SOKOGURU, BEKASI: Kendati hujan mengguyur sejak Jumat sore, 18 April 2025, semangat warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tak ikut surut.
Ribuan pasang mata tetap setia menatap panggung pertunjukan yang menyuguhkan seni budaya khas Sunda—Wayang Golek—di tengah udara malam yang dingin.
Rasa cinta pada budaya lokal seolah menyatu dalam semarak perayaan Lebaran dan Pesta Rakyat yang digelar di Central Park Meikarta, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Rayakan Idul Fitri, Bupati Bekasi Ade Kuswara Siap Suguhkan Wayang Golek Giri Harja 3 Bandung
Sekitar 1.000 warga datang memenuhi area acara untuk menyaksikan penampilan memukau dalang ternama dari Giri Harja 3 Bandung, Dadan Sunandar Sunarya.
Dengan iringan musik gamelan yang khas, pertunjukan Wayang Golek ini dimulai sejak pukul 19.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari.
Tak sedikit penonton yang bertahan hingga akhir, larut dalam cerita dan filosofi yang disampaikan lewat boneka kayu penuh ekspresi itu.
Lebaran Bernuansa Budaya Lokal
Kemeriahan ini bukan sekadar hiburan. Di balik panggung dan cahaya lampu, terselip makna mendalam: silaturahmi, rasa syukur, dan pelestarian budaya.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, S.H., yang turut hadir sebagai tuan rumah, menyampaikan bahwa acara ini menjadi wadah temu hangat antara pemerintah daerah dan masyarakat.
“Acara ini merupakan bentuk rasa syukur kami, sekaligus momentum mempererat tali silaturahmi di hari yang penuh kemenangan,” ujarnya.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, S.H. (tengah), (Dok,Pemkab Bekas)
Ia menambahkan, momen halal bihalal ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat terhadap budaya tradisional.
Tak hanya masyarakat umum, berbagai tokoh penting daerah, seperti anggota Forkopimda, para ulama, dan pimpinan organisasi kemasyarakatan, juga hadir.
Baca juga: Usai Libur Lebaran, ASN Kabupaten Bekasi Diminta Gas Pol Layani Publik
Ini menandakan kuatnya sinergi antara pemerintah dan elemen masyarakat dalam menjaga nilai-nilai budaya.
Wayang Golek, Cermin Kearifan Lokal
Pemilihan Wayang Golek sebagai suguhan utama bukan tanpa alasan. Di tengah arus globalisasi, Pemkab Bekasi menunjukkan komitmennya untuk terus menghidupkan warisan budaya Sunda.
Baca juga: Bale Pakuan Diserbu Warga! Layanan Kesehatan Gratis dan Wayang Golek Jadi Daya Tarik
Wayang golek tak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
“Dalam setiap momen syukuran, Pemkab Bekasi selalu menyuguhkan wayang sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya,” jelas Bupati Ade Kuswara.
Bagi masyarakat Bekasi, wayang golek bukan sekadar tontonan. Wayang golek adalah bagian dari identitas, kenangan masa lalu, dan jembatan nilai-nilai luhur yang terus diwariskan ke generasi berikutnya.
Merayakan Lebaran, Merawat Warisan
Dengan balutan budaya yang kental, perayaan Lebaran tahun ini terasa berbeda. Tak hanya sebagai ajang berkumpul dan bersilaturahmi, tapi juga sebagai ruang untuk menyatukan langkah dalam menjaga kekayaan budaya.
Pertunjukan wayang golek ini menjadi simbol bahwa di tengah modernisasi, budaya lokal tetap mendapat tempat istimewa di hati masyarakat.
Dan di sinilah Pemkab Bekasi berperan penting, menjadi garda depan dalam menjaga dan merawat kearifan lokal yang semakin langka.
Lebaran boleh datang setiap tahun, tapi warisan budaya seperti wayang golek membutuhkan perawatan dan panggung yang terus menyala—seperti yang malam itu terjadi di jantung Bekasi, di tengah rintik hujan dan gemuruh gamelan yang tak pernah padam. (SG-2)