Pariwisata

Program ‘Destinasi Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon’ Siap Diluncurkan April Mendatang

Terkait program ‘Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon’, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno turut memberi apresiasi.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
27 Maret 2024
Sesi talkshow "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang dihadiri Menparekraf Sandiaga Uno yang membahas "Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon" pada Senin (25/3). (Dok.Kemenparekraf)

DALAM upaya memperkenalkan nilai-nilai sejarah sekaligus menggeliatkan pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus), program "Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon" siap diluncurkan. 

 

Program yang diinisiasi oleh Yayasan Badan Wakaf Kasepuhan Cirebon  telah mendapatkan dukungan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya Pariwisata dan Pj Wali Kota Cirebon pada 27 Februari 2024 di Cirebon, Jawa Barat.

 

Terkait program ‘Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon’, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno turut memberi apresiasi.

 

Baca juga: ‘Sumarak Ramadhan 2024’ Diharap Kian Perkuat Ekosistem Pariwisata Halal di Sumbar

 

."Nilai sejarah yang terkandung dalam kawasan heritage menjadi sebuah keunikan dan karakter khas sebuah destinasi wisata. Karenanya saya sangat mengapresiasi gagasan ini," kata Sandiaga dalam sesi talkshow "The Weekly Brief With Sandi Uno", Senin (25/3).

 

Jakarta dan Cirebon memiliki ikatan sejarah yang sangat erat. Pada 22 Juni 1527, Sunda Kelapa dibebaskan dari penjajahan Portugis oleh panglima perang Sunan Gunung Jati, Fatahillah, yang juga merupakan menantu dari Sunan Gunung Jati dari Cirebon.

 

Berdasarkan catatan sejarah tersebut, maka tema wisata edu heritage yang diangkat yakni "Sunda Kelapa-Keraton Kesepuhan Cirebon, Jejak 500 Tahun Jayakarta”.

 

Tema ini menghadirkan nilai-nilai amanah Sunan Gunung Jati "Ingsun Titip Tajug lan Faqir Miskin" akan dikemas dalam beberapa tipe paket atau program wisata kepada wisatawan.

 

Soft launching program wisata edu heritage akan dilaksanakan  pada 21 April 2024 di Keraton Kasepuhan Cirebon bersamaan dengan kegiatan tradisi keraton setiap 10 Syawal setiap tahunnya yang menjadi rangkaian acara “Grebeg Syawal”.

 

Baca juga: Gandeng Komunitas, Pemkot Terus Kembangkan Potensi Pariwisata Kota Yogyakarta

 

Ketua Yayasan Badan Wakaf Kesepuhan Cirebon, Ahmad Jazuli, berharap melalui inisiasi bersama sama dengan Pemerintah Kota Cirebon dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta dukungan dari Kemenparekraf ini, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya dari Jakarta ke Cirebon.

 

Menurut keterangan Ahmad Jazuli, Keraton Kasepuhan Cirebon masih menjalankan adat istiadat dan tradisi yang kuat. 

 

Dalam setahun setidaknya ada 42 adat istiadat dan tradisi yang masih berjalan. 

 

"Maka dari itu, peluang ini kita kemas menjadi paket wisata edu heritage yang bisa memberikan pencerahan budaya kepada generasi muda," ujarnya.

 

Ketua Umum Forum Silahturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Yang Mulia Karaeng Turikale VIII Maros, Sulsel, Brigjen Pol (P) Dr. A.A Mapparessa menyampaikan, paket wisata yang dikemas dalam konsep edu heritage menyajikan beragam atraksi menarik. 

 

"Saya rasa model edu heritage ini juga akan menjadi salah satu model untuk bisa direplikasi di keraton-keraton lainnya,” jelasnya. 

 

“Dan kami berharap ini bisa menjadi pilot project bagi pengembangan destinasi wisata keraton untuk menjadi destinasi wisata sejarah unggulan," ujar Yang Mulia Karaeng Turikale VIII Maros.

 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, menambahkan Cirebon memiliki banyak daya tarik unggulan. 

 

Baca juga: Kemenparekraf Terus Kembangkan Potensi Pariwisata Indonesia Tengah dan Timur

 

Daya tarik yang dimiliki Cirebon mulai dari Tari Topeng, Kereta Barong, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Gua Sunyaragi, hingga Ziarah Makam Sunan Gunung Jati. 

 

Pada tahun 2024 ini, Kota Cirebon juga akan mengembangkan lima destinasi wisata baru yang berbasis heritage atau cagar budaya. 

 

"Sehingga aspek pelestarian, pemanfaatan, pengembangan, dan pemberdayaannya tetap terjaga. Jadi ini akan menjadi modal kami untuk menetapkan desain pengembangan pariwisata berbasis budaya ke depan," kata Agus. (SG-2)