga merupakan sebuah langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau, adil, dan inklusif. (*)