Pertanian

Kementan Gencarkan Pompanisasi untuk Atasi Kekeringan Lahan Sawah

Langkah pompanisasi diambil sebagai bagian dari upaya mitigasi kekeringan, khususnya untuk memastikan lahan sawah tetap produktif.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
26 Agustus 2024
Kegiatan program pompanisasi di Desa Pasir Kembang, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten. (Dok.Kementan)

UNTUK menghadapi ancaman kekeringan panjang yang mengancam sektor pertanian, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menggencarkan program pompanisasi secara masif. 

 

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mitigasi kekeringan, khususnya untuk memastikan lahan sawah tetap produktif.

 

Menyusul arahan langsung dari Mentan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab program Percepatan Tanam (PAT) di Provinsi Banten, memimpin distribusi pompa air ke berbagai daerah yang terdampak. 

 

Baca juga: Kemendagri Minta Semua Kepala Daerah Perkuat Program Pompanisasi

 

Salah satu lokasi yang menjadi fokus perhatian adalah Desa Pasir dan Pagedangan, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. 

 

Setelah distribusi dilakukan, Heru dan tim melanjutkan dengan monitoring intensif untuk memastikan pompa yang didistribusikan benar-benar terpasang dan berfungsi optimal.

 

Pada Minggu (25/08), Heru melakukan kunjungan ke Desa Pasir Kembang, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Banten. 

 

Di sana, ia bertemu dengan anggota Kelompok Tani (Poktan) Karya Tani dan Poktan Mekar Tani, yang masing-masing mengelola lahan sawah seluas 40 hektare. 

 

Kunjungan ini bukan hanya untuk melihat hasil distribusi pompa, tetapi juga untuk mendengarkan langsung kendala yang dihadapi petani di lapangan.

 

Baca juga: Pompanisasi akan Ada di Semua Provinsi yang Dilanda kekeringan pada Juli- Oktober

 

Kendala di Lapangan: Pembatasan BBM Subsidi

 

Salah satu masalah utama yang disampaikan oleh para petani adalah pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi. 

 

Dengan kebutuhan yang tinggi untuk mengoperasikan pompa air, pembatasan ini menjadi kendala serius karena BBM yang diperuntukkan hanya cukup untuk 12 kelompok tani per hari. 

 

Padahal, banyak kelompok tani lainnya yang juga sangat membutuhkan BBM untuk menghidupkan pompa guna mengairi sawah yang kering.

 

Menanggapi keluhan ini, Heru memastikan bahwa pemerintah akan terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan para petani di lapangan. 

 

Ia juga menekankan pentingnya perawatan pompa yang telah didistribusikan.


 "Pompa ini adalah alat vital bagi petani dalam menghadapi kekeringan. Kami berharap para petani dapat merawatnya dengan baik agar tetap berfungsi optimal dalam mengairi lahan sawah," ujar Heru.

 

Baca juga: Tersebar di 17 Kecamatan Kementan Pastikan Program Pompanisasi di Sukabumi Lancar

 

Upaya Terus Berlanjut

 

Program pompanisasi ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek dalam mengatasi kekeringan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.

 

Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama yang erat dengan para petani, Kementan optimis bahwa tantangan kekeringan dapat diatasi, dan produktivitas pertanian di Indonesia tetap terjaga.

 

Langkah-langkah seperti ini menunjukkan komitmen kuat Kementan dalam mendukung sektor pertanian, terutama di saat-saat krisis seperti kekeringan. 

 

Para petani pun diharapkan dapat terus bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga keberlangsungan pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. (SG-2)