Soko Berita

Binojakrama 2025: Aksi Dalang Muda Bandung Hidupkan Kembali Kejayaan Wayang Golek!

Kota Bandung kembali menghidupkan seni budaya wayang golek lewat Binojakrama Padalangan 2025. Sebanyak 14 dalang tampil memukau, termasuk para dalang muda.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
20 Mei 2025
<p>Binojakrama Padalangan 2025, sebuah pertunjukan kolaboratif yang membuktikan bahwa wayang golek belum habis masa keemasannya di di halaman Kantor Kelurahan Cisaranten Endah, Kota Bandung, (Dok.Pemkot Bandung)</p>

Binojakrama Padalangan 2025, sebuah pertunjukan kolaboratif yang membuktikan bahwa wayang golek belum habis masa keemasannya di di halaman Kantor Kelurahan Cisaranten Endah, Kota Bandung, (Dok.Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG: Di tengah terpaan budaya digital dan gempuran hiburan modern, Kota Bandung tak kehilangan arah dalam menjaga akar budayanya. 

Sabtu malam itu 17 Mei 2025, di halaman Kantor Kelurahan Cisaranten Endah, Kota Bandung, suara gending Sunda mengalun, diiringi gamelan yang menandai dimulainya Binojakrama Padalangan 2025 — sebuah pertunjukan kolaboratif yang membuktikan bahwa wayang golek belum habis masa keemasannya.

Sebanyak 14 dalang tampil silih berganti, membawakan lakon-lakon klasik yang sarat filosofi dan pesan moral. 

Baca juga: Pemkab Bekasi Hidupkan Budaya Sunda Lewat Wayang Golek di Pesta Rakyat Lebaran

Tak hanya para maestro tua, dalang-dalang muda juga unjuk gigi, membawa semangat baru ke dalam panggung yang selama ini dihuni generasi terdahulu. Inilah bukti nyata bahwa regenerasi seniman pedalangan sedang bergerak.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang hadir langsung malam itu, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.

“Saya sangat bangga melihat antusiasme para dalang muda yang turut meramaikan ajang ini,” ucap Erwin. 

“Regenerasi dalang adalah kunci utama kelestarian wayang golek purwa. Tanpa generasi penerus, seni wayang hanya akan menjadi kisah nostalgia,” ujarnya penuh semangat.

Baca juga: Bale Pakuan Diserbu Warga! Layanan Kesehatan Gratis dan Wayang Golek Jadi Daya Tarik

Tak hanya sekadar pagelaran, Binojakrama Padalangan 2025 merupakan proyek ambisius yang digarap oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bersama Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Kota Bandung. 

Visi utamanya jelas: melestarikan wayang golek sebagai warisan budaya tak ternilai, dan mencetak dalang-dalang muda bertalenta.

Menjaga Api Tradisi di Tengah Arus Modernisasi

Di tengah serbuan budaya pop, cara menjaga kesenian tradisi bukan dengan melawan zaman, tapi beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Itulah pesan yang terus digaungkan Erwin kepada para pelaku seni muda.

“Wayang harus merangkul budaya kekinian tanpa kehilangan jati diri. Cerita-cerita penuh ajaran silih asih, silih asah, silih asuh harus dikemas secara kreatif agar tetap relevan,” kata Erwin.

Ia menyebut nama-nama legendaris seperti almarhum Asep Sunandar Sunarya dan Dede Amung Sutarya sebagai contoh nyata bahwa inovasi dan akar budaya bisa berjalan berdampingan.

 “Mereka membuktikan bahwa wayang golek bisa bersinar di panggung global,” ujarnya.

Magnet Wisata dan Mesin Ekonomi Kreatif

Tak hanya urusan estetika budaya, Binojakrama 2025 juga menjadi strategi untuk mendongkrak sektor ekonomi kreatif dan pariwisata budaya Kota Bandung. 

Dengan kemasan yang lebih kekinian dan promosi digital yang masif, Erwin berharap wayang golek bisa jadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Baca juga: Rayakan Idul Fitri, Bupati Bekasi Ade Kuswara Siap Suguhkan Wayang Golek Giri Harja 3 Bandung

“Wayang harus menjadi magnet wisata, sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif para dalang, pengrajin, dan pelaku budaya lainnya,” tuturnya.

Melalui ajang ini, Erwin juga mendorong penggunaan media sosial, teknologi, hingga kolaborasi lintas sektor agar cerita-cerita klasik bisa dinikmati generasi milenial dan Gen Z tanpa kehilangan makna.

“Jadilah dalang yang melek zaman. Gunakan media sosial, teknologi, dan kolaborasi untuk menyampaikan kisah-kisah wayang dengan cara yang segar,” pesannya.

Melangkah dengan Semangat ‘Ulah Mundur Ti Galur

Binojakrama Padalangan 2025 adalah lebih dari sekadar panggung. Ia adalah panggilan hati untuk menjaga warisan leluhur agar tidak terkubur dalam sunyi. 

Di tengah kemajuan zaman, Bandung ingin tetap berdiri sebagai benteng budaya Sunda, sambil melangkah dengan semangat baru dan optimisme.

Dengan tema ‘Ulah Mundur Ti Galur, Ulah Luntur Ti Marwah’, ajang ini bukan hanya nostalgia, tapi deklarasi. Bahwa wayang golek bukan peninggalan masa lalu, melainkan identitas yang harus tetap bersinar di masa depan. (*)