MERESPON prediksi BMKG terkait potensi kekeringan yang diperkirakan akan berlangsung dari Juli hingga Oktober mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai meninjau pompanisasi di sejumlah daerah.
Pada Rabu (26/6) Presiden meninjau langsung pelaksanaan bantuan pompa untuk pengairan sawah dan pertanian (pompanisasi) di Desa Bapeang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Kepala Negara mengatakan saat ini semua negara terdampak gelombang panas dan kekeringan panjang. Karena itu, semua negara mengalami penurunan produksi beras.
Baca juga: Pompanisasi akan Ada di Semua Provinsi yang Dilanda kekeringan pada Juli- Oktober
"Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri. Negara kita juga sama, perkiraan dari BMKG nanti Juli, Agustus, September, Oktober dan mudah-mudahan enggak terus itu akan ada gelombang panas, kekeringan, yang itu harus diantisipasi. Oleh sebab itu disiapkan dulu antisipasinya, yang namanya pompanisasi," ujarnya kepada wartawan seusai peninjauan.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan pompanisasi di seluruh tanah air akan melibatkan distribusi awal sebanyak 20 ribu unit pompa, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi sekitar 70 ribu unit.
"Untuk apa? Ya seperti ini, air yang di bawah sawahnya agak ke atas, enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil, pompa. Tapi ini menjadi sangat krusial," jelasnya.
Baca juga: Tersebar di 17 Kecamatan Kementan Pastikan Program Pompanisasi di Sukabumi Lancar
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga berinteraksi langsung dengan para petani. Menurut petani setempat, keberadaan pompa sudah memungkinkan peningkatan frekuensi panen.
"Ya yang dulunya dua (kali panen) bisa jadi tiga. Yang sebelumnya satu (kali panen) bisa jadi dua atau tiga," ucapnya, menandakan peningkatan signifikan dalam produktivitas pertanian.
Untuk wilayah Kotawaringin Timur sendiri, lanjut Presiden, pemerintah telah mendistribusikan 31 pompa yang saat ini baru bisa mengairi 435 hektare dari total 7.600 hektare potensi sawah tadah hujan yang ada.
Baca juga: Presiden: Antisipasi Tantangan Krisis Iklim Gunakan Smart Agriculture
Presiden menambahkan bahwa Kementerian Pertanian akan berupaya memenuhi kebutuhan pompa secara keseluruhan untuk memastikan seluruh area dapat tercukupi.
Mantan Walikota Solo itu juga menyampaikan bahwa Kotawaringin Timur memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga pangan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya. Menurutnya, jika produksi padi di kabupaten sekitar naik, maka surplusnya akan dibawa ke IKN.
"Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali jadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja, tapi juga kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi," tuturnya.
Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi langkah antisipatif yang strategis dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim yang semakin tidak terduga.
"Wilayah ini memiliki potensi luas sawah tadah hujan 7.620 ha, di mana 30 pompa yang tersedia ini mampu mengairi lahan seluas 435 ha , dan diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 ke IP 300 dengan sumber air berasal dari Sungai Peang," katanya.
Mentan mengatakan, dampak pompanisasi terhadap produksi Gabah Kering Giling (GKG) sangat signifikan, terutama dalam menghasilkan tambahan sebesar 2.784 ton, yang merupakan kenaikan sebesar 9,82% dari tahun sebelumnya.
"Setiap pompa memiliki target luas pelayanan yang ambisius, dengan masing-masing pompa 3 inch mampu mengairi 10 ha per musim tanam, sementara pompa 4 inch mampu menggarap 15 hektare, dengan total luas 1.215 ha untuk tiga musim tanam," jelasnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor. (SG-1)